Tuesday 7 July 2009

pemilu semanis permen

Pemilu Semanis Permen;

“Sebuah Hadiah Terindah Untuk Indonesia Kita Tercinta”

Oleh: Nunik Nurhayati/ FH UNS/ 2005

Wakil rakyat…, seharusnya merakyat.

Jangan tidur waktu sidang soal rakyat…”

(lirik oleh Iwan Fals)

Masih ingat dalam bayangan kita bagaimana lagu tersebut dinyanyikan dengan nada-nada yang sederhana sehingga lirik-lirik yang berupa kritikan pedas untuk pemerintah menjadi lagu yang enak untuk didengar. Padahal lagu yang mulai populer pada era 90-an tersebut, sempat mendapat penjegalan sepihak oleh pemerintah yang saat itu sedang berkuasa. Sepintas, lirik lagu diatas menyiratkan akan sebuah harapan besar rakyat Indonesia kepada wakil-wakilnya yang menduduki bangku legislatif di struktur pemerintahan Republik Indonesia untuk bisa menyalurkan aspirasi masyarakat. Harapan besar yang berarti bahwa wakil-wakil rakyat masih dibutuhkan keberadaannya untuk bisa melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai amanat perundang-undangan yang berlaku.

Sekarang sudah era tahun 2000-an dan entah kenapa lagu tersebut masih enak untuk didengar sampai saat ini. Apakah karena memang alunan nadanya yang mengalirkan harmoni-harmoni yang nyaman untuk didengar oleh telinga atau karena maksud dari lirik-lirik lagu tersebut masih relevan sampai saat ini?

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dalam pembukaannya, mengamanatkan bahwa salah satu tugas pemerintah adalah memajukan kesejahteraan umum. Amanat yang mempunyai arti lebih dari sekedar tugas biasa dimana sebuah amanat adalah kewajiban hakiki yang harus dijalani dengan sungguh-sungguh. Tapi kenyataannya, banyak fakta-fakta yang memperlihatkan bahwa kinerja pemerintahan Indonesia -terutama dalam bidang legislatif- banyak mengecewakan masyarakat. Banyak tertangkapnya anggota dewan yang terjebak dalam kasus korupsi, rancangan undang-undang atau rancangan peraturan daerah yang terbengkalai, aliran dana APBN atau APBD yang tidak transparan, dan masih banyak kasus lain yang apabila dipaparkan dan sampai terdengar ke negara lain, hanya akan membuat malu bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat. Itulah alasan mendasar yang melatarbelakangi kenapa akhirnya kritikan untuk pemerintah dengan ragam cara masih sering dijumpai hingga saat ini. Mugkin, ini juga yang menjadi jawaban kenapa lagu Iwan Fals masih enak untuk didengar hingga saat ini.

Dalam sejarah Indonesia, setiap lima tahun sekali diadakan Pemilihan Umum yang bertujuan untuk memilih wakil rakyat. Dan mulai tahun 2004, pemilihan umum juga bertujuan untuk memilih Presiden dan wakilnya secara langsung. Lima tahun setelah tahun 2004 adalah tahun 2009. Itu artinya, pada tahun 2009 ini bangsa Indonesia akan mengadakan sebuah pesta demokrasi besar dimana akan terjadi transisi kekuasaan dari pemerintahan yang lama ke pemerintahan yang baru. Seperti yang sudah terlewat, pesta demokrasi besar itu akhirnya juga akan berlalu begitu saja dan tidak mempunyai efek perubahan yang lebih baik kedepannya dimana keadaan masih sama seperti yang sebelumnya. Parameter ringannya adalah lagu Iwan Fals tersebut mungkin masih relevan untuk kedepannya.

Lantas, apakah makna pemilu untuk bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Jangan-jangan pemilu hanya sebagai sebuah agenda rutinan setiap lima tahun sekali dengan anggaran yang sangat besar, peserta partai politik yang semakin beragam, metode pencoblosan yang berbeda-beda, tanpa adanya perubahan yang lebih baik untuk Indonesia kedepannya. Kalau seperti itu, wajar saja jika akhirnya masyarakat yang tidak memilih -atau sering disebut golput- meraih suara terbanyak dalam pemilihan umum kali ini. Hal itu dikarenakan animo mereka yang sudah begitu kecewa setelah selama ini yang terjadi.

Tapi sayangnya, Indonesia adalah negara yang terkenal dengan budi luhurnya dan semangat optimisnya. Hal ini terbukti dari berhasilnya Indonesia merebut kemerdekaannya pada tahun 1945 walau hanya dengan beramunisikan bambu-bambu runcing dibandingkan dengan amunisi penjajah yang saat itu sudah menggunakan alat canggih. Itulah semangat optimis yang bisa kita ambil pelajarannya dari pejuang-pejuang dahulu yang dengan taruhan nyawa dan simbahan darah nya, mereka hanya ingin Indonesia merdeka dan keadaan akan lebih baik.

Semangat optimis itulah yang harus kita internalisasi dalam diri masyarakat Indonesia dalam menyongsong pesta demokrasi besar tahun ini yaitu pemilihan umum 2009. Aplikasi dari semangat optimis inilah yang akhirnya akan mengurangi angka golput dan rasa-rasa pesimis sebagian masyarakat yang bisa dibilang tidak lagi peduli pada masa depan bangsa Indonesia. Harapannya, pemilihan umum 2009 akan dijalani dengan semangat optimis dan penuh keyakinan akan membawa kemenangan untuk Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik.

Pemilu semanis permen, adalah sebuah hadiah terindah untuk Indonesia kita tercinta. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana pemilihan umum itu bisa begitu manis semanis permen dan banyak disukai berbagai kalangan. Jawabannya mudah saja, dengan semangat optimis yang dimiliki rakyat Indonesia untuk meyongsong Indonesia ke perubahan yang lebih baik akan memberikan derivasi atau turunan sehingga pemilu akan berjalan dengan baik dan hasil yang didapatkan dari pemilu adalah hasil yang baik pula.

Dalam rangkaian pemilihan umum ini, stock holder yang ada (Pemerintah, KPU (Komisi Pemilihan Umum), Partai politik, Calon Presiden, sampai masyarakat) harus mempunyai komitmen dan itikad yang baik yang didasari pada semangat optimis dalam menjalankan pemilu ini. Sehingga akan mendorong terciptanya Pemilihan Umum yang berkualitas dengan kedewasaan dan kecerdasan memilih masyarakat karena pendidikan politik yang bersih tanpa adanya money politik, pemaksaan, black campaign, dan hal-hal lain yang akan mengganggu jalannya pemilihan umum.

Dengan proses pemilihan umum yang baik dan berkualitas seperti yang dipaparkan diatas, maka hasil yang akan didapat dari pemilihan umum tersebut nantinya akan secara otomatis menyaring wakil-wakil rakyat yang baik dan berkualitas pula. Sehingga nantinya akan mendorong terciptanya legislative dan eksekutive yang bersih, bermoral, jujur, profesional, kritis, progresif, dan pro rakyat.

Dari rangkaian tersebut, nantinya pemerintah -baik dalam bidang legislatif maupun eksekutif- akan menjalankan tugasnya secara baik sesuai amanat perundang-undangan yang berlaku. Dan bukan hal yang mustahil, dengan pemerintahan yang baik dan masyarakat yang madani, nantinya Indonesia akan menjadi bangsa terdepan yang akan membawa perbaikan untuk Indonesia dan untuk dunia. Sehingga, Iwan Fals dan musisi yang lain tidak akan lagi membuat lagu kritikan untuk pemerintah, melainkan akan membuat syair-syair pujian atas rasa syukurnya pada kinerja pemerintah yang berhasil membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Semoga.

~The end~

01 Maret 2009,

@ in front of the rice field,

Indonesia, gemah ripah loh jinawi..

No comments:

Post a Comment