Showing posts with label figur. Show all posts
Showing posts with label figur. Show all posts

Thursday, 7 May 2015

jus pepaya istimewa :)



Belum lama saya bincang ringan dengan ibu saya gara2 melihat anak2 kecil sedang bermain.

"Kesian ya anak2 skrg, ga punya lapangan bermain, mana sukanya ngambil rambutan atau mangga sampe manjat2 tembok orang ga bilang2 yang punya. Orang tua nya ya juga pada males nanem. Singkong tinggal ditancep aja numbuh. Pepaya tinggal disebar bijinya jg tumbuh. Coba deh lihat, anak2 nya pada kurang gizi ga pernah makan buah.kalau beli memang mahal, kalau punya pohonnya sendiri kan gatis "

"Iya bu, di aceh pemerintahnya mewajibkan warga nya nanem 1rumah 1 pohon pepaya"

"Lah iya, harusnya pemerintah sini inisiatif dong, disepanjang jalan itu kan tanah kas desa. Ditanemin pohon buah apa kek, rambutan, mangga, srikaya, belimbing, jambu, jadi kan kalau anak2 mau, tinggal ambil. Biar dpt gizi ga harus nyolong2 tetangga."

"Siap.merdeka" :D

####

Hehe,ibu saya dulu aktivis aisyiah, jadi maklum aja, pemikiran dan gaya bicara nya suka berapi2 :)

Banyak pemikiran dan aksi ibu saya yang positif, suka saya amati, internalisasi dan ternyata betul menginspirasi. Sampai saya buat tulisan diblog tahun 2011 ttg gerakan 1 rumah 1pohon pepaya.

Dan alhamdullilah didkt jemuran rumah, ibu saya menabur biji pepaya yg sekarang sdh berbuah banyak tidak besar2 dan matang pohon, urut dari bawah hampir setiap 2hari sekali. Faza suka banget pepaya utk mpasi nya, biasanya 1buah kecil dimakan berdua sama ibu saya. Kalau saya lbh suka di jus, dan ditambah perasan jeruk nipis. Seger, manis, asem dikit...

Terima kasih ibu, terima kasih Allah, atas segala nikmat..

Friday, 9 November 2012

Umar r.a kpd Istrinya

Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman Khalifah Umar bin Khatab r.a. Ia ingin mengadu pada Khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun.

Dari dalam rumah terdengar istri Khalifah Umar bin Khatab r.a sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terd
engar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Khalifah Umar bin Khatab r.a yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal.

1. Benteng Penjaga Api Neraka

Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya.

Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat. Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari.

Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat. Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liukan yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah

Pagi hingga sore suami bekerja dan berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.

Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan

Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaiannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu

4. Pengasuh Anak-anak

Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Khalifah Umar bin Khatab r.a paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan

Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.

Dengan mengingat lima peran ini, Khalifah Umar bin Khatab r.a kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji. Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Khalifah Umar bin Khatab r.a ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya.

sumber: majalah hadilla

Tuesday, 22 February 2011

Merindunya..

itu kan lagu nya pinkan mambo :)
Kenapa ya, kalo denger lagu itu melow nya keluar lagi.. sampe pengen nangis segala .. padahal juga uda lupa kapan terakhir kali nangis..
Gimana gak kangen coba #?!??*^%
Ganteng, sholeh, gagah, baik, pinter, cool, manis, dewasa, perhatian, lucu, berwibawa, kharismatik, walaupun kadang rese', nyebelin, ngeselin, tapi tetep aja ok.
Selisih umur yang cukup banyak sebenernya jadi uda kaya beda zaman, banyak gak nyambung, bikin sering berantem, tapi so far..itu karena dia lebih dewasa.
Pas baru sadar kalo punya kakak ganteng nan sholeh, pas lagi pengen-pengen nya nyambung, pas pengen banyak diskusi tentang islam, tentang pelajaran sekolah, tentang Rohis, pas pengen banyak curhat, pas pengen banget di traktir, pas pengen seru-seruan..ternyata skenario Allah memang sempurna.
Allah terlalu sayang sama dia yang aku sayang.

oh no..lagu nya si pinkan makin menjadi-jadi nih..

"Katakan kepadaku, haruskah jalan ini kulalui.
Tak bisakah waktu ku putar kembali saat kita masih bersama...
Jelaskan kepadaku mengapa takdir ini yang terjadi.
Saat ku mengerti artinya mencinta, secepat surga menginginkannya.
Tuhan.. kembalikan dia padaku.
Karna ku tak sanggup berada jauh darinya.
Kirimkan malaikat cinta untukknya.
Sampaikan pesan dariku, yang slalu merindunya."

8 tahun berlalu,
semua terasa biasa sekarang.
5 tahun yang lalu aku tak bisa menerima semuanya.
semua terasa begitu cepat.
Banyak hal yang harus aku lewati dan putuskan sendiri.
Karena jika kau masih disini bersama ku,
pasti aku akan menyerahkan semuanya ke bahu mu.
Semua terasa sangat berat.
Tapi ternyata ini cara Allah memberitahukan aku arti kedewasaan, arti kemandirian.
Tahukah mas,
Ada 1 hal yang aku sesali sampai saat ini.
Aku belum sempat mengatakannya secara verbal langsung kepada mu.

I Love You..

Tapi aku yakin, Allah menugaskan malaikat untuk mencatat semua doa-doa ku,
Dan aku juga yakin, doa ku pun sudah sampai kepada mu..
Pasti kau berada di tempat yang terbaik sekarang,
bersama bidadari2 cantik..
hm, aku sangat bahagia membayangkannya :)
Kadang, saat rindu ini terasa amat sangat, Allah mempertemukan kita di mimpi ku..
Kau masih terlihat ganteng dan gagah.
mba2 bidadari di surga pasti naksir banget nih..
Doakan aku ya.,
semua urusan2 di dunia ini bisa ku lewati, karena ku yakin ada doamu yang sempat kau panjatkan saat di dunia dulu..
Sekarang kau garda terdepan di dunia yang lain,
jangan lupa bukakan pintu dengan salam dan senyuman terbaik saat ibu, bapak, dan saudara-saudara kita yang lain menyusul mu..

I love you, so much. forever, ever..

Dedy Ardityo Saksono.
desember 1979 - desember 2002.

dok.1998

Wednesday, 26 January 2011

tentang gw, bayam, dan sampah.

it's my time..
-karena isi postingan ini penuh dengan ketidakurutan-
sejak 5 tahun yang lalu gw uda jarang menggunakan sapaan gw-lo dan lebih bnyak menggunakan aku-kamu. dari tahun 1987-2005 gw hidup di kota jakarta dengan segala keragaman dan sosialita yang ada. sampe akhirnya hasil SPMB membawa gw ke solo untuk kuliah di FH UNS.
[[gw lupa kenapa FH UNS jadi pilihan pertama SPMB yang artinya kalo lolos gw harus tinggal di solo jauh dari nyokap bokap gw. Apa jangan2 karena ada panggilan alam dari alm. mbah2 gw yang pengen cucunya pulang ke tanah kelahiran emak bapak nya yaa??]]
Untunglah gw bertemu dengan noridha weningsari dan wiwiek dwi marchyani yang berasal dari jakarta dan bogor. alhasil, selama kuliah, gw masih fasih pake sapaan gw-lo karena ada mereka. hahaha :D
Di Solo, dengan segala keramahan budaya membuat sopan santun sebagai point penting dalam berinteraksi. So, kalo gak bisa bahasa jawa inggil or kromo mending gak usah pake bahasa jawa kepada org yang lebih tua. kalo sampe menggunakan bahasa jawa ngoko, itu bisa berakibat fatal. gak sopan tingkat akut. hhiiiii.
ENtah kenapa kemampuan bahasa jawa gw masih sangat minim padahal nyokap bokap asli solo. mungkin karena penggunaan bahasa jawa tidak pernah dilakukan dirumah gw dan saat gw kuliah pun teman2 banyak yang menggunakan bahasa INdonesia. Tapi 5 tahun di Solo, cukup paham lah bahasa jawa walaupun pasif..
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan kesopanan yang gw miliki, mau gak mau, gw harus terbiasa menggunakan sapaan aku-kamu sehari-hari (asli,buat gw noridha, dan wiwiek, penggunaan aku-kamu adalah untuk sapaan mesra orang yang pacaran. maklum, begitulah tata bahasa anak SMA di jakarta saat itu). So, kadang bingung juga saat memforward SMS untuk beberapa teman yang salah satunya noridha atau wiwiek. jadilah ngedit dulu dengan mengganti aku menjadi gw dan kamu menjadi lo. hahahah :D gak penting.
Astagfirullah, gw lupa. gw kan mau posting ini gara-gara perenungan gw di pagi hari ini. nyokap gw dan adek gw lagi kejakarta 2minggu ini karena ada beberapa urusan rumah yang harus langsung diselesain dan tidak bisa diwakilkan. sehingga uda seminggu ini gw tinggal berdua ama bokap di rumah. bertiga ding, ama kucing gw, apin. pg ini gw melihat halaman rumah gw (di solo) dipenuhi daun2 kering dari 2 pohon mangga yang gede banget itu. oh no.. gw ngerasa gw adalah orang yang tidak bertanggung jawab karena uda 3 hari ini tu halaman ga gw sentuh. gw sedih ngeliat halaman rumah gw seperti tak berpenghuni.
Ok,tapi gw gak mau berlarut-larut dalam kesedihan. gw bangkit dan mengambil sapu lidi kemudian menyapu dan akhir nya gw baru sadar. "Kemana gw harus buang ni daun2???"
pas gw liat 2 ember sampah di depan rumah gw ternyata udah penuh juga. Oh my god..sampah2 ini harus gw buang kemana.. kesedihan gw semakin menjadi-jadi.
Oleh karena itu, berdasarkan kejadian itu inilah beberapa perenungan gw.
pertama, tahun 2005 saat gw menginjakkan kaki di solo, gw ngekos sampe tahun 2010. setelah itu, nyokap berencana merenovasi rumah yang di solo untuk ditinggali bersama bokap di hari pensiun mereka. hal ini didukung dengan diterimanya adek gw kuliah di FP UNS sejak tahun 2008. Sehingga analisa nyokap gw, akan lebih efektif dan efisien untuk bersama-sama kita tinggal di solo dimana rumah gw yang di jakarta masih ditempatin kakak gw. at least, sejak tahun 2010 gw uda resmi gak kos dan jadi anak rumahan.
gw fikir, gw tegolong anak yang mandiri dan tidak terbiasa bergantung pada orang lain. prinsip gw, selama gw bisa ngerjain sendiri, ya kerjain..toh, orang lain punya kesibukan masing2. hal ini dilatar belakangi oleh sering dititipinnya gw ke tetangga gw dari kecil kalo nyokap bokap kerja dan kakak2 gw sekolah. gara-gara ini, gw jadi punya yang namanya sodara persusuan gara-gara nyokapnya (bu yono) adalah tempat teraman untuk nitipin gw kata nyokap. sodara sepersusuan gw namanya mar'atus solihah. bulan maret ini dia nikah. Wooww..I'm very happy to hear that. dia nikah sama pacarnya yang notabene nya adalah temen SMP gw. apapun yang terjadi gw akan mengusahakan maret gw harus ke jakarta. ibaratnya, dia sodara kembar gw..masa ia gw gak nemenin disaat hari terpenting dalam hidupnya??
Lanjut lagi soal sampah, gw jujur pada diri gw sendiri kalo selama gw jadi anak rumahan di solo gw jarang megang kerjaan rumah. hal ini di karenakan nyokap gw yang workholic gak bisa diem dirumah. akhirnya banyak kerjaan rumah yang tiba-tiba uda beres. pagi2 sarapan udah siap, cucian piring beres, halaman bersih, dan gw dengan bahagianya sarapan dan langsung capsus ke kampus kemudian pulang kerumah dengan kondisi rumah yang menenangkan plus makan malam yang uda tersedia.. palingan seminggu sekali gw nyuci baju serumah..waktu belum ada mesin cuci gw uda berasa jadi kuli nyuci baju seminggu nya 4 org ! tapi alhamdullilah Allah menjawab doa gw dengan nyokap gw memutuskan membeli mesin cuci karena gak tega ngeliat anaknya diperes tenaganya untuk meres cucian. hahaha :D :D
jadi, persis 1 tahun hidup gw adalah hidup yang paling nyaman. ini berbanding terbalik sbelumnya dimana dari kecil gw terbiasa mandiri, nyokap bokap gw sibuk. kakak2 gw apalagi, aktivis.. dari kecil, gw uda terbiasa untuk menyiapkan kebutuhan gw sendiri. pernah gw berfikir keras waktu kls 4 SD saat dirumah cuma ada gw dan kakak gw (cowok) berdua tanpa makanan di meja makan. gw harus bikin sayur sop dan kakak gw goreng tempe. karena itulah bahan-bahan yang ada di kulkas dan kita gak punya uang untuk membeli makanan. (haiiiss..menyedihkan). tapi gpp..gw tetep ngejalanin nya dengan bahagia.
pas gw ngekos lebih tragis lagi...kos yang gw tempatin memiliki arsitektur yang langka dimana kalo ujan deres bakal ada air terjun ke dalam rumah. artinya, membutuhkan tenaga ekstra untuk bersih-bersih kos dimana hal itu harus diiringi dengan aktivitas kuliah yang banyak, rapat sana-sini, tugas, dan kebutuhan diri sendiri seperti nyuci baju dan beresin kamar. ditambah lagi, gw pernah menjabat sebagai ketua kos yang artinya gak ubah nya sebagai -pembantu- karena kalo ada kerusakan atau hal-hal yang aneh di kos, ketua kos lah yang harus terdepan menangani nya. misalnya, ngebersiin paralon yang kesumbat, ganti lampu yang mati, bersiin lokasi jemuran yang debunya uda ketebelan 1/2 meter dan masih banyak lagi. tapi gpp.. gw bahagia. [[nb: sebutan ketua kos = pembantu juga diakui oleh mantan2 ketua kos yang lain. hahaha..nasib]]

kedua, hah? uda kedua aja, padahal yang pertama aja menurut gw belum selesai. tapi gapapalah biar agak terstruktur maka pembahasan kali ini gw jadiin di poin yang kedua.
masih soal sampah..pas gw tanya bokap, pak ni sampah dibuang kemana? kata bokap gw, biasanya nyokap gw buang sampah organik di kebon biar jadi pupuk, dan sisanya dibuang di kebon depan terus di bakar berapa hari sekali..
soal bakar sampah, ini bukan hal yang mudah apalagi sering hujan. mau pake minyak tanah ampe 1 liter kalo gak biasa tu sampah gak bakal kebakar yang ada malah buang2 minyak. gw pernah mengalaminya dan dimarahin sama nyokap karena harga minyak tanah yang tidak lagi di subsidi pemerintah. selain itu, katanya, asap pembakaran akan mengurangi lapisan ozon sehingga memberi peluang terjadi nya global warming..waduh jauh amat ya??
Akhirnya, gw terus menyapu dan memojokkan daun2 kering itu ke pojokan itung2 jadi pupuk organik. oya, saat gw nyapu gw di temenin sama apin. dia berimajinasi kalo sapu yang gw gerakkan adalah tikus, akhirnya dia ngejar2 tu sapu dan gw pun jadi bingung nyapunya gimana. oh apin...di tengah gw sedih memikirkan keberlangsungan hidup sampah2 ini, elo malah gerecokin aktivitas nyapu gw.. bahkan lo gak bisa ngasih solusi saat gw menatap mata lo seolah-olah bertanya: pin, ni sampah dibuang kemana?? [[ini mah gw yang gila nanya ama kucing...hahhaah :D :D efek kesedihan yang teramat sangat memikirkan keberlangsungan sampah]]
sebenarnya, soal sampah ini uda gw diskusikan sejak lama dengan nyokap. saat memutuskan tinggal di solo,kita melihat ternyata tetangga kanan kiri masih menumpukkan sampahnya di kebon belakang rumahnya. nyokap gw gak terima karena ada yang numpuk sampah di kebonnya yang membuat tanahnya penuh plastik dan menurut nyokap gw, hal ini akan menghambat goal setting nya dia soal berkebun karena tanah tidak akan subur dan buah2 yang ia harapkan tidak akan tumbuh. akhirnya kita berdiskusi bagaimana kita membuat terobosan di kampung ini agar ada pengelolaan sampah yang baik. hal ini sudah nyokap follow up i dengan mengkomunikasikan ke perangkat desa yang notabene nya adalah keponakannya, agar membuat management pengelolaan sampah yang baik. misalnya dengan adanya pengangkutan sampah oleh petugas kebersihan seperti di jakarta atau desa-desa yang lain .. tapi usaha nyokap gw tidak berbuah hasil karena kata perangkat desa tersebut, hal ini sudah diwacanakan sejak lama tapi tidak disetujui oleh warga karena mereka keberatan membayar retibusi. bener juga si, kata nyokap gw, disini uang seribu perak aja berharga banget. Itu adalah statement nyokap gw yg sering diulang2 kalo dia ngeliat gw pulang kerumah dengan membawa belanjaan yang mnurut dia gak penting utk dibeli. hahaha.

Indonesia, udah 60 tahun lebih merdeka tapi sampah aja masih belum terkelola dengan baik.

watss???judul postingan gw adalah tentang gw, bayam, dan sampah. trus bayem nya mana? ok,tu bayem ada di kulkas. uda gw beli dari 3 hari yang lalu bersama bandeng presto yang waktu gw membelinya gw uda bertekad untuk menyajikan makanan sehat untuk gw dan bokap gw. tapi apalah daya.. karena bude-pakde gw orangnya baik2, alhasil tiap hari rumah gw dianterin makanan. mungkin mereka kasihan melihat penderitaan gw dan bokap yang ditinggal nyokap ke jakarta. Akhirnya nasi yang gw masak di ricecooker gw jadiin arem-arem, bandeng presto untuk makan si apin, dan mungkin nasib bayam itu akan menjadi pupuk kompos. Kata nyokap gw, gak boleh buang-buang makanan. di Indonesia, masih banyak rakyat yang kelaparan. (ude kaya aktivis LSM aja nyokap...) :))

well, itulah perenungan pagi hari ini. intinya, gw kangen ama nyokap. gw baru tau yang namanya cinta itu baru kerasa saat lagi gak ada.. dan gw akan memanfaatkan kesempatan ini supaya gw bisa lebih deket lagi sama bokap. Ya Allah..jagalah selalu orang tua ku, berikanlah mereka kesehatan, keselamatan, dan kebahagiaan.. berilah kesempatan kepada kami-anak2nya- untuk bisa membahagiakan orang tua kami saat mereka masih bisa merasakan dan sebelum semuanya terlambat..
-I love my mom!!-
-I love my dad!!-

Tuesday, 7 July 2009

Mencari figur yang hilang

(ditulis tanggal 28 oktober 2008)


untitled

Figur yang hebat. Kharismatik, vokal, cerdas, penuh wacana, rapih, gagah, dan pandai menarik perhatian massa. Seseorang yang ketika pertama kali bertemu akan mendatangkan decak kagum. Ditambah lagi, setelah sekian lama mengenal, kekaguman itu semakin bertambah. Ramah, baik, sholeh, tanggung jawab, perhatian, dan selalu berusaha menepati janji di tengah kesibukan yang luar biasa.

Figur yang dapat ditemukan dua atau tiga tahun yang lalu. Figur yang bisa menambah semangat dan mampu memberi dorongan di saat diri ingin stagnan dari segala aktivitas yang melelahkan. Figur yang tidak pernah terlihat lelah padahal tidak pernah pula dirinya terlihat berlengah-lengah walaupun hanya beberapa menit saja.

Figur yang sulit ditemukan sekarang-sekarang ini. Entah karena saatnya memang kita yang harus muncul sebagai figur itu atau memang tidak ada lagi figur itu. Tapi, sekarang bukan saatnya lagi untuk menuntut. Siapa menuntut siapa. Kalau menuntut, itu berarti kita menuntut kepada diri kita sendiri.

Lantas, kemanakah figur-figur itu?

Sekarang saatnya untuk kita memunculkan kembali figur-figur itu. Semoga ia segera datang dan kembali menyinari dengan sinar semangat yang berkobar-kobar.