Showing posts with label harapan. Show all posts
Showing posts with label harapan. Show all posts

Thursday, 7 May 2015

bisnis oh bisnisss


td ngobrol sama tetangga yang nyetok kroket gandum 1000an di jajan pasar pagi, yg siangnya nyetok di mie ayam, dan sore ga tau nyetok dimana lagi. Setiap hr dia bikin 2kg gandum dengan hasil jadi sekitar 200 kroket.
Kalau dia jual 800, berati sehari dapat 160.000.
Kalau biaya bahan habis sekitar 80.000 sehari, sebulan bs laba 80.000x30, sktr 2.400.000.

Tapiii, bangunnya hrs jam 3 pagi tiap hari, ngadonin, goreng, nyetor, nnt ambil tempat begiru 3x sehari. Dan dia mengerjakan seorang diri, kecuali kalau ad pesanan bnyk baru minta bantuan.

Luar biasa bukan? Belum lagi kalau ada pesenan. Walaupun anak ke3 masih bayi 6 bln

Lebih luar biasa kalau mba ini pny komunitas yg semaikin mengembangkan bisnisnya. Apalagi bisnis yg dijual adl produk yg halal thoyiban. Tp sy yakin sdh bnyk komunitas bisnis baik spt ini. Bahkan sering jg komunitas ini patungan utk csr kegiatan sosial.

Nah, masalahnya adl Sayanya aja yg belum action. Banyak alasan. Semoga ad kesempatan berbisnis. Krn bisnis tak sekedar laba oriented.

Saturday, 20 October 2012

inilah alasanku.

hanya berusaha melibatkan Allah dalam setiap keputusan,
sehingga apapun yang terjadi, biarlah itu menjadi keputusan Allah..
Bukankah hanya Allah yang tahu apa yang terbaik utk hamba-Nya?

Melibatkan Allah dalam setiap keputusan,
Dalam niat, ikhtiar, do'a, harap, dan tawakkal..
semoga menjadi barokah dunia-akhirat untuk semuanya, selamanya..

"intervensi dalam do'a bukan berarti tidak meminta Allah untuk bercampur tangan.. sehingga apapun yang akan terjadi nanti, hanya ikhlas yg bisa dirasakan karena sebuah keyakinan bahwa campur tangan dan keputusan Allah itu adalah yang terbaik, untuk semua"

Monday, 15 August 2011

Ibu rumah tangga di Australia

Ibu Rumah Tangga adalah pekerjaan mulia, di Australia, bagi Ibu Rumah Tangga mereka dianggap berkarir juga, yaa karirnya di rumah, maka mereka mendapat gaji dari pemerintah, mengasuh anakpun adalah pekerjaan dan mereka dapat gaji dari pemerintah sesuai dengan jumlah anak yang dilahirkan dan dirawat. Semakin banyak anaknya semakin banyak tunjangan dari pemerintah, bahkan ada seorang Ibu Rumah Tangga dengan 7 anak di Australia, gajinya sebagai Ibu Rumah Tangga lebih tinggi dari pada suaminya seorang manajer biasa.
Ibu Rumah Tangga pekerjaan yang sebetulnya diwajibkan dalam al-qur’an; “Dan hendaklah kamu (wanita) tetap di rumahmu.” (QS. Al-Ahzab [33] : 33).
Setiap kita adalah pemimpin, baik pemimpin untuk diri sendiri maupun tugas memimpin sebagai Ibu rumah tangga, dan akan dimintai pertanggungjawaban bagi apa yang dipimpinnya.
Ibu Rumah Tangga pekerjaan yang bisa dilakukan wanita mana saja, gelarnya sederhana namun mulia,

Friday, 27 May 2011

tentang blue print

Sebelum lulus S1, gak ada kepikiran untuk lanjut S2. biasalah, cita-cita anak muda, lulus kuliah, bekerja, nikah sama pria idaman, punya anak yang lucu2, tinggal dirumah yang nyaman, jalan2 ke luar negeri bareng keluarga, de el el.. intinya yang happy aja. yaa..maklum lah namanya juga mimpi kan.. hehe
wisuda memang bahagia, tapi asli, itu cuma berlangsung 1 hari itu aja. Besoknya mikir, kemana lagi yaa?? huuhhh...kayanya saat transisi kaya gitu saat asam lambung nya pada meningkat karena jarang makan dan stress yang gak berkesudahan. (haha, ini pengalaman.)
Dan, waktu yang terus aja berlalu semakin membuat ketidakpastian semakin tidak pasti. tes PNS gak ada yang lolos, ngelamar kerja gak dipanggil2.., dan gak ada yang ngelamar juga....hahhaaha
Kalo dipikir2, kok bisa ya malah banyak yang nge-blank setelah jadi sarjana. pada bingung mau ngelanjutin hidup. ibarat kata, hidup segan mati juga gak mau. padahal uda sarjana S1.
Pas lagi baca biografi atau perjalanan hidup orang-orang sukses, kurang lebih ada 1 persamaan diantara mereka. Dibelakang mereka ada orang yang berjasa membuat blue-print untuk mereka tanpa mereka sadari. Dan biasanya bukan karena keluarga mereka berkecukupan yang membuat mereka bisa sekolah dengan tenang. Rata-rata malah perjuangan nya teramat berat, sampai titik darah penghabisan.
Nah blueprint itu tidak tertulis secara tampak dan jelas. Biasanya, bueprint itu adalah nasihat2 dan harapan dari seorang Ibu, guru, atau orang2 disekitar dari orang2 sukses itu.
Secara gak langsung, harapan dan nasihat yang diberikan adalah arahan, program kerja, dan tahapan yang harus dilalui seseorang untuk mencapai kesuskesan. Selanjutnya usaha dan kerja keras lah yang harus dilakukan utuk seseorang mencapai kesuksesan.
sayangnya, banyak sekarang Ibu-ibu yang bekerja dan sangat konsentrasi pada pekerjaannya karena tuntutan profesionalitas. Walupun Ibu-ibu itu bekerja akhirnya gajinya untuk memfasilitasi anaknya, tapi mereka lupa untuk merancang atau membuat blue print anaknya. kalo kata temen saya, ya mereka kerja untuk nyekolahin anaknya di sekolah yang bagus. kalo uda sekolah ya uda tercapailah tujuannya.

__padahal kan gak semudah itu mencapai tujuan__

PR: sebelum membuat blueprint buat anak2 kita kelak, mari kita buat blue print untuk diri kita sendiri dulu. Apalagi kalo gak ada yang buat blueprint untuk kita..hehe..

Wednesday, 30 March 2011

Ryosai Kentro : senggyo syuhu, kyoiku mama

Ada sebuah karikatur yang menggelitik tentang peran dan status ibu rumah tangga yang diangkat oleh Elizabeth B.Hurlock dalam bukunya Psikologi Perkembangan, 1994.Bisa jadi gambar itu mewakili pendapat sebagian besar perempuan tentang peran dan status ibu rumah tangga yang mereka anggap kurang adil dan kurang memberdayakan bagi kaum mereka. Para ibu ini merasa begitu dibebani oleh sedemikian banyak pekerjaan dan terjebak dalam rutinitas yang membuatnya frustrasi dan kelelahan. Belum lagi kurangnya apresiasi yang layak atas apa yang telah mereka lakukan, membuat mereka jadi menganggap diri tak berharga jika hanya menyandang status ibu rumah tangga semata.

Selanjutnya demikian menurut Hurlock:
Sikap yang tidak positif ini diperkuat oleh ”sindrom suami yang malas”. Sang istri marah melihat suaminya menganggap pekerjaan rumah tangga itu gampang dan dapat dikerjakan dengan bersantai-santai dan bersenang-senang, sedangkan ia bekerja dari pagi hingga malam, selama tujuh hari dalam satu minggu, terus menerus.

Sindrom suami yang malas digambarkan sebagai berikut: Suami pada akhir suatu hari yang ”panjang” di kantor yang ber-AC, ketika pulang tinggal minta minum, merebahkan dirinya dengan letih di kursi dengan koran di tangan atau di hadapan televisi. Sejam kemudian ia bangun untuk makan malam, mengeluh bahwa daging kurang matang, mencium pipi istri dan kemudian keluar rumah dengan tim bowlingnya, minum bir, pulang menonton televisi lagi, kemudian merebahkan dirinya di tempat tidur. Sementara itu istrinya, yang telah bekerja sepanjang hari, mempersiapkan makanan, mencoba mengatur anak-anak supaya suami dapat beristirahat, menyuap bayi, menghidangkan makanan, mencuci piring, memberi makan anjing, memandikan anak-anak, meninabobokan mereka, memasukkan cucian ke mesin cuci, menyeterika, menonton televisi selama satu jam sambil menisik. Ini berlangsung hari demi hari. Suami merasa bahagia, tetapi istrinya lambat laun merasa kurang bahagia, tegang dan letih. (hal 272).

Berseberangan dengan apa yang dituliskan Hurlock, kaum Ibu di Jepang justru merasa bahagia, tersanjung dan dimuliakan dengan jabatan dan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Istilah Ryosai Kentro (istri yang baik dan ibu yang arif) menggambarkan suatu kebijakan yang memposisikan kaum wanita sebagai ‘penguasa rumah’, yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di rumah. Dari mulai pekerjaan- pekerjaan rumah tangga, masalah keuangan, dan pendidikan anak.

Bahkan mereka tak segan-segan mengundurkan diri dari karir mereka demi mengasuh dan mendidik sendiri anak-anak mereka di rumah. Rilis Kementerian Kesehatan-Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang tanggal 17 Maret 2004 mengungkapkan bahwa 61% ibu muda Jepang meninggalkan pekerjaannya diluar rumah setelah melahirkan anak pertama. Hal ini mungkin juga karena pandangan tentang peran ganda perempuan – yaitu sebagai ibu sekaligus wanita pekerja –dianggap sebagai chuto hanpa- alias peran tanggung, tidak populer di Jepang. Menjadi ibu manusia Jepang atau tidak sama sekali, itu pilihannya. Menjadi ibu rumah tangga dianggap sama profesionalnya dengan wanita pekerja Jepang- wanita tidak menikah/menikah tidak melahirkan anak yang bisa mencapai jabatan yang setinggi-tingginya apabila dia sanggup dan mampu.

Astronout wanita Asia pertama, bahkan mungkin yang pertama pula di , terbang dua kali dengan NASA, space-shuttle Columbia-Juli 1994 dan Discovery-Nov 98, adalah wanita Jepang, Dr. Chiaki Mukai. Menlu sekaligus Deputi Perdana Menteri dari negara super economic power sekaligus bangsa tersejahtera di dunia serta memiliki harapan hidup terlama, dan sedang berjuang meningkatkan peranan Jepang di Dewan Keamanan PBB, adalah seorang wanita, Yoriko Kawaguchi.

Motivasi utama para wanita Jepang yang memilih karirnya sebagai ibu rumah tangga profesional (senggyo syuhu) maupun sebagai ibu pendidikan (kyoiku mama) adalah untuk melaksanakan ikuji-meletakkan dasar pendidikan berperilaku sejak dini kepada anak-anaknya, terutama di masa-masa emas, yaitu pada usia tiga tahun pertama masa perkembangan pesat otak seorang anak.

Kyoiku Mama adalah istilah yang mengacu pada Ibu-ibu Jepang yang terus menerus mengembangkan bakat anak-anak mereka dan menyekolahkan mereka di Universitas terbaik. Seorang pengamat Jepang, Reingold, mendefinisikan Kyoiku Mama sebagai berikut : She becomes directly involved in and identified with the child’s succes or failure. Terjemahan bebasnya : Para ibu pendidikan itu secara langsung terlibat dalam kesuksesan atau kegagalan anak-anaknya. Dan mereka juga dinilai berdasarkan kesuksesan atau kegagalan mereka. Ibu-ibu pendidikan Jepang, Kyoiku Mama, mengajarkan disiplin, pengorbanan, kerja sama dan kesederhanaan di rumah. Sekolah, yang mengajarkan hal-hal akademis, tidak direpotkan lagi dengan masalah-masalah perilaku anak didik karena nilai-nilai luhur telah melebur dalam karakter setiap siswa sejak dari rumah.

Para ibu di Jepang memiliki gelar kesarjanaan yang mentereng, walaupun mereka ‘hanya’ bertugas mengurusi rumah. Mereka beranggapan bahwa pendidikan yang mereka tempuh selama ini tidak sia-sia yakni untuk memperjuangkan pendidikan anak-anak mereka ketimbang mengejar karir dan cita-cita. Jika mereka ditanya, “Mengapa berhenti bekerja. Apakah tidak sayang pendidikannya yang tinggi tidak dipakai?” gantian mereka bertanya, “Apakah di rumah itu tidak memerlukan pendidikan yang tinggi?”. Mereka lebih suka banyak tinggal di rumah untuk membuat makan siang, mencuci dan menyetrika seragam sekolah dan terus menerus memotivasi anak-anaknya untuk bekerja keras meningkatkan prestasi akademis mereka. Dan mereka lebih senang disebut sebagai wanita yang sukses dalam mencetak anak-anaknya yang berhasil, dan bukan karier mereka. Terbukti sistem ini sungguh berhasil dalam meningkatkan laju kemakmuran Jepang.

Tak heran jika anak-anak di Jepang , pria dan wanita, sangat sayang dan mengagumi ibu-ibunya. Sebagai jelmaan Dewi Amaterasu yang dipuja oleh bangsa Jepang. Kikunatara okasan ni naritai (kalau besar ingin menjadi ibu) adalah cita-cita anak perempuan Jepang yang mungkin langka dimiliki oleh anak-anak perempuan di Indonesia.

Di Indonesia, kebanyakan para perempuannya merasa sayang jika pendidikan tinggi mereka hanya berakhir di pekerjaan rumah tangga. Akibatnya anak Indonesia dari golongan ibu berpendidikan malah berada dalam haribaan para pembantu rumah tangga dan baby sitter. Karena kedua orang tuanya bekerja, anak-anak mereka diasuh dan dididik oleh pembantunya. Memang anak-anak itu bisa menyelesaikan pendidikan yang setinggi-tingginya dan mendapat dukungan finansial yang kuat. Tetapi ada satu hal yang berbeda yaitu: pola pikir dan jiwa mereka bukan duplikasi dari orang tuanya mereka – tetapi duplikasi dari pembantunya.
Padahal R.A.Kartini dalam salah satu suratnya juga berpendapat bahwa anak-anak perempuan perlu mendapat pendidikan adalah agar perempuan itu lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan oleh Alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu-pendidik manusia yang pertama-tama. (4 Oktober 1902 Kepada Tn Anton dan Nyonya. Habis Gelap Terbitlah Terang terjemahan Armijn Pane. PN Balai Pustaka 1985)

Simaklah pengalaman Mulia Kuruseng (www.Hidayatullah.com) yang meskipun tak memiliki gelar akademis tinggi, namun mampu mengantar 15 anaknya meraih gelar kesarjanaan, hanya dengan modal: IKHLAS.

Saya ingin mengajak para Ibu untuk berintrospeksi, melakukan flashback ke zaman para ibu kita dahulu. Bandingkan betapa banyak bedanya kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan generasi kita dan sebelumnya. Para Ibu kita dahulu mungkin jauh kurang berpendidikan dibanding kita sekarang, namun mampukah kita menghasilkan generasi penerus yang lebih baik daripada yang dihasilkan oleh ibu-ibu kita? Perhatikanlah, bahwa orangtua kita telah menjadikan kita seperti sekarang ini karena sikap hidup mereka yang PRIHATIN, DISIPLIN dan TANPA PAMRIH. Mereka mengajarkan nilai- nilai budi pekerti bukan melalui omongan tetapi tindakan. Melalui contoh dan teladan dalam sikap hidup sehari-hari. Dan itu lebih efektif bagi anak-anak untuk menyerapnya. Bukankah: orangtua berbuat, anak melihat. Orangtua melakukan, anak meneladan. Bagaimana dengan kita, para ibu generasi sekarang?

Jangan takut menjadi ibu rumah tangga. Jangan merasa rendah diri dan tak berharga karenanya. Semua itu tergantung dari paradigmanya, apakah kita menganggap peran dan status ibu rumah tangga sebagai kutukan atau sebagai berkat. Sebagai berkat, paling tidak sudah ada satu modalnya.

Sebuah studi yang dilakukan Pusat Kanker Nasional Jepang di Tokyo membuktikan orang dewasa yang beraktivitas secara rutin, baik melalui olahraga maupun bekerja, berisiko lebih rendah mengalami kanker tipe apa pun. Aktivitas fisik yang dimaksud antara lain adalah olahraga rekreasi, berjalan, pekerjaan buruh, dan pekerjaan rumah tangga.

Breast Cancer Research, sebagaimana dilansir dalam situs BBC mengatakan bahwa latihan fisik secara teratur, seperti lari, aerobik, atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang berat seperti berkebun, membersihkan perabot rumah dari debu, mengepel lantai dan membersihkan karpet dengan vacuum cleaner atau memasak, membersihkan rumah dan mencuci yang menghabiskan waktu rata-rata 16 hingga 17 jam setiap minggunya lebih baik ketimbang melakukan pekerjaan lain yang menguras fisik dalam menurunkan tingkat risiko terkena kanker payudara hingga 30 persen. Hal ini merupakan hasil studi selama 11 tahun terhadap 32.000 perempuan. Para peneliti lainnya yang telah melakukan riset ini terhadap 200 ribu wanita dari 9 negara bagian Eropa membuktikan bahwa mereka yang rajin beres-beres rumah lebih terlindung dari bahaya kanker ketimbang wanita yang hanya berolahraga.

Aktif di rumah dan mengerjakan segala kegiatan rumah tangga bagi wanita pra menopause dapat mengurangi risiko kanker sebanyak 29% dibandingkan dengan mereka yang tidak aktif membersihkan rumah. Sedangkan bagi wanita yang telah menopause, kegiatan ini bermanfaat hingga 19%..

(tulisan ini copas dari beberapa blog yang tidak dicantumkan penulis awalnya.. buat yang uda nulis, Great! Mencerahkan. Walaupun gak 100% juga jadi Ibu rumah tangga, minimal mengingatkan untuk tidak jadi wanita karir 100%. Arigato gozaimas ^^ siap2 belajar jadi Ibu dan Istri yang baik..,Insyaallah)

Saturday, 26 February 2011

amalan unggulan dan sholat berjamaah ^,^v

tiba-tiba jadi ingin menulis tentang sholat berjamaah..
setiap pulang ke jakarta, hampir setiap maghrib dan isya di lewatkan di masjid.
selain karena masjid nya terletak percis di sebelah rumah, nuansa masjid itu juga sangat mendorong utk di datangi. entahlah, mungkin karena masjid itu menyimpan banyak memori tersendiri sepertinya ^^
pas kemarin di jakarta, ada kejadian yang lumayan lucu pas sholat maghrib.

hari I:
maghrib td, jamaah putri dimasjid cuma sy dn ica (kls 2SD).
rakaat ke2 ada tmnnya si ica dtg dan ngebujuk si ica utk udahan dan cpt pulang. tapi si ica ttp gak bergeming dan fokus pada sholatnya (hebat kamu nak
ˆ⌣ˆ).
rakaat ke 4,si ica tiba2 jwb prtanyaan tmnya.
(sy uda niat nnt slesai sholat sy mau ngasih tau ica,ga boleh ngomong kalo lg sholat).
eh
...,setelah sujud rakaat ke4 si ica uda kaburrr
*jd ikut2an gak khusyu, nahan senyum2 sendiri (semoga gak dihitung batal ya Allah..) hehehe.. ^,^v

hari II:
Saya agak datang telat di rakaat pertama. di shaff putri sudah ada ica dn temen nya yg sdh sholat duluan.
pas lihat itu saya niat nnt slesai sholat sy mw blg ke ica ga boleh ngmong kalo lg sholat, karena kemarin kan gak sempet ngomong yaa.
Di rakaat ke2 mreka ngikutin imam bc alfatihah dgn lantang (semakin yakin, nanti selesai sholat harus ngomong ke ica ga boleh bersuara kalo lagi sholat-makmum).
Tapi di rakaat ke3, mreka mundur scra teratur dan perlahan.
Pas salam,mgkn mreka ud drmh nya..
*ga jd ngmong lg deh..


Well,Ica itu tetangga saya, tapi karena saya 5 tahun gak di jakarta jadi saya kurang tau rumahnya dimana.. mungkin saat saya meninggalkan jakarta 5 tahun lalu, umurnya baru 2 tahun..
Ok, itu gak penting dan bukan itu yang ingin saya share kan..haha :D :D
*Tapi, saya jd terinspirasi membiasakan anak-anak saya kelak untuk menjadi makmum sholat yang baik dan tertib.. (insyaallah..)

Saya jadi inget tentang dosen saya yang pernah bercerita tentang suaminya. Jika sedang di rumah, suaminya akan sangat merasa bersalah jika tidak sholat berjamaah di masjid. 3 anak laki-lakinya pasti akan ikut ayah nya, bahkan anak ke4 yang perempuan juga ikut, walapun ibunya -dosen saya- gak ikut..hehe... gapapa ya, kan perempuan gak wajib sholat di masjid.

Yang saya fikirkan saat itu adalah, karakter si ibu ini yang sanguinis aktif, energik, dan sukses dalam karirnya (bukan dosen biasa ^^) versus karakter si ayah yang sabar, ke-bapak-an, dan perhatian (profesi sebagai guru dan tidak seaktif si ibu tapi menjabat sebagai Pak RW).

Saya melihat, kesuksesan beliau berdua dalam berumah tangga dan berkarier, ada sesuatu yang melatar belakangi. Selain sifat, karakter, dan aktivitas yang berbeda tapi bisa dipadukan, ada satu kekuatan lagi yang menjadi rahasiaya. Ketekunan ibadah si ayah + suami yang konsisten walaupun ibadah yang sederhana.

Yup. Ini dia. Amalan unggulan. Tidak perlu ibadah yang sulit, seperti puasa daud atau ibadah haji mungkin, yang penting konsisten dan ajeg dalam pelaksanaannya. Dalam kondisi apapun, untuk melakukan amal unggulan ini, akan diusahakan semaksimal mungkin. Efek langsung yang dirasakan kalo tidak melakukan sekali saja, maka akan ada rasa bersalah dalam diri.

"Apabila konsistensi itu terbiasa diusahakan untuk selalu direalisasikan, maka secara gak langsung hal tersebut membiasakan diri untuk membentuk kepribadian yang tekun dan gigih dalam mencapai sesuatu"

Kata orang tua, kesuksesan itu 90% adalah ketekunan dan kerja keras. sisanya kepintaran.
Betul juga sih, Allah kan akan merubah suatu kaum jika kaum itu mau berusaha kan..
Selain itu, saya fikir konsistensi juga akan melahirkan konsekuensi. Dengan tekad dan kefokusan sebagai efek dari konsistensi, maka saat ditengah proses menjalankan ada hambatan yang besar sekalipun akan diuasahakan untuk diatasi. Secara otomatis, pribadi yang konsekuen atau bertanggung jawab pun akan terbentuk. Dengan kata lain, Totalitas.
*semoga totalitasnya seiring dengan cara yang digunakan, yaitu benar dan baik.

Finally.. konsistensi dan ketekunan dalam berusaha harus dilatih sejak dini agar terbiasa sehingga kedepannya akan lebih luwes dan gak kaget jika ada tuntutan masa depan yang menuntut untuk menata dan mengusahakan banyak hal secara konsisten dan konsekuen.

conclusion:
Terbiasa melakukan amal unggulan secara konsisten akan menjadikan pribadi yang tekun, sungguh-sugguh, konsekuen, dan totalitas.

Tentang sholat berjamaah..

Amalan unggulan tidak harus sholat berjamaah. Apa saja, selama sanggup dan dilakukan dengan cara yang benar itu akan menjadi dopping untuk suplemen diri. Puasa sunnah, sholat rawatib, sholat dhuha, Tahajud, tilawah, apapun itu yang penting konsisten-lah.. karena masing2 mempunyai keistimewaan sendiri2. Diantara itu semua, yang paling saya suka adalah puasa sunnah (walaupun sekarang sudah sangat jarang sekali dibanding dulu masih aktif jadi mahasiswa ^^v). Karena shaum atau puasa hanya diri kita dan Allah yang tau. temen2 gak bakal tau kalo kita gak bilang kan.. hehe

Tapi tentang sholat berjamaah, ada keistimewaan tersendiri. ini tentang sosial kemasyarakatan. atau mungkin tentang hal membangun sebuah hubungan horizontal. Seperti yang kita tahu, ibadah itu kan hubungan vertikal antara hamba dengan Tuhan nya. Nah, kalo ada ibadah yang apabila dikerjakan akan melaksanakan dua hubungan sekaligus yaitu vertikal dan horizontal, itu seperti mendayung 2 tiga pulau terlampaui, efektif an efisien. hehe..

- Dengan Sholat berjamaah di masjid, ada pertemuan intens antara kita dengan tetangga atau masyarakat. Ada sapaan atau obrolan singkat setelah usai sholat berjamaah. Biasanya efektif untuk bapak-bapak yang sibuk di kantor sehingga jarang bersosialisasi dengan tetangga. Sholat berjamaah maghrib, isya, atau subuh di masjid dekat rumah, secara tidak langsung adalah sapaan ramah kepada tetangga. Jadi, masih tampak ada "orangnya" dan ini akan mempengaruhi keberadaan di lingkungan masyarakat. nb: rumah adalah tempat pertama dan utama untuk tinggal. tetangga adalah orang pertama yang akan menolong jika terjadi sesuatu di rumah kita..

- Dengan sholat berjamaah, ada hubungan kedekatan yang dibangun secara tidak sadar saat banyak insan bersama2 melakukan gerakan dan sujud ke satu arah. Tidak ada ibadah sekompak sholat berjamaah. Di semua negara di dunia, pastilah sujud itu menghadap ke kiblat, ada bacaan sekaligus doa yang dipanjatkan secara bersama. Awesome! walaupun agk mungkin semua negara melakukan sholat secara serentak karena perbedaan waktu yang ada, pastilah setiap detik di muka bumi ini ada yang sujud seilih berganti tak pernah henti ke satu arah. kiblat. Semoga disinilah ta'liful qulub atau ikatan hati antar saudara seiman itu tumbuh.. saudara seiman di seluruh dunia, walaupun berbeda mazhab, golongan, partai, atau apapun itu.

- Di proses sholat berjamaah, ada yang memimpin, ada yang dipimpin.. serentak. begitulah kehidupan, ada yang memimpin dan ada yang dipimpin. untuk membiasakan koordinasi yang baik, dan semua akan terorganisir dengan rapih. Semoga para pemimpin di negeri ini dan belahan dunia manapun, juga menjadi imam di jamaah-jamaah sholat. agar hubungan yang tercipta tidak sekedar hubungan formalitas, tetapi ada hubungan cinta yang muncul karena kecintaan yang sama kepada Tuhannya, Allah SWT.

- Sholat berjamaah dengan suami dan anak-anak di rumah juga akan semakin mempererat hubungan emosional keluarga. karena kegiatan yang dilakukan bersama ini, bukan sekedar kegiatan biasa, melainkan kegiatan yang dilakukan bersama dengan sang Kholik.

#jadi ingin lebih memaknai suami adalah imam untuk keluarga. Kira-kira parameternya sering sholat berjamaah di masjid atau sering jadi imam sholat di rumah ya?? kalo sholat berjamaah di masjid terus, kan gak jadi imam sholat dirumah..
haha, gak penting, gak nyambung. :D :D

Thursday, 20 January 2011

Tips mengajar Efektif di depan kelas


Saya belum resmi menjadi seorang guru atau dosen profesional..
Tapi, pengalaman saya yang dibesarkan di keluarga yang berlatar belakang akademisi membuat saya banyak menyerap ilmu mengajar-belajar secara tidak langsung.
Ditambah lagi, sudah 3 bulan terakhir pasca lulus S1 saya dipercaya untuk menjadi asisten dosen dan mengajar 6 kelas di 3 universitas swasta secara langsung. And, really.. it's an unforgettable moment :)

Mata kuliah yang saya ajarkan adalah hukum kesehatan di APIKES Rekam medis citra medika (2kelas), Hukum kesehatan di AKBID Citra medika (2 kelas), Hukum Kesehatan dan Ilmu Perundang-undangan di Universitas Islam Batik Surakarta.
Well, actually medical law sience isn't my capacity. latar belakang hukum saya adalah hukum tata negara. but, it's okay. Ini tantangan. Dan akhirnya saya jd banyak belajar dan tau ttg konfidensialitas medik, medical mallpractice, dll yg pastinya kalo ke RS agak ngerti2 dikit. (nb: hukum kesehatan sangat melindungi hak2 pasien)

next, ini dia sedikit tips dari pengalaman saya agar mengajar efektif:

1. Berangkat dari rumah harus semangat dengan niat yang baik. berdoa dan dibuktikan dengan persiapan materi yang matang (bisa dalam bentuk power point ataupun skema pengajaran). dan yang pasti belajar dulu, kuasai materi, jangan sampai tidak tau apa yang mau disampaikan di kelas. It's very urgent.

2. Tepat waktu, jangan sampai ditungguin mahasiswa (tapi yang terjadi malah nungguin mahasiswa:pengalamanpribadi-red)

3. Siapkan power point (kalau ada LCD) dan bawa laptop yg stamina nya ok. Jangan sampe 30 menit habis waktu gara2 gak bisa nyambungin Laptop ke LCD. coba di restrat atau gak usah di gunakan sekalian dari pada kehabisan waktu mengajar.

4. Nah, kalo tidak ada fasilitas LCD atau laptop, inilah gunanya skema pengajaran yang menjadi catatan kita sendiri. tuliskan di papan tulis skema tersebut dan kita bisa mengembangkan penjelasan secara sistematis. bawa spidol sendiri lebih baik. mungkin harus bawa tisue juga buat menghapus jaga2 kalo tidak ada penghapus.

5. Bagian menjelaskan: biasanya saya memulai perkuliahan dengan menceritakan isu atau pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan saya berikan. Kemudian fokus menjelaskan materi dengan dikaitkan sejarah atau isu2 terkini. So..harus banyak wacana. karena, kalau hanya menyampaiakn materi waktu akan masih tersisa banyak..

6. Saat menjelaskan, dosen dan mahasiswa harus saling konsentrasi. mengajar kalo gak konsentrasi, anak didiknya juga tidak akan konsentrasi dalam menyerap ilmu. Pun sebaliknya, Kalo anak didik gak konsentrasi (ngobrol senidiri), yang mengajar jadi ikut-ikutan gak konsen. Akan lebih baik, diawal perkuliahan, dibuat kesepakatan untuk sama2 konsentrasi sebagai simbiosis mutualisme.

7. Interaksi efektif penting dilakukan agar suasana kelas tidak membosankan. Caranya, kita harus menghafal nama2 anak didik walaupun tidak semua. Kalo di akademi, hal ini akan mudah karena mereka wajib memakai name tag. jadi, panggil nama mereka dan pantiklah dengan pertanyaan ringan. Interaksi efektif juga bisa dilakukan di awal perkuliahan dengan metode brain storming. jadi kita bisa tau, sudah sejauh mana mereka mengerti materi yang akan kita sampaikan.

8. Saat menutup kuliah atau pengajaran, akan lebih baik ketika kita menutupnya dengan kata-kata bijak atau cerita berhikmah. tidak usah terlalu panjang yang penting mereka berkesan. misalnya tentang konsep lapang dada, keikhlasan, kejujuran, dll. Karena tugas mengajar tidaklah sekedar menyampaikan materi atau teori. Melainkan juga menididik agar anak didik memiliki budi pekerti yang baik. Sebenarnya ini akan balik ke kita sendiri sih..kan jadi mengingatkan diri sendiri..

9. Bawa air mineral. ini penting. menurut saya, minum air mineral di sela jam mengajar tidak masalah. berbicara di depan kelas tanpa pengeras suara membutuhkan energi yang luar biasa. tenggorokan harus terus basah karena kalau kering dijamin suara susah keluar..jadi gak efektif kan ngajarnya. yang penting izin dulu di awal kalo kita akan minum yang penting tidak menganggu jalannya persidangan-pengajaran maksudnya-. (pengalaman pribadi: ngajar 2 kelas dari jam8-11 tanpa minum menyebabkan tenggorokan kering, sakit, dan suara hampir hilang)

10. Sebelum ujian mid semester atau akhir semester akan lebih baik ketika kita mengulas materi yang akan pernah disampaikan yang sekiranya akan keluar saat ujian. Biasa disebut kisi-kisi. Hal ini penting karena selama mereka kuliah, banyak mata kuliah lain yang mereka ambil juga. so,sekedar mengingatkan kembali saya fikir tidak masalah.

11. (Hal ini belum pernah saya lakukan). Tapi saya terinspirasi dosen saya waktu itu yang membagi kelas dengan beberapa kelompok untuk mendiskusikan suatu hal dan kemudian presentasi. Yang presentasi nya bagus dapat coklat silverqueen big size.. Selain itu jika ada mahasiswa yang bisa menjawab pertanyaan dengan lugas dan tepat juga akan mendapat coklat yang sama.. bukan sekedar coklatnya, tapi Konsep reward akan membuat suasana kelas jadi semangat.

12. (Hal ini belum pernah saya lakukan juga). Selain reward, punishment juga harus ada dalam kelas agar kelas menjadi disiplin dan tidak mengganggu mahasiswa yang lain. misalnya dengan tidak mengizinkan mahasiswa masuk kelas setelah 15 menit bel berbunyi atau mempersilakan keluar buat yang ngobrol.. (syarat: dosen nya gak boleh telat juga :))

13. Biasakan kelas dengan doa diawal dan akhir. Jangan lupa bilang, semoga perkuliahan kali ini ilmunya bermanfaat dan kita semua akan menjadi pribadi yang lebih baik.

14. Sapalah anak didik atau mahasiswa diluar kelas jika berpapasan. minimal dengan senyuman., tidak perlu menunggu mereka yang mendahului karena biasanya mereka segan melakukan itu. Dan tidak perlu khawatir merusak image sebagai dosen jika menyapa mahasiswanya. Selain senyum itu ibadah, hal ini akan mendekatkan hubungan emosional antara dosen dengan mahasiswa sebagai anak didik. Sehingga suasana kelas saat mengajar akan lebih hangat dan nyaman.

15. Yang pasti jangan lupa bikin Rencana Pembelajaran Persemester.. Jadi, dalam 1 semester kita akan mengetahui materi apa aja yang harus disampaikan dalam setiap pertemuan. Dan akan lebih baik lagi jika Rencana Pembelajaran atau matrikulasi materi persemester di share kepada mahasiswa di pertemuan kuliah pertama.. semoga aja mahasiswa mempunyai inisiatif utk belajar atau menyiapakn materi terlebih dahulu sebelum kuliah..

waduu, itu sedikit apa banyak ya? tapi bukan itu yang terpenting. karena saya fikir peran pendidik itu sangat penting. Diluar efektif atau tidaknya mereka mengajar, dengan niat mendidik saja itu sudah menjadi poin penting.


Jadi inget kata bpk.Anies Baswedan : "Bangsa ini didirikan oleh orang-orang yang terdidik dan mau mendidik. Artinya, pendidikan merupakan hal terpenting sebagai eskalator kemajuan bangsa"

Terus, kata Ust. Hatta : "Rasullulah bersabda, Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dirham, tidak pula dinar. Mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengambilnya, dia telah mengambil bagian yang besar (HR Ahmad (3641) Tirmidzi (2682) dan Ibnu Majah (223))"

Dalam obrolan dengan sahabat saya noridha, "kita harus beraktualisasi diri, terus belajar, bekerja, dan dengan itu anak-anak kita akan bangga dengan ibu nya yang berprestasi diluar rumah dan yang pasti tetep memperhatikan anak-anak secara full di dalam rumah"

Ibu saya juga pernah bilang, "jadi guru itu, pahala nya banyak. amal jariyah, karena ilmu nya kan mengalir terus.. Selain itu, jam mengajar tidak full seharian diluar rumah, jadi masih bayak waktu buat anak-anak di rumah"

Beberapa dosen dan rekan-rekan saya juga bayak yang bilang
: "Kamu cocoknya jadi dosen deh., karena kalo kamu menjelaskan sesuatu mudah dipahami yang mendengarkan" (oyaaa?? Am I sure? ^^v)

"HAppy Studying, HappY Teaching
For the better Indonesia!!
"

Wednesday, 19 January 2011

50 ciri orang sukses dunia akhirat

1.Carilah dan temukan kesempatan di mana orang lain saat orang lain gagal menemukannya.

2.Orang sukses melihat masalah sebagai bahan pembelajaran an bukannya kesulitan belaka.

3.Fokus pada solusi, bukan berkubang pada masalah yang ada.

4.Menciptakan jalan suksesnya sendiri dengan pemikiran dan inovasi yang ada.

5.Orang sukses bisa merasa takut, namun mereka kemudian mengendalikan dan mengatasinya.

6.Mereka mengajukan pertanyaan yang tepat, sehingga menegaskan kualitas pikiran dan emosional yang positif.

7.Mereka jarang mengeluh.

8.Mereka tidak menyalahkan orang lain, namun mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka.

9.Mereka selalu menemukan cara untuk mengembangkan potensi mereka dan menggunakannya dengan efektif.

10.Mereka sibuk, produktif, dan proaktif, bukan luntang-lantung.

11.Mereka mau menyesuaikan diri dengan sifat dan pemikiran orang lain.

12.Mereka memiliki ambisi atau semangat.

13.Tahu benar apa yang diinginkan.

14.Mereka inovatif dan bukan plagiat.

15.Mereka tidak menunda-nunda apa yang ada.

16.Mereka memiliki prinsip bahwa hidup adalah proses belajar yang tiada henti.

17.Mereka tidak menganggap diri sempurna sehingga sudi belajar dari orang lain.

18.Mereka melakukan apa yang seharusnya, bukan apa yang mereka mau lakukan.

19.Mereka mau mengambil resiko, tapi bukan nekat.

20.Mereka menghadapi dan menyelesaikan masalah dengan segera.

21.Mereka tidak menunggu datangnya keberuntungan, atau kesempatan. Merekalah yang menciptakannya.

22.Mereka bertindak bahkan sebelum disuruh/ diminta.

23.Mereka mampu mengendalikan emosi dan bersikap profesional.

24.Mereka adalah komunikator yang handal.

25.Mereka mempunyai rencana dan berusaha membuatnya menjadi kenyataan.

26.Mereka menjadi luar biasa karena mereka memilih untuk itu.

27.Mereka berhasil melalui masa-masa berat yang biasanya membuat orang lain menyerah.

28.Mereka tahu apa yang penting bagi mereka dan melakukan yang terbaik yang mereka bisa.

29.Mereka memiliki keseimbangan. Mereka tahu bahwa uang hanya alat, bukan segalanya.

30.Mereka paham betul pentingnya disiplin dan pengendalian diri.

31.Mereka merasa aman karena mereka tahu mereka berharga.

32.Mereka juga murah hati dan baik hati.

33.Mereka mau mengakui kesalahan dan tidak segan untuk minta maaf.

34.Mereka mau beradaptasi dengan perubahan.

35.Mereka menjaga kesehatan dan performa tubuh.

36.Mereka rajin.

37.Ulet

38.Mereka terbuka dan mau menerima masukan dari orang lain.

39.Mereka tetap bahagia saat menghadapi pasang surut kehidupan.

40.Mereka tidak bergaul dengan orang-orang yang salah/ merusak.

41.Mereka tidak membuang waktu dan energi emosional untuk sesuatu yang di luar kendali mereka.

42.Mereka nyaman bekerja di tempat yang ada.

43.Mereka memasang standar yang tinggi bagi diri sendiri.

44.Mereka tidak mempertanyakan mengapa mereka gagal namun memetik pelajaran dari itu semua.

45.Mereka tahu bagaimana harus rileks, menikmati apa yang ada, dan mampu bersenang-senang dalam kecerobohan sekalipun.

46.Karir mereka bukanlah siapa mereka, itu hanyalah pekerjaan.

47.Mereka lebih tertarik pada apa yang efektif ketimbang pada apa yang mudah.

48.Mereka menyelesaikan apa yang telah mereka mulai.

49.Mereka menyadari bahwa mereka bukan hanya makhluk hidup belaka, namun juga makhluk rohani.

50.Mereka melakukan pada yang mereka katakan

Orang sukses bukanlah orang yang tidak pernah gagal, tetapi adalah orang yang tidak pernah menyerah

Sunday, 16 January 2011

Tetaplah dan teruslah berusaha.

Kalau belum berhasil, bukan berarti karena kita tidak berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya. Tapi itu semua karena Allah SWT belum mengizinkan dan Allah punya rencana yang lebih indah untuk kita.

Tetaplah dan teruslah berusaha.

Teruslah..sampai otak ini tak mampu lagi befikir, mulut ini tak bisa lagi bicara , telinga ini tak bisa lagi mendengar, hidung ini tak bisa lagi bernafas, tangan ini tak bisa lagi digunakan, kaki ini tak bisa lagi melangkah, sampai jantung ini tak lagi berdegup.

"Teruslah berusaha karena Allah SWT, untuk umat ini, untuk bangsa ini, untuk kebahagiaan orang tua, keluarga, dan orang-orang yang kita cintai..."

Kemudian berdo’alah..bertawakal, menyerahkan semuanya pada Allah SWT sang penggenggam jiwa-jiwa hamba-Nya..

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (Q.S Ar-Ra’d:11)

Tuesday, 7 July 2009

Mencapai sesuatu yang sulit dicapai

(Ditulis tanggal 28 Oktober 2008)


Seperti ingin menggapai bintang di langit nan jauh. Bintang yang indah yang ingin dicapai dan dimiliki semua orang. Tapi, bintang itu hanya akan menjadi bintang harapan karena kita memang tidak akan pernah sanggup menggapainya. Atau,kita yang kurang strategi dan teknologi sehingga kita tidak dapat menggapainya. Berarti ada kan kemungkinan untuk menggapai bintang itu?

Are u sure??

Keyakinan tidak hanya sekedar ucapan. Ia butuh bukti sebuah bentuk usaha yang nyata. Sebuah usaha yang tidak hanya sekedara lisan mengatakan ”yakin”. Sudah sejauh mana usaha kita untuk menggapai bintang itu?

Tapi kan, usaha juga butuh perhitungan strategi. Kalau ternyata setelah strategi itu dihitung memang tidak akan mencukupi untuk merealisasikan sebuah keyakinan akan harapan, kenapa musti maksa untuk dilakukan. Sia-sia kan? Buang-buang tenaga, waktu, energi, uang, dan perasaan. Ya, perasaan menyesal karena tidak berhasil merealisasikan sebuah harpan dan tujuan.

Tapi Allah SWT kan tidak akan merubah suatu kaum kecuali kaum itu yang mau berubah. Allah SWT juga tidak akan memberikan beban di luar kemampuan hambanya kan? So,logika nya adalah sudah kewajiban kita berusaha sambil menyerahkan semua harapan-harapan itu kepada sang Pencipta.

Tinggal bagaimana kita kreatif berstrategi kan dalam merealisasikan harapan-harapan itu? Jawaban klise ya. Padahal perhitungan kita sudah matang kalau kita memang sulit untuk menggapai tujuan itu. Ah,itu juga alasan yang klise yang mungkin untuk menutupi kemalasan bergerak. Jadi inget novel sang pemimpi nya Andrea Hirata. Kata Ikal (tokoh utama di novel itu), mimpi dan semangat yang akan mengantarkan kita mencapai cita-cita itu. Yup,mimpi dan semangat. Mimpi akan harapan dan semangat berusaha yang akan mengantarkan kita untuk mencapai harapan-harapan itu.

Sekarang, sudah saatnya membuktikan sebuah usaha untuk menggapai sebuah harapan. Walaupun memang sulit dicapai, ya sudah, berusaha seoptimal mungkin dan berdoa semoga ada tangan-tangan ALLAH SWT yang kita menyadari atau tidak ternyata membantu kita merealisasikan harapan itu. Polkad Integratif yang sangat sulit dicapai tapi harus dijalankan. Semoga ALLAH SWT memudahkan. Amien…