Showing posts with label Al-qur'an. Show all posts
Showing posts with label Al-qur'an. Show all posts

Sunday, 17 February 2013

Kesabaran*

gambar dari google
Tidak ada keberanian yang sempurna tanpa kesabaran. Sebab kesabaran adalah nafas yang menentukan lama tidaknya sebuah keberanian bertahan dalam diri seorang pahlawan.

Maka dahulu ulama kita mengatakan: "Keberanian itu, sesungguhnya hanyalah kesabaran sesaat." Risiko adalah pajak keberanian. Dan hanya kesabaran yang dapat menyuplai seorang pemberani dengan kemampuan untuk membayar pajak itu terus-menerus. Dan itulah yang dimaksud Allah swt dalam firman-Nya: "Jika ada di antara kamu dua puluh orang penyabar, niscaya mereka akan mengalahkan dua ratus orang. Dan jika ada di antara kamu seratus orang (penyabar), niscaya mereka akan mengalahkan seribu orang kafir."(QS. 8: 65).

Ada banyak pemberani yang tidak mengakhiri hidup sebagai pemberani. Karena mereka gagal menahan beban resiko. Jadi keberanian adalah aspek ekspansif dari kepahlawanan. Tapi kesabaran adalah aspek defensifnya. Kesabaran adalah daya tahan psikologis yang menentukan sejauh apa kita mampu membawa beban idealisme kepahlawanan, dan sekuat apa kita mampu survive dalam menghadapi tekanan hidup. Mereka yang memiliki sifat ini pastilah berbakat menjadi pemimpin besar. Coba simak firman Allah swt ini: "Dan Kami jadikan di antara mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bersabar dan mereka selalu yakin dengan ayat-ayat Kami." (QS. 32 : 24).

Demikianlah kemudian ayat-ayat kesabaran turun beruntun dalam Qur'an dan dijelaskan dengan detil beserta contoh aplikasinya oleh Rasulullah saw, sampai-sampai Allah menempatkan kesabaran dalam posisi yang paling terhormat ketia la mengatakan: "Mintalah pertolongan dengan kesabaran dan sholat. Sesungguhnya urusan ini amatlah berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu'." (QS. 2: 45 )

Rahasianya adalah karena kesabaran ibarat wanita yang melahirkan banyak sifat lainnya. Dari kesabaranlah lahir sifat santun. Dari kesabaran pula lahir kelembutan. Bukan hanya itu. Kemampuan menjaga rahasia juga lahir dari rahim kesabaran. Demikian pula berturut-turut lahir kesungguhan, kesinambungan dalam bekerja dan yang mungkin sangat penting adalah ketenangan.

Tapi kesabaran itu pahit. Semua kita tahu begitulah rasanya kesabaran itu. Dan begitulah suatu saat Rasulullah saw mengatakan kepada seorang wanita yang sedang menangisi kematian anaknya: "Sesungguhnya kesabaran itu hanya pada benturan pertama." (Bukhari dan Muslim). Jadi, yang pahit dari kesabaran itu hanya permulaannya. Kesabaran pada benturan pertama menciptakan kekebalan pada benturan selanjutnya. "Mereka memanahku bertubi-tubi, sampai-sampai panah itu hanya menembus panah," kata penyair Arab nomor wahid sepanjang sejarah, Al-Mutanabbi.

Mereka yang memiliki naluri kepahlawan dan keberanian, harus mengambil saham terbesar dari kesabaran. Mereka harus sabar dalam segala hal: dalam ketaatan, meninggalkan maksiat atau menghadapi cobaan. Dan dengan kesabaran tertinggi, "sampai akhirnya kesabaran itu sendiri yang gagal mengejar kesabarannya," kata Imam Ibnul Qayyim.
*Anis Matta: Mencari Pahlawan Indonesia

Monday, 23 July 2012

sabar dan sholat


Agar kita betul2 dapat pertolongan, maka harus sabar dan solat dengan keyakinan bahwa segala sesuatu akan kembali kepada Allah SWT sang maha pencipta. Jadi untuk apa pesimis, takut dan bersedih kalau semua yang terjadi adalah kehendak Allah dan kita diuji agar berhasil melewati nya dengan sabar.. dan saat sholat yang dalam keadaan khusyu’ kita akan bertemu dengan Allah dan bias menceritan semua beban pada Allah. Karena Allah Maha pemebri solusi, jadi, gak bakal ada rugi nya deh kalo ketemu sama Allah SWTJ

Q.S Al-Baqoroh 45: "Dan Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan shalat itu sungguh berat keculai bagi orang-orang yang khusyuk", yaitu "mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali padaNya" (Q.S Al-Baqoroh: 46)

the Helper


terkadang kita menilai bahwa menangis adalah bentuk kelemahan diri. Padahal bisa jadi banyak hal terijabah karena menangis. Bukankah menangis itu adalah cara terakhir setelah semua daya dan upaya dilaksanakan sampai pada batas maksimal? Disanalah keyakinan diri pada kekuatan Sang Maha Pencipta diletakkan. Titik tawakkal. Menjauhkan kesombongan.

"...Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (Q.S Al-Imron:173)

beban


biasanya qt sering mendengar "Allah tdk akan membebani seorg melainkan menurut kesanggupan nya"
Trnyata ada kalimat sblm dan sesudahnya dlm 1kesatuan ayat:
"Dan org2 yg beriman serta mengerjakan kebajikan,
Kami (Allah) tdk akan membebani seseorg melainkan menurut kesanggupannya.
Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.
(Q.S Al-A'raf:42)

Subhanallah ya, utk org2 yg beriman dan mgerjakan kebajikan, tdk hanya akan dmudahkan oleh Allah dlm mjalankan beban2 di dunia, tp jg djanjikan mjd penghuni Surga..

ujian


kebanyakan org berdo'a agar dberikan kesabaran dr ujian2 berupa masa2 sulit dan bencana2..
Smg bnyak pula yg brdoa agar dberi kesabaran dan kekuatan saat dberikan ujian berupa kenikmatan..
Krn trkadang,ujian terberat adl ujian kenikmatan yg akan melenakan dan menjauhkan diri dr Allah.

"...Dan kami uji mereka dgn (nikmat) yg baik2 dan (bencana) yg buruk2, agar mereka kembali (kepada kebenaran)"
Q.S Al-A'raf:168

deep thinking.


 
ternyata,agar kita dpt memiliki kemampuan utk membedakan mana yg benar dan yg salah, caranya cuma 1: bertakwa pd Allah.
Bahkan,diampuni pula dosa kita dan dhapus pula kesalahan2 kita..

"...Jika kamu bertakwa kpd Allah, niscaya Dia akan memberikan furqãn (kemampuan membedakan antar yg hak dan bathil) kpd mu dan mghapus sgala kesalahan mu dan mengampuni (dosa2) mu. Allah memiliki karunia yg besar"
(Q.S Al-Anfãl:29)