Showing posts with label anak. Show all posts
Showing posts with label anak. Show all posts

Sunday, 11 May 2014

sidang tesis

alhamdullilah... setelah banyak hal yang terlewati, dan telat 10 bulan dari deadline 2 tahun.. akhirnya, bisa sidang ujian Tesis. Entahlah, mungkin memang omongan itu doa ya, jadi waktu itu uda niat banghet kalo Tesis akan dikerjain pas lagi hamil. Harapannya biar sekalian belajar sama bayinya. Tapi waktu itu kan niatnya dari semester 1 dengan harapan semester 2 nikah, semester 3 hamil, semester 4 sidang tesis dan wisuda. Tapi ternyata, nikahnya pas semester V. hehe.. Alhamdullilah 1 bulan nikah langsung hamil, jadi mau ga mau finishing tesis biar kalo sudah lahiran ga terbayang2 konsultasi pembimbing dan ngeprint bolak-balik :D.
Setelah nikah 1 bulan rajin banget ngerjain tesis, dan setelah tersusun ternyata baru tau kalo hamil hehe.. pas tau hamil malah hibernasi karena mual dan muntah yang agak ekstrim, jadi 4 bulan ga dikerjain lagi. Tapi habis itu, langsung ngebut dan di acc ujian pas 6 bulan kehamilan :) Alhamdullilah dapet jadwal 6 mei 2014, padahal, hari terakhir pendaftran wisuda bulan juni adalah 9 mei. Jadi habis ujian langsung ngerjain revisi 2 hari selesai. soalnya kalau setelah tanggal 9 mei belum selesai urusan revisi, berarti bisanya daftar wisuda untuk bulan sepetember dan (insyaallah) itu baru sekitar 2 minggu melahirkan.. kesian bayi 2 minggu ikut wisuda seharian atau ditinggal dirumah seharian.
Akhirnya, Pas tanggal 9 mei kemarin, dengan semangat '45 ke pembimbing dan penguji ngajuin revisian tesis. Tapi dapat kabar kalau ketua penguji sekaligus ketua Prodi tidak ke kampus hari itu karena tidak ada jadwal ke kampus dan kemungkinan baru ke kampus senin. Itu artinya revisi tidak akan di acc hr itu, yudisium tidak akan keluar, dan artinya ga bisa daftar wisuda bulan juni. Saya pun sms suami dan saudara2 saya kalau kemungkinan saya tidak bisa wisuda juni.

Pasrah, ikhlas..

Yaudahlah, kalau memang tidak bisa, yang penting sudah berusaha. yang di revisi banyak banget soalnya, sampe dibantuin suami nyusun daftar pustaka dll dari BAB I-V. Gak mungkin selesai 1 hari. Allakulihal, setelah bolak-balik naik turun tangga di gedung yang berbeda-beda, pada titik pasrah, tetep aja nunggu penguji yang lain utk mengajukan revisi yang kebetulan ruangannya di ruangan sebelah ketua penguji. dan tiba-tiba Bapak ketua penguji yang kata sekretarisnya tidak datang, ternyata datang. Langsung saya keruangannya, dan alhamdullilah, langsung di acc revisinya, di ttd pula tesis nya, bisa urus yudisium, dan bisa daftar wisuda bulan juni di hari terakhir pendaftaran..

Kalau nanti anak saya sudah lahir,dan sudah bisa membaca postingan ini, 
"ummi cuma ingin mengucapkan terima kasih..karena dorongan mu Nak, ummi jadi semangat menyelesaikan amanah studi ini..terima kasih juga kamu selalu kuat dan sehat kalau ummi ajak lembur, atau bolak-balik seharian naik motor panas-panasan karena Abi kerja dan tidak bisa antar, naik turun tangga, menunggu berjam-jam sampai telat makan.. maaf ya Nak, tapi semoga ini menjadi pembelajaran berharga untuk mu kelak..  untuk struggle, fighting, sabar, dan totalitas dalam mencari ilmu karena keimananmu pada Allah Ta'alla.. Ummi doain semoga kamu sehat terus, sempurna tumbuh kembangmu, tanggal 7 juni ini insyaallah kita wisuda ya Nak :) Nanti Insyaallah bulan Agustus, setelah Idul Fitri kamu lahir, kita bisa bertemu langsung, nanti ketemu abi juga.. ada mbah putri, mbah kakung, dan saudara-saudara yang lain... kita akan terus belajar bersama sampai akhir hayat, belajar memaknai kehidupan di dunia, mempersiapkan kehidupan yang lebih baik di akhirat,  sama abi, sama adik-adikmu kelak, insyaallah.."

ini Nak, foto kita bertiga sama Abi setelah Ummi selesai sidang tesis, kamu masih usia 6 bulan di perut Ummi

ini tim hore hore, hehe.. mba hani dan mba kipti yang dateng bawa makanan banyak banget Nak..

Friday, 7 June 2013

"Membentuk Keluarga Islami"

oleh: Ustadz Bendri Jaisy

Bab mengenai pernikahan selalu menarik dan penting untuk dibahas. Bukan hanya karena soal romantisme-nya. Sebab pernikahan bukan hanya tentang bulan madu. Malah, nyatanya, lebih banyak bulan racun daripada bulan madu. Persoalannya, apakah kita punya penawarnya?

Lebih dari itu, pernikahan –menggunakan istilah Ustadz Anis Matta, adalah peristiwa peradaban. Keputusan pernikahan adalah salah satu keputusan paling penting dalam hidup, jauh lebih penting dari keputusan memilih sekolah terbaik, kampus terbaik, tempat kerja terbaik, dan seterusnya. Karena, sekali lagi, pernikahan adalah peristiwa peradaban. Bukan hanya soal mengubah tatanan demografi masyarakat, tetapi pernikahan membuka pintu untuk generasi baru, yang bisa jadi, melalui mereka tugas kekhalifahan manusia terlaksana. 

Sayangnya, ketika membicarakan pernikahan dan persiapannya, biasanya kita akan berfokus pada dua hal: harta dan mental. Padahal ada satu hal yang sangat penting, yang menjadi kunci kesuksesan pernikahan, yaitu ilmu. Bukan hanya ilmu mengenai tata cara mengkhitbah atau wawasan ke-Islaman dasar, tetapi juga, yang ditekankan dalam bahasan sederhana ini, ilmu merekayasa dan memelihara sebuah generasi terbaik. 

Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik sesungguhnya bukan diciptakan di kampus-kampus, sekolah-sekolah, atau institusi lain yang kita sebut “pendidikan”. SDM terbaik lahir dari keluarga. Didikan keluarga adalah pondasi bagi semua pendidikan lain di luar keluarga. Sebuah riset yang dilakukan oleh beberapa departemen di FISIP UI bersama KPK menemukan bahwa para pelaku koruptor (yang telah terbukti bersalah dan ditahan) memiliki masalah sewaktu dibesarkan dalam keluarganya dulu. 

Mengenai SDM terbaik, Rasulullah SAW. pernah bersabda: 
“Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang yang mengikuti mereka (tabi’in) dan kemudian orang-orang yang mengikuti mereka lagi (tabi’ut tabi’in).” (Muttafaq ‘alaih) 

Salah satu ciri SDM terbaik, jika mengacu pada generasi Rasulullah SAW., adalah usia karakter yang jauh lebih matang melampaui usia fisiknya. Dan semua ini dihasilkan dari keluarga yang berkualitas. Sehingga, berbicara visi pernikahan bukanlah sekadar tentang menjadi suami/istri, tetapi juga menjadi ayah/ibu, dan juga tentang mencari ayah/ibu terbaik bagi generasi yang kita lahirkan kelak. Tentang pendidikan anak, kita sering mendengar pepatah Arab, “Ibu adalah madrasah bagi anaknya.” Pepatah ini benar, namun sebenarnya masih memiliki lanjutan, yaitu “.. dan ayah adalah kepala sekolahnya.” Maka, pendidikan anak bukan hanya soal ibu dan anak, tetapi bahkan ayahlah yang paling bertanggung jawab atas visi,perencanaan, pelaksanaan juga evaluasi pendidikannya. 

Islam sendiri mengangkat tinggi peran ayah dalam pendidikan anak. Dalam Al-Quran, secara keseluruhan ada 17 dialog tentang pengasuhan, yang tersebar diantara 9 surat. Terdapat 14 dialog antara ayah dan anak, 2 dialog antara ibu dan anak, dan hanya 1 dialog antara guru dan murid. Cukup mengejutkan bukan? Di saat hari ini masyarakat kita menganggap amanah membesarkan anak “dibebankan” kepada ibu saja, sehingga menyebabkan banyak perempuan menunda-nunda pernikahan dengan alasan ingin mengejar cita-cita, karir, dan lain sebagainya sebelum ia harus berhenti untuk mengurusi anak-anaknya. Paradigma ini juga menimbulkan kecemburuan bagi kelompok perempuan tertentu terhadap kaum laki-laki, sehingga mempertanyakan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. 

Terlepas dari perdebatan mengenai hal tersebut, poin pentingnya adalah perlunya pelurusan paradigma tanggung jawab mendidik anak. Prinsip pendidikan ayah dan ibu adalah saling mengisi, tidak berarti bergantung pada salah satu saja. Namun peran ayah sangat ditinggikan. Seorang bijak pernah berkata, “Jika ada anak yang durhaka, perhatikan ayahnya.” 

Bahkan, tanggung jawab pendidikan anak pada (calon) ayah sudah ada sebelum anak tersebut tercipta dalam kandungan, yaitu, sebagaimana Umar bin Khatthab pernah berkata, “Hak anak atas orang tuanya adalah dipilihkan ibu yang shalihah.” sementara dua hak anak lainnya terpenuhi manakala anak tersebut telah lahir, “lalu mengajarkan Al-Qur’an, dan memilihkan nama yang baik.” 

Ketika anak berada dalam kandungan, suami memiliki kewajiban untuk menyenangkan istrinya. Seorang ibu yang hamil pada dasarnya hanya memiliki tiga macam aktivitas, sebagaimana yang Allah kisahkan dalam surah Maryam ketika Maryam mengandung, “ Maka makanlah dan minumlah dan senangkanlah hatimu …” (QS. Maryam: 26). 

Ada tradisi Islam yang semakin hilang, yaitu tradisi dimana masyarakat ikut menjaga, memudahkan, membantu, dan membahagiakan muslimah yang sedang mengandung, dan ketika kandungannya lahir disambut dengan suka cita sebagai “bayi ummat ini.” 

Kita sepatutnya curiga, jangan-jangan di rahim seorang muslimah, terlebih di rahim istri kita, ada ulama dan mujaddid (pembaharu) yang Allah titipkan, yang kelak akan membawa ummat muslim berdiri tegak memimpin dunia dan mensejahterakan alam" 

Maka bersiaplah..menjadi istri/suami, ayah/ibu, dan juga mjd bagian dr anggota masyarakat..yg mengambil bagian penting dalam peradaban ini :)

oleh: Ustadz Bendri Jaisyurrahman
di Alumni Gathering PPSDMS Nurul Fikri, Sabtu 25 Mei 2013 
dinotulensikan oleh @yasir dengan beberapa penyesuaian. 

#noted,biar ingat dan semoga bermanfaat untuk yang membaca :)

Saturday, 20 April 2013

packaging

suatu hari modem saya hilang, dan saya pun membeli yang baru di tempat yang sama, dengan harga yang sama, provider yang sama, tapi beda merek pada mesin modemnya. Saat saya pulang ke rumah, saya langsung diserbu keponakan saya, Hani (12 tahun), "yee mba nunik pulang, jadi beli modem baru ya, warnanya apa mba?" // "putih.." // "asik2..putih..bagus, gak hitam kaya kemrin".

setelah dia pakai, dia cukup kecewa karena speed nya tidak sekencang yang modem kemarin, saya juga bingung dan agak kangen juga sama modem yang lama..hehe.. tapi sih kayanya karena biasanya saya reload yang IDR 100rb/bln tapi yang sekarang saya reload IDR 60rb/bln :) dan tiba2 hani bilang, "padahal warnanya putih ya..bagus tapi kok lemot banget ya ga kaya yang hitam kemarin, iya sih warna hitam ga begitu bagus tapi lebih cepet..kayanya jangan liat dari luarnya aja deh" // saya pun cuma senyum2 sendiri, iyalah IDR perbulannya beda  :D

Packaging. Seringnya anak-anak saat memlilih suatu barang atau makanan, mereka melihat dari luar, warnannya, bentuknya.. misalnya saja tas, yang penting warnanya pink, entah merk nya apa,apalagi tau kualitasnya. mahal ataupun murah mereka tidak begitu peduli karena yang terpenting adalah dibelikan :D atau makanan, yang penting cupcakes itu bentuknya lucu, krimnya banyak, warna-warni, ga peduli apakah gulanya alami, pewarnanya food grade, brp jumlah kalori dalam 1 kue, apalagi halal atau haram, mereka ga mengerti karena yang mereka tau kuenya terlihat bagus dan rasanya kemungkinan enak.

Anak-anak. belum banyak hal didunia ini yang mereka tau. Mungkin disitulah tugas orang tua untuk memberitahukan mereka yang mana yang benar dan mana yang salah. dan setelah itu melatih mereka untuk terbiasa berani memilih yang benar dan jangan pernah takut untuk tidak melakukan atau memilih yang salah walaupun disekitarnya banyak orang yg melakukan kesalahan itu dan seolah-olah tidak salah. Ini jangka panjang.. urusan kualitas suatu negara, dari kualitas generasinya kan?

Saya jadi teringat, bahwa anak usia 0-7 tahun diusahakan jangan ada diskusi untuk masalah prinsip. karena yang merka butuhkan adalah input, mereka butuh diberitahukan bahwa ini benar, ini salah, ini yang harus dilakukan dan ini yang tidak boleh dilakukan. Misalnya mereka butuh diberitahu bahwa sholat itu wajib, makan itu harus duduk, tidak boleh membuka aurat di depan orang, dll. Tentunya dengan menyesuaikan psikis dan kondisi anak dibawah usia 7 tahun, tidak boleh memaksakan apalagi memukul. Barulah  setelah 7-14 tahun, dipersilahkan dibuka ruang-ruang diskusi untuk membiasakan anak meyakini suatu kebenaran karena ada alasan kebaikan sehingga pemahaman nay tentang benar atau salah karena betul-betul paham bukan hanya sekedar kebiasaan. Misalnya saja kenapa harus menutup aurat, kenapa tidak boleh mengambil barang orang lain tanpa seizinnya, dll..tentu saja dengan komunikasi 2 arah yang efektif, dgn  bahasa-bahasa yang mudah dimengerti anak usia dibawah 14 tahun dan tidak menggurui. Usia 14-21 tahun, mulai mendengarkan pendapat mereka tentang suattu hal tentunya masih harus diawasi dan dipastikan bahwa pendapat mereka atau pilihan mereka benar. Dan usia 21 tahun keatas, idealnya mereka sudah lulus universitas, banyak hal yang mereka sudah pelajar dari lingkungan, dengan ilmu yang mereka dapatkan dan dengan bekal prinsip dari orang tuanya sejak kecil, tentulah bisa jadi, anak mulai dimintakan pendapat-pendapatnya nya tentang beberapa hal, dan pastinya orang tua tenang, bahwa mereka telah berhasil memberikan solusi untuk bangsa ini, 1 generasi terbaik yang bisa memberikan solusi untuk perbaikan bangsa ini karena kekuatan iman mereka, ilmu mereka, moral mereka, dan akhlaq terbaik mereka. Dan pastinya mereka juga akan menjadi menantu-menantu idaman yang akan menjadi istri/suami dan tentunya menjadi orang tua-orang tua terbaik untuk anak-anak mereka kelak :D

Well,pembahasan yang terlalu jauh dan ga begitu nyambung, balik ke packaging. hehe

Pilihan dan sikap kita terhadap apapun memperlihatkan kualitas kita. dan memperlihatkan kualitas lingkungan yang mendidik kita. Misalnya apakah kita masih memilih kue yang bentuk dan warnanya bagus padahal kita tau itu tidak halal sementara ada pilihan kue biasa tapi halal dan thoyib? atau apakah kita akan mengambil uang yang ditemukan dijalan atau mengembalikan itu ke kotak infaq, dll...

Terus, jika kita kembali ke masyarakat sekarang dan melihat lingkungan sekitar, ga usah jauh-jauh deh, coba kita liat kita sendiri, usia berapakah kita sekarang? hehehe, sudahkah kita melihat atau memilih sesuatu hanya dari tampilan luarnya saja? dan sudah kah kita berani memilih sesuatu yang benar saat dimana orang lain mugkin tidak memilih itu atau sudahkah kita berani mengatakan kita salah saat kita menyadari bahwa kita salah walaupun banyak orang lain tanpa rasa bersalah melakukan kesalahn itu..
Bukan salah orang tua mendidik, dan tak ada yang salah karena yang terpenting berusaha benar, kembali kepada kebenaran, kembali pada Al-qur'an dan As-Sunnah :D

Kalo kata Sherina, lihat segalanya lebih dekat, dan kau bisa melihat, lebih bijaksana..
kalo versi saya sih, lihat Al-qur'an lebih dekat, dan kita bisa melihat dan memilih kehidupan ini, dengan bijaksana, karena benar..

Friday, 5 April 2013

spechless

antara sedih, bahagia, terharu...

Hampir 2 minggu, Ibu saya ke Jakarta untuk menyelesaikan bebrapa urusan. Secara otomatis pekerjaan yang biasa ibu saya lakukan saya ambil alih. Luar biasa rasanya kalo ga mau disebut kerja rodi. hehe.. biasanya habis subuh saya membuka laptop, melihat notifikasi di facebook atau melihat-lihat tesis saya yang tidak ada tambahan satu huruf pun setiap hari nya :D. Namun, tidak dengan 2 minggu terakhir, selepas sholat subuh saya harus masak karena Hani (keponakan saya) harus membawa bekal sekolah, selain itu sekalian juga menyiapkan sarapan. Setelah itu ke pasar untuk persiapan makan siang, makan malam, dan menstock bahan makanan untuk besok paginya. begitu. setiap hari.
Sampai suatu hari, tepatnya hari rabu kemarin, pagi2 saya ke pasar beli ayam giling dan membuat bakso, lengkap dengan kuah dan sayurnya. Cukup bergizi. Sore nya hani pulang sekolah, dan seperti biasa dia selalu bercerita entah nilai tryout UN nya, teman2 kelasnya, sahabatnya, persiapan masuk SMP, dll.. sambil menghangatkan Bakso di dapur saya bertanya, "han, makan ya pake bakso.."dan jawaban hani "enggak ah, aku mau makan pake telur aja, ada telur gak mba?" oke..sabar..sabar. Saya bertanya lagi "cobain dulu han baksonya kan ini uda di masak.." dia pun memakan nya sedikit dan tetap menanyakan penggorengan untuk menggoreng telur. Saya cukup sedih karena saya ga mau marah.. akhirnya saya diamkan, dan kemarin hari kamis saya memutuskan untuk tidak memasak dan menyerahkan dapur ke adik saya. 
Praktis, hari kamis yang dihidangkan adalah, telur, mie goreng, dan saya kurang tau apa lagi karena hari itu saya kekampus. Padahal sudah hampir 2 minggu ini tidak ada makanan instant di meja makan.
Saya jadi ingat Ibu saya, pagi2 sudah masak, nyapu halaman, mengurus tanaman-tanaman nya, masak makan siang, makan malam, dll. Saya lupa berterima kasih.
Sampai pada hari ini, saya membuat sarapan.. lengkap. Tapi saya belum menegur hani dari kemarin termasuk pagi ini. padahal biasanya setelah masakan matang, orang pertama yang saya suruh makan adalh hani, mungkin hani juga uda bosen saya suruh makan terus. Kadang saya suapin karena saya khawatir gizinya tak mencukupi kerja kerasnya mengingat sampai bulan Mei, hani akan menghadapi hari2 berat dari tryout ujian, PR yang menumpuk, dan Ujian Nasional kelas VI. Saya hanya ingin memastikan, dia sehat dan gizinya tercukupi.
well, karena saya fikir lebih baik diam, hari ini saya pun tidak  menyuruhnya sarapan dan dia berangkat main ke rumah temannya karena setiap jumat sekolahnya libur.
Dan tadi sekitar jam 12 kurang, saya spechless ada chat dari hani :'(

silahkan diklik untuk memperjelas tulisan :)


Hilang seketika lelah-lelah itu...

###

Konflik kadang memang menjadi solusi asalkan bisa mengendalikan konflik itu sendiri. Bagaimana caranya saat konflik itu terjadi, saat itulah menjadikannya momentum mengingat segala kesalahan dan bertekad untuk berbenah diri. Terkadang saya merasa over protective, tapi sepertinya ga juga..saya sering membebaskan hani untuk bermain, memilih sesuai keinginannya asalkan itu semua pada batasnya. Untuk banyak hal, saya sering mengkomunikasikan perkembangan hani ke orang tuanya (di Lampung), bagaimanapun, mendidik anak perempuan bisa menjadi jalan surga bagi orang tuanya.
Pernah suatu hari di hari minggu hani sudah mengajak saya sejak malamnya, untuk bermain badminton pagi hari, setelah sholat subuh. Karena itu bukan hal yang salah, maka saya iyakan, sekalian olahraga juga. Tapi saya bilang saat itu, tapi sebelum main badminton selimutnya harus dilipat. dia mengiyakan, dan saya manfaatkan momentum itu karena sudah 1 tahun lebih sejak tinggal di solo, hani tidak pernah mau melipat selimutnya. Saya khawatir saja ini akan menjadi kebiasaan tidak baik jika terus dibiarkan. Paginya saya bangunkan tapi tetap ga mau bangun. Akhirnya bangun, sholat dan langsung mengambil raket. Saya yang sudah siap dari tadi, mengingatkan tentang kesepakatan semalam bahwa ia akan melipat selimutnya. Tapi ia tetap bersikukuh tidak mau melipat dan saya pun komitmen dengan kesepakatan bahwa bermain badminton setelah selimut terlipat. Yang terjadi, Hani ngambek,membentak, dan tidur lagi dengan selimutnya sampai jam 10. Ya, baiklah..kesabaran seseorang itu diuji dengan banyak cara. Karena saya niat olahraga akhirnya saya bersepeda membeli bebrapa jajanan, kesukaan hani salah satunya. Selama bersepeda itu saya banyak mengevaluasi diri saya sendiri, saya jadi mengingat-ingat apakah saya pernah menyakiti perasaan orang tua saya.. kalau pakai helm mungkin sudah bercucuran air mata. hehe.. sesampainya dirumah, hani yang baru bangun langsung menonton tv dan memperlihatkan muka ngembeknya. Sayapun tetap menwarkan makanan kesukaannya, awalnya tidak mau, tapi akhirnya tetap dimakan juga..
Yang saya yakin kesabaran yang diusahakan sampai titik pasrah pada Allah SWT, maka Allah-lah yang akan membalikkan semuanya diluar kuasa kita sebagai manusia. Besoknya hani melipat selimut. setiap hari..bahkan membereskan spreinya. walaupun agak berantakan.. Tapi saya bahagia. sangat bahagia.

menjadi pengingat bahwa kesabaran yang dibekali iman dan ilmu, akan berbuah manis atas kehendak Allah SWT

Wednesday, 20 March 2013

manajemen konflik ekstrim

Akhirnya ayah Ramona mendapat pekerjaan diluar kota sehingga mereka harus pindah satu keluarga, mengetahui hal ini, Ramona tidak menyetujui sehingga saat ada calon pembeli yang melihat-lihat Rumah nya, Ramona membuat olah sehingga ia hampir jatuh dari lantai 2 rumahnya. Karena Ayah nya marah besar sehingga Ramona yang terpancing emosinya akhirnya memutuskan untuk mempacking bajunya dan pergi dari rumah. Ibu Ramona akhirnya mempersilahkan Ramona untuk pergi bahkan membantu mempacking dengan koper yang lebih besar dengan barang bawaan yang berat, beberapa barang kenangan tentang Ramona dan telepon genggam di dalamnya. Sampai akhirnya Ramona membuka kopernya melihat-lihat barang kenangannya dan menjawab telepon dari Ibunya yang menyusulnya di depan halte bus.
Manajemen konflik ekstrim. Ada yang berani mencoba :D ???

Terkadang saat orang tua dan anak sama-sama terpancing emosi nya, orang tua merasa arogansi nya lebih besar dan harus lebih dihargai. Padahal level emosi anak dan orang dewasa itu berbeda. Orang tua hanya membutuhkan waktu yang sebentar untuk memahami persoalan sedangkan anak-anak butuh proses berfikir yang cukup lama. Misalkan saat anak melakukan kesalahan, dan terus membangkang saat diberitahukan, maka orang tua harus menarik napas dan menghitung mundur minimal 1 menit untuk memberikan kesempatan anak berfikir. Dengan analogi yang lebih sederhana, istilah nada do re mi fa dst bisa digunakan untuk menaikkan level cara berkomunikasi. gunakan nada do untuk pemberitahuan pertama, jika tidak berhasil bisa dinaikkan yang penting jangan sampai gunakan kekuatan tangan dan jangan sampai tinggi2.. :D 

Jika anak sudah agak tenang, coba berdiri (setengah duduk) untuk mensejajarkan tinggi orang tua dan tinggi anak agar anak merasa lebih nyaman untuk menyampaikan apa yang dirasakan dan juga agar apa yang ingin disampaikan orang tua ditangkap oleh anak. Saya baru menyadari hal ini sekarang, setelah sekian tahun terlewat. Saat usia SD, Ibu saya selalu menghitung mundur dari 5 sampai 1 saat saya tidak mendengarkan apa yang diminta Ibu. Tapi biasanya pas sudah masuk hitungan kedua langsung beranjak.. hehehe..tapi jika sampai 1 saya tetap tidak menggagas, maka Ibu saya akan diam, dan saya akan merasa bersalah sampai akhirnya saya menyesal dan meminta maaf. 

How the wonderful life ^.^ Karena konflik menjadi bagian pemanis hidup, asal bisa dimanage dengan baik tentunya..

~Salam Damai  ^^ v

s-a-b-a-r.

next posting, salah satu scene di film ramona and beezus..




Tuesday, 19 March 2013

manajemen energi

Postingan saya kali ini, terinspirasi dari salah satu scene film 'Ramona'. Ramona itu nama putri ke 2 usia 9 tahun yang memiliki kakak perempuan usia SMP (Beezus) dan adik yang masih bayi (Roberta). Ramona yang memang masih anak-anak dengan segala keunikannya dan keaktifannya sering merasa tidak nyaman ketika sekelilingnya selalu membandingkannya dengan kakak perempuannya yang selalu sempurna.
Suatu hari, secara tidak sengaja ayah ramona membawakannya bekal telur mentah dan saat disekolah telur tersebt pecah dan terkena rambutnya yang sudah dikeriting dengan rapih untuk sesi pemotretan di sekolahnya. Dan akhirnya ia pulang dengan tidak semangat dan membawa hasil fotonya. 


Pertama, ayahnya Ramona cukup gentle dengan meminta maaf ke putrinya karena tidak sengaja membawakan bekal telur mentah.
Kedua, soal hasil foto Ramona yang 'berantakan' ayah nya tetap jujur dengan mengatakan hasilnya tak bagus tapi tetap mengapresiasi dengan mengatakan akan menyimpannya di dompet.
Ketiga, terkadang anak merasakan dirinya memiliki sifat negatif karena anggapan dari orang lain terhadap dirinya, misalnya guru ramona (Bu meechan) yang sering mengatakan Ramona adalah murid yang merepotkan. Jadi, minimalisir menge-cap sifat negatif kepada anak, karena ia akan mengingat dan menginternalisasikan kedalam dirinya.
Keempat, ayah ramona cukup bijak dengan menyadari dan memberitahukan bahwa anak yang super aktif bukan merepotkan tapi kelebihan energi dan belum bisa mengendalikan. Cara menjelaskan konsep yang sesulit itu kpd anak, jika dilakukan dengan komunikasi yang baik dan contoh keseharian (keteleadanan), anak akan mudah memahami. Misalnya ayah Ramona menjelaskan dengan mencotohkan dirinya yang sudah 2 bulan tidak bekerja di kantor, namun karena berusaha untuk belajar, akhirnya bisa melakukan pekerjaan rumah dengan baik.
Kelima, terus mensuport anak dengan kata2 optimis, misalnya: " Bagus, kau hanya harus berusaha". Atau dengan kalimat dukungan langsung misalnya seperti "kita berdua akan mengubah ini".
Keenam, Panggilan 'sayang' atau ungkapan 'kau adalah putri ayah' dari ayah kepada anak perempuan akan membuat anak perempuan merasa disayangi, dimiliki, dan dilindungi sehingga tidak perlu lagi 'tambahan' kasih sayang dari orang lain. Hal ini penting pada masa anak perempuan menginjak usia remaja.

Dan yang terjadi.. Ramona menjadi semangat mengalihkan energi2 nya untuk hal2 yang positif misalnya sambil menjaga adiknya, ia membawakan ayahnya sarapan dan koran yang sebelumnya sudah ia lingkari beberapa lowongan pekerjaan, memberikan kakaknya donat, mau membantu mengerjakan pekerjaan rumah, dan yang lebih penting jadi lebih bersemangat belajar di sekolah.

Tambahan:
  1. anak perempuan dan anak laki-laki secara psikis akan lebih baik jika dekat dengan ayahnya. Terutama jika sang ayah sering mengajaknya ke acara-acara pertemuan di tempat umum ataupun ditempat koleganya. Hal ini akan memberikan rasa kepercayaan diri, dan efeknya biasanya anak akan lebih berani untuk tampil di depan umum dan lebih supel dengan orang yang belum begitu dikenal.
  2. Oya, kebetulan ayahnya Ramona lebih banyak dirumah karena di PHK 2 bulan yang lalu sehingga lebih banyak waktu dirumah..tapi ga harus di PHK dulu kan agar seorang ayah punya waktu 'khusus' untuk anak-anak nya.. :)

~ Scene yang mendukung Komunitas Orang Tua Bijaksana (KOB) yang dipelopori oleh SALIMAH dan sekarang lagi marak di Indonesia. Semoga gerakan nya membawa perubahan positif untuk Indonesia yang lebih baik.. ^.^

Thursday, 5 April 2012

spesial children

Hari itu tanggal 2 April, saya memutuskan untuk seharian itu berada di perpustakaan menyelesaikan beberapa paper. Tapi tiba2 melihat status fb kawan saya, Tyas putri yang menuliskan bahwa hari itu pula ada gathering orang tua dengan anak2 berkebutuhan spesial di Taman Balekambang. Well, saya-yang hasil anilisis noridha (mahasiswa S2 psikologi UI) mengatakan bahwa saya memiliki gangguan belajar ;p - tiba2 merubah arah motor saya yang menuju ke arah kampus menjadi ke balekambang... hehehe
Saat sampai ke gerbang balekambang saya agak ragu untuk masuk. pertama, saya sendiri walaupun didalam ada kawan saya tyas tapi saya agak "takut" karena saya belum pernah datang di acara2 seperti ini sebelumnya. kedua, saya ckp lama di gerbang karena terpukau melihat anak2 yang diantar orang tua nya dengan segala ekspresinya. Setelah beberapa lama di depan gerbang, akhirnya saya masuk ke dalam. Dan ternyata di dalam begitu meriah. Saya sampai kaget saat tiba2 ada seorang anak yang menarik-narik tangan saya. Kayanya saat itu warna jilbab saya dan ibu nya sama :D. Orang tua dan anak begitu bahagia dan ada banyak juga para pendamping, salah satunya tyas, kawan saya. Dia mahasiswa jurusan Pendidikan luar biasa, bersama teman2 nya menjadi para pendamping anak2 luar biasa. Dan menurut saya mereka begitu luar biasa. Bayangkan saja, mereka memiliki energi luar biasa untuk mengajar anak2 luar biasa :) saya jga bertemu annisa, mahasiswa psikologi angkatan 2007 yang begitu energik :)

Friday, 27 May 2011

tentang blue print

Sebelum lulus S1, gak ada kepikiran untuk lanjut S2. biasalah, cita-cita anak muda, lulus kuliah, bekerja, nikah sama pria idaman, punya anak yang lucu2, tinggal dirumah yang nyaman, jalan2 ke luar negeri bareng keluarga, de el el.. intinya yang happy aja. yaa..maklum lah namanya juga mimpi kan.. hehe
wisuda memang bahagia, tapi asli, itu cuma berlangsung 1 hari itu aja. Besoknya mikir, kemana lagi yaa?? huuhhh...kayanya saat transisi kaya gitu saat asam lambung nya pada meningkat karena jarang makan dan stress yang gak berkesudahan. (haha, ini pengalaman.)
Dan, waktu yang terus aja berlalu semakin membuat ketidakpastian semakin tidak pasti. tes PNS gak ada yang lolos, ngelamar kerja gak dipanggil2.., dan gak ada yang ngelamar juga....hahhaaha
Kalo dipikir2, kok bisa ya malah banyak yang nge-blank setelah jadi sarjana. pada bingung mau ngelanjutin hidup. ibarat kata, hidup segan mati juga gak mau. padahal uda sarjana S1.
Pas lagi baca biografi atau perjalanan hidup orang-orang sukses, kurang lebih ada 1 persamaan diantara mereka. Dibelakang mereka ada orang yang berjasa membuat blue-print untuk mereka tanpa mereka sadari. Dan biasanya bukan karena keluarga mereka berkecukupan yang membuat mereka bisa sekolah dengan tenang. Rata-rata malah perjuangan nya teramat berat, sampai titik darah penghabisan.
Nah blueprint itu tidak tertulis secara tampak dan jelas. Biasanya, bueprint itu adalah nasihat2 dan harapan dari seorang Ibu, guru, atau orang2 disekitar dari orang2 sukses itu.
Secara gak langsung, harapan dan nasihat yang diberikan adalah arahan, program kerja, dan tahapan yang harus dilalui seseorang untuk mencapai kesuskesan. Selanjutnya usaha dan kerja keras lah yang harus dilakukan utuk seseorang mencapai kesuksesan.
sayangnya, banyak sekarang Ibu-ibu yang bekerja dan sangat konsentrasi pada pekerjaannya karena tuntutan profesionalitas. Walupun Ibu-ibu itu bekerja akhirnya gajinya untuk memfasilitasi anaknya, tapi mereka lupa untuk merancang atau membuat blue print anaknya. kalo kata temen saya, ya mereka kerja untuk nyekolahin anaknya di sekolah yang bagus. kalo uda sekolah ya uda tercapailah tujuannya.

__padahal kan gak semudah itu mencapai tujuan__

PR: sebelum membuat blueprint buat anak2 kita kelak, mari kita buat blue print untuk diri kita sendiri dulu. Apalagi kalo gak ada yang buat blueprint untuk kita..hehe..

Monday, 10 January 2011

no reason!!!

sekarang modem uda kembali..
so, gak ada alasan lagi untuk males posting.
menulislah agar kata2 itu tak lekas hilang..


koq jadi upload foto bayi nya orang??
gapapa..abis anak2 lucu banget sih.
senakal-nakalnya mereka tetap aja lucu.
kalopun dimarahin, nanti paling yang marahin nyesel..
karena mereka sedang belajar,
mengetahui dan memilah mana yang benar dan mana yang salah dalam hidup ini.
kalo mereka melakukan kesalahan (apalagi gak di sengaja) itu karena mereka belum tau..
namanya juga belajar.

jadi kalo ada yang marahin anak2 karena si anak melakukan kesalahan yang gak disengaja, itu namanya sama saja mengajarkan anak-anak salah satu perbuatan yang tidak baik.

marah adalah meluapkan emosi gak baik.. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (sundeen, 1995)
so, gak ada alasan untuk marah2 pada anak2..
justru saat anak melakukan keasalahan, beritahukanlah mereka dengan cara yang bijaksana..

di situlah si anak akan mendapatkan 3 pelajaran penting sekaligus:
dia tahu bahwa perbuatannya salah, dia tahu cara mengelola emosi yang baik, dan dia tahu bagaimana dia harus bersikap jika melihat orang lain melakukan kesalahan.

karena mereka adalah bagian dari aset terpenting bangsa untuk mengelola bangsa ini kedepannya.

Jadilah seorang yang bijaksana untuk mencetak generasi2 yang bijaksana pula..
gak ada lagi alasan untuk males posting.
gak ada lagi alasan untuk marah2 pada anak2.
dan gak ada lagi alasan untuk menunda pernikahan. (lho..lho..lho)

NO REASON.
Sayonara..

DAFTAR PUSTAKA
Sundeen, Stuart. 1998. Keperawatan Jiwa. Edisi III. Jakarta : EGC.

...hidup akan lebih ceria, bahagia, dan damai sentosa...






.....dan hidup pun akan terasa tenang dan nyaman....