Long life learning, karena setiap warna dalam hidup ada hikmah yang harus terus dipelajari menuju kebijaksanaan diri. Enjoy the life~
Showing posts with label ibadah. Show all posts
Showing posts with label ibadah. Show all posts
Friday, 3 April 2015
Kisah 3 Pemuda yang Terjebak Dalam Goa
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallaahu 'anhuma, dia berkata: “aku mendengar Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:’ada tiga orang yang hidup sebelum kalian berangkat (ke suatu tempat) hingga mereka terpaksa harus berminap di sebuah gua, lalu memasukinya. Tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dari arah gunung lantas menutup rongga gua tersebut. Lalu mereka berkata:’sesungguhnya yang dapat menyelamatkan kalian dari batu besar ini hanyalah dengan (cara) berdoa kepada Allah melalui perbuatan-perbuatan yang shalih’ (maksudnya: mereka memohon kepada Allah dengan menyebutkan perbuatan yang dianggap paling ikhlas diantara yang mereka lakukan-red). Salah seorang diantara mereka berkata:’Ya Allah! aku dulu mempunyai kedua orang tua yang sudah renta dan aku tidak berani memberikan jatah minum mereka kepada keluargaku (isteri dan anak) dan harta milikku (budak dan pembantuku).
Pada suatu hari, aku mencari sesuatu di tempat yang jauh dan sepulang dari itu aku mendapatkan keduanya telah tertidur, lantas aku memeras susu seukuran jatah minum keduanya, namun akupun mendapatkan keduanya tengah tertidur. Meskipun begitu, aku tidak berani memberikan jatah minum mereka tersebut kepada keluargaku (isteri dan anak) dan harta milikku (budak dan pembantuku). Akhirnya, aku tetap menunggu (kapan) keduanya bangun -sementara wadahnya (tempat minuman) masih berada ditanganku- hingga fajar menyingsing. Barulah Keduanyapun bangun, lalu meminum jatah untuk mereka. ‘Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang menutup tempat kami berada. Lalu batu tersebut sedikit merenggang namun mereka tidak dapat keluar (karena masih sempit-red)’ .
Nabi bersabda lagi: ‘ yang lainnya (orang kedua) berkata: ‘ya Allah! aku dulu mempunyai sepupu perempuan (anak perempuan paman). Dia termasuk orang yang amat aku kasihi, pernah aku menggodanya untuk berzina denganku tetapi dia menolak ajakanku hingga pada suatu tahun, dia mengalami masa paceklik, lalu mendatangiku dan aku memberinya 120 dinar dengan syarat dia membiarkan apa yang terjadi antaraku dan dirinya ; diapun setuju hingga ketika aku sudah menaklukkannya, dia berkata:’tidak halal bagimu mencopot cincin ini kecuali dengan haknya’. Aku merasa tidak tega untuk melakukannya. Akhirnya, aku berpaling darinya (tidak mempedulikannya lagi-red) padahal dia adalah orang yang paling aku kasihi. Aku juga, telah membiarkan (tidak mempermasalahkan lagi) emas yang telah kuberikan kepadanya. Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang menutup tempat kami berada. Lalu batu tersebut merenggang lagi namun mereka tetap tidak dapat keluar (karena masih sempit-red)’ .
Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda lagi: ‘ kemudian orang ketigapun berkata: ‘Ya Allah! aku telah mengupah beberapa orang upahan, lalu aku berikan upah mereka, kecuali seorang lagi yang tidak mengambil haknya dan pergi (begitu saja). Kemudian upahnya tersebut, aku investasikan sehingga menghasilkan harta yang banyak. Selang beberapa waktu, diapun datang sembari berkata: “wahai ‘Abdullah! Berikan upahku!. Aku menjawab:’onta, sapi, kambing dan budak; semua yang engkau lihat itu adalah upahmu’. Dia berkata :’wahai ‘Abdullah! jangan mengejekku!’. Aku menjawab: “sungguh, aku tidak mengejekmu’. Lalu dia mengambil semuanya dan memboyongnya sehingga tidak menyisakan sesuatupun. Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang menutup tempat kami berada. Batu besar tersebut merenggang lagi sehingga merekapun dapat keluar untuk melanjutkan perjalanan’. (Muttafaqun ‘alaih)
Pelajaran-Pelajaran Yang Dapat Dipetik
* Berbakti kepada kedua orangtua
Hadits diatas juga menunjukkan keutamaan berbakti kepada kedua orangtua (birr al-Wâlidain), patuh, melakukan kewajiban terhadap hak-hak keduanya dan mengabdikan diri serta menanggung segala kesulitan dan derita demi keduanya. Diantaranya hak-hak keduanya adalah:
Melakukan perintah keduanya selama bukan dalam berbuat maksiat kepada Allah Ta’ala, melayani, membantu dalam bentuk fisik dan materil, berbicara dengan ucapan yang lembut, tidak durhaka serta selalu berdoa untuk keduanya.
Memperbanyak doa untuk keduanya, bersedekah jariyah atas nama keduanya, melaksanakan wasiat, menyambung rahim serta memuliakan rekan-rekan keduanya. Dalam hal ini Allah berfirman: “Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia, [23]. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: " Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".[24] (Q,.s. 17/al-Isra’: 23-24)
* Berbakti kepada kedua orangtua merupakan sebab terhindarnya dari kesulitan-kesulitan di dunia dan keselamatan dari ‘azab akhirat
Dalam kisah diatas, salah seorang dari mereka, bertawassul kepada Allah melalui perbuatannya yang dianggap paling afdlal dan ikhlas dilakukannya, yaitu berbakti kepada kedua orangtuanya sehingga hal menjadi sebab merenggang dan terbukanya rongga gua dari batu besar yang menutupnya.
Abu Darda’ radhiallaahu 'anhu meriwayatkan dari Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda: “orangtua merupakan pintu pertengahan di surga; jika kamu menginginkannya, maka jagalah ia atau bila (tidak) maka sia-siakanlah “.
Sebagaimana, berbakti kepada kedua orangtua juga merupakan sebab masuk surga, sementara durhaka kepada keduanya merupakan sebab mendapatkan ‘azab di dunia dan akhirat.
Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:”Ada tiga orang yang tidak dapat masuk surga: ‘seorang yang durhaka kepada kedua orangtuanya; orang yang menyetujui terjadinya zina terhadap keluarganya serta wanita yang kelelakian (yang menyerupai laki-laki)”. * Mengambil pelajaran dan wejangan dari kisah-kisah umat terdahulu
Seorang Muslim patut mempelajari dan merenunginya sehingga dapat bermanfa’at bagi kehidupannya. Bukankah Allah Ta’ala telah mengisahkan banyak sekali kisah-kisah umat-umat terdahulu, terutama para utusan Allah, kepada kita?. Semua itu, tentunya agar generasi selanjutnya dapat memetik pelajaran dari mereka. Dalam hal ini, Allah berfirman: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (Q,.s.12/Yûsuf: 111)
Friday, 28 June 2013
Ulang tahun dan panjang umur
Semenjak ibu saya menikah dengan bapak saya, maka semenjak itulah tidak ada tradisi ulang tahun atau merayakan hari lahir dikeluarga saya. Itu artinya, semua anak2 ibu saya tidak pernah dirayakan ulang tahunnya, termasuk saya. haha :D Kata ibu saya, tradisi ulang tahun seperti tiup lilin, itu ajarannya belanda bukan ajaran Islam. Ha? emang iya ya? mungkin lebih tepatnya menghemat karena anaknya 6. Bisa bayangkan jika ditambah orang tua, maka 1 tahun bisa merayakan ulang tahun 8x. hahaha
Mungkin karena itu saya tidak terlalu paham dengan apa yang dimaksud dengan ulang tahun. Yang saya tahu, ulang tahun itu artinya semakin tua :p Tapi bagi yang pernah hidup di sekolah2 ataupun dikampus pastilah yang namanya ulang tahun ini menjadi bagian yang tak terpisahkan seperti halnya ada buku dan pulpen ~>well, gak nyambung :D So, bagi saya yang tidak terbiasa dengan per-ulangtahun-an, ternyata bisa2 aja menikmati tradisi per-ulangtahun-an- per-ulangtahun-an tersebut dengan berbagai ragam cara,, entah ditraktir atau mentraktir, dapat ucapan ataupun mengucapkan, dapet kue atau bikin kue sendiri :D , etc..
Saat ini, yang paling banyak terjadi apalagi semenjak media sosial merajalela, terutama facebook, adalah kita bisa melihat banyak sekali ucapan ulang tahun atau hari lahir apalagi jika si pemilik facebook menautkan tanggal lahir di akunnya ditambah lagi friends nya sampai bilangan beribu-ribu. Dan sebagian besar ucapan ulang tahun itu adalah do'a yang diawali dengan kata 'selamat' dan dilanjutkan dengan 'semoga'. Misalnya saja, "selamat hari lahir, semoga panjang umur, tercapai citanya, sehat selalu, and bla bla bla" alhamdullilah kan yang namanya do'a..diaminin aja siapa tau kan ada yang diijabah sama Allah :,)
Namun sudah sejak lama saya memikirkan tentang ucapan do'a 'semoga panjang umur'. Jadi begini, kalo umurnya panjang sampe lebih dari 60 tahun tapi kalo malah 'merepotkan' orang ngapain coba kan? iya gak sih? Tapi mungkin karena keadaan juga sih ya jadi ga bisa berbuat banyak dan betul2 'membutuhkan' orang lain misalnya saja sakit atau apa.. hmm..kalo itu, mungkin selain takdir, juga usaha waktu muda nya juga kali ya...gimana waktu muda nya menyiapkan kebutuhan masa tuanya jadi tidak perlu merepotkan orang sekitar. Misalnya rajin belajar, rajin beribadah, menjaga kesehatan, punya hobby atau koleksi, punya prestasi, memilih pasangan hidup yang baik dunia akhirat, mendidik anak2nya biar sukses dunia akhirat juga, memiliki asuransi, punya tabungan hari tua, atau menyiapkan passive income, jadi tanpa bekerja bisa dapet gaji seperti bekerja karena investasi berjangka panjang. Bahkan kalau perlu juga menjaga keharmonisan suami istri jadi bisa saling membantu saat sudah tua nanti.. Yaaa..sebenernya ga tau juga sih, kan belom pernah tua jadi ga pernah tau rasanya jadi orang tua. hehehe
dengan niat optmis nih ya, coba bayangkan jika ada nenek kakek yang sudah tua, saat semua anak-anak nya menikah, berkeluarga mandiri dan tak lagi tinggal dengan mereka, dan kita masih bisa melihat mereka harmonis, saling membantu, tidak merepotkan anak-anaknya, masih sehat dan penuh semanagt hidup, rajin beribadah, si kakek masih rajin sholat berjamaah di masjid, si nenek aktif dipengajian ibu-ibu atau di PKK, bahkan masih bisa bermanfaat untuk sekitar misalnya dengan masih aktif di kegiatan sosial masyarakat .. ditambah lagi si nenek atau si kakek itu, ada yang nerbitin buku biografi mereka karena prestasi-prestasi mereka di masyarakat selagi mereka muda.. terus setiap liburan sekolah atau weekend anak-anak dan cucu2nya datang mengunjungi mereka.. dan saat nenek kakek ini meninggal, ada amal2 mereka yang menemani di alam sana dan tidak pernah putus karena didoain terus sama anak-cucu nya yang soleh2, banyak ilmu yang sudah mereka berikan untuk msyarakat selagi hidup, dan amal jariyah yang terus mengalir. <<~ oke banget gak sih.. :)
eh, ketemu quote bagus nih, "Seiring waktu berlalu, orang tua saya akan pergi & meninggalkan
saya, sedang anak jika sudah dewasa lalu menikah, stlh itu pasti
meninggalkan saya juga. Sedangkan yg benar2 bisa menemani saya dlm hidup
ini hanyalah ISTRI saya. Orang tua & anak bukan saya yg memilih
tapi Tuhan yang menganugerahkan, tapi saya yg memilih sendiri ISTRI
saya dari seluruh wanita yg ada."
.
Well, sebenernya bukan itu sih maksud postingan ini, tapi karena hal yang uda lama saya fikirkan. Saya kefikiran tentang ucapan ulang tahun atau hari lahir. Biasanya, kalo ada yang ulang tahun atau hari lahir, banyak yang mengucapkan ''semoga panjang umur''.. Oke, itu ga salah.. tapi akan lebih baik jika doanya ditambahkan, ''semoga panjang umur... semoga semakin banyak amalnya dan semakin bermanfaat untuk sekitar''
.
Well, sebenernya bukan itu sih maksud postingan ini, tapi karena hal yang uda lama saya fikirkan. Saya kefikiran tentang ucapan ulang tahun atau hari lahir. Biasanya, kalo ada yang ulang tahun atau hari lahir, banyak yang mengucapkan ''semoga panjang umur''.. Oke, itu ga salah.. tapi akan lebih baik jika doanya ditambahkan, ''semoga panjang umur... semoga semakin banyak amalnya dan semakin bermanfaat untuk sekitar''
Seorang laki-laki datang menemui Sang Nabi dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling baik?” Rasulullah menjawab, “Ialah yang panjang umurnya, baik pula amalnya.” Lelaki itu kembali bertanya, “Lalu siapakah lelaki yang paling buruk?” Dan Rasulullah pun kembali menjawab, “Ialah yang berpanjang umurnya dan buruk amalnya.” (H.R. Imam Ahmad).
Kebahagiaan yang paling bahagia ialah panjang umur dalam ketaatan kepada Allah. (HR. Ad-Dailami)
~cuma kontemplasi biasa menjelang 7 hari lagi :) ~
dan ternyata sejak 3 tahun lalu saya sudah mengamati yang namanya kakek nenek. Ada di status fesbuk ~ gak penting banget. haha
Nunik Nurhayati
30 November 2010 melalui seluler
bahagianya melihat kakek nenek yg msh kompak dan trlihat romantis. Si nenek msh tampak cantik dgn jilbab soft pink nya, dan si kakek msh tampak gagah dgn kemeja kotak2 dn topi brtuliskn komando. Mreka mengbrol dgn hangat smbil melihat pmandangan sawah dr balik jendela kreta..
Nunik Nurhayati
30 November 2010 melalui seluler
bahagianya melihat kakek nenek yg msh kompak dan trlihat romantis. Si nenek msh tampak cantik dgn jilbab soft pink nya, dan si kakek msh tampak gagah dgn kemeja kotak2 dn topi brtuliskn komando. Mreka mengbrol dgn hangat smbil melihat pmandangan sawah dr balik jendela kreta..
Saturday, 20 October 2012
inilah alasanku.
hanya berusaha melibatkan Allah dalam setiap keputusan,
sehingga apapun yang terjadi, biarlah itu menjadi keputusan Allah..
Bukankah hanya Allah yang tahu apa yang terbaik utk hamba-Nya?
Melibatkan Allah dalam setiap keputusan,
Dalam niat, ikhtiar, do'a, harap, dan tawakkal..
semoga menjadi barokah dunia-akhirat untuk semuanya, selamanya..
sehingga apapun yang terjadi, biarlah itu menjadi keputusan Allah..
Bukankah hanya Allah yang tahu apa yang terbaik utk hamba-Nya?
Melibatkan Allah dalam setiap keputusan,
Dalam niat, ikhtiar, do'a, harap, dan tawakkal..
semoga menjadi barokah dunia-akhirat untuk semuanya, selamanya..
"intervensi dalam do'a bukan berarti tidak meminta Allah untuk bercampur tangan.. sehingga apapun yang akan terjadi nanti, hanya ikhlas yg bisa dirasakan karena sebuah keyakinan bahwa campur tangan dan keputusan Allah itu adalah yang terbaik, untuk semua"
Sunday, 18 September 2011
Ibadah
PENGERTIAN IBADAH
- Ibadah berasal dari bahasa Arab abada, ya’budu, ‘abdan, ‘aabidun, abid yang berarti budak.
- Menurut ulama tauhid, ibadah adalah mengesakan Allah, menta’dzimkannya dengan sepenuh-penuh ta’dzim serta menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa kepadanya.
- Ulama akhlak memberikan definisi bahwa ibadah adalah mengerjakan segala ta’at badaniyah dan menjalankan segala syari’at atau hukum.
- Menurut ulama tasawuf, ibadah adalah seorang mukalaf mengerjakan sesuatu yang berlawanan dengan keinginan nafsunya untuk membesarkan tuhannya.
BEBERAPA AYAT YANG MENERANGKAN KEWAJIBAN UNTUK BERIBADAH
- “dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah Ku” (QS. Adz-Dzariyat : 56).
- “Dan (ingatlah) ketika tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak adam dari sulbi (tulang punggung bagian bawah) mereka; dan allah mengambil kesaksian kepada jiwa mereka (seraya berfirman), “bukankah aku ini tuhanmu?” mereka menjawab “betul Engkau tuhan kami” kami barsaksi” (Al-A’raf : 172).
JENIS IBADAH DAN PENGERTIANNYA
- IBADAH MAHDOH (ibadah murni), adalah penghambaan yang murni hanya hubungan seorang hamba dengan Allah secara langsung.
- IBADAH GHOIRU MAHDOH (ibadah tidak murni), adalah ibadah yang disamping hubungan seorang hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya.
- Ibadah mahdoh ada dua jenis, yakni yang dibatasi (mahdoh muqoyadah) misalnya sholat, zakat, dll, dan yang tidak dibatasi (mahdoh ghoiru muqoyadah) misalnya tahmid, tasbih, takbir, dll.
- Ibadah ghoiru mahdoh ada yang berimplikasi pada diri dan keluarga seperti mencari nafkah dan yang berimplikasi dengan literatur sosial yang lebih luas, seperti gotong royong, membangun jembatan, dll.
PRINSIP IBADAH MAHDOH :
- Keberadaannya harus berdasar dalil dan perintah
- Tatacaranya harus berpola pada contoh Raslulullah SAW
- Bersifat supra rasional (diluar jangkauan akal)
- Azasnya adalah “taat”.
PRINSIP IBADAH GHOIRU MAHDOH :
- Keberadaannya didasrkan atas tidak adanya dalil yang melarang
- Tata laksananya tidak perlu berpola pada contoh Rasul
- Bersifat Rasional
- Azasnya adalah manfaat.
Thursday, 9 June 2011
kangen alqur'an
pernah kangen sama Al-qur'an??
dengarkanlah seseorang membaca alqur'an secara seksama, ditengah angin sepoi yang sedang berhembus..
sejuk, tenang, damai..
dengarkanlah seseorang membaca alqur'an secara seksama, ditengah angin sepoi yang sedang berhembus..
sejuk, tenang, damai..

” Sesungguhnya orang-orang yg selalu membaca Kitabullah dan mendirikan shalat serta menafkahkan sebagian rizqinya yg telah kami anugerahkan kepadanya secara diam-diam dan terang-terangan mereka mengharapkan suatu perniagaan yg tiada merugi agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karuniaNya Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha mensyukuri“
Back to Qur'an..
Sunday, 27 February 2011
antara cuci piring dan kecerdasan emosional
Judulnya pun antara nyambung dan gak nyambung. hahah :D
Semalam ada canda tawa di rumah yang selama ini sudah jarang terdengar.
Ibu saya tertawa karena ulah saya, adik, dan kucing saya..
lucu juga sih, tapi entah lah. Ketika saya bisa membuat ibu atau bapak saya tertawa, ada kebahagiaan tersendiri di hati saya.
Ok,bukan itu maksud dari postingan ini. heheh..
Setelah sholat subuh yang tepat pada waktunya hari ini, I feel so sleepy.
Mungkin karena kelelahan yang amat sangat semenjak 2 hari yang lalu.
Tapi saya memutuskan untuk Mencuci Piring.
Dan saya pun akan mencoba menghubungkan antara cuci piring dengan kecerdasan emosional.
setelah selesai berdoa, saya memutuskan untuk mencuci piring tapi yang hanya ada di wastafel.
Yang masih ada di tempat makan, tidak mau saya ambil.
Kan saya cuma niat biar abis sholat subuh gak tidur lagi.. (kata teman saya, tidur abis subuh gak baik buat kesehatan diri dan dompet, badan jadi gak fit dan rezeki nya mampet. heheh)
Jadi, tema nyuci piring kali ini hanya untuk "pelarian" dan tidak sungguh2 untuk mencuci piring secara keseluruhan (banyak banget soalnya plus paket panci2 segala)
Setelah selesai mencuci piring yang ada di wastafel, saya memutuskan untuk On-line.
Ya sekarang ini..
Tapi gak tau ni kenapa, banyak banget kegelisahan yang ada di pikiran dan di hati.
*saya merasa bersalah kalo nyuci piring gak diselesain*
Ok, tenang.. saya coba urai dan memostingkan nya di blog ini, biar suatu saat saya bisa baca2 lagi :)
pertama, kita harus membiasakan diri untuk beraktifitas pasca sholat subuh karena ini akan menjadi kebiasaan kalo gak dibiasakan. ini penting terkait dengan masa depan keluarga, bangsa, dan agama. (haha..lebay) ini uraian nya panjang.. tapi jadi PR aja ah: harus posting tentang uraian ini secara jelas, detail, komprehensif, dan kontemporer. ok.
kedua, Saya inget kata kakak tingkat saya waktu kuliah dulu. Soal kecerdasan emosional, sebenarnya orang yang cerdas emosinya bukan orang yang setiap saat selalu mempunyai pikiran yang positif. Kecerdasan emosi justru ditentukan saat seseorang ingin melakukan hal yang tidak baik tetapi setelah 15 detik kemudian dia berubah pikiran bahwa itu salah, tidak boleh dilakukan dan harus berbuat baik.
Nah ini dia hubungannya sama cuci piring. Abis subuh, niat tidur lagi. 15 detik kemudian menyadari bahwa itu salah, tidak boleh dilakukan, dan lebih baik nyuci piring. haha :D
ketiga, saya inget dulu pas kecil, kata temen saya, kalo kita nyapu atau nyuci panci gak bersih, nanti suami nya brewokan (jelek-red). PS: itu kata anak kecil, gak usah terlalu dipikirin. Tapi saya jadi mikirin.. haha :D. bukan karena khawatir suami saya jelek, bukan..(kalo suami mah yang penting sholeh, baik akhlaknya, dan bertanggung jawab. justru itu adalah tugas istrinya gmn caranya harus buat suaminya itu jadi good looking,hehe..) Well, ada yang lebih dari itu: Totalitas. iya, ini soal totalitas. Kalo biasa mengerjakan suatu hal tidak selesai dan tidak sempurna, maka akan terbiasa tidak bertanggung jawab, tidak totalitas. bukan berarti semua pekerjaan harus dikerjakan dengan hasil sempurna..nanti bisa stress sendiri kalo hasilnya gak sempurna. Yang penting ada usaha yang lebih untuk menuju hasil sempurna itu. (Allah kan melihat proses, bukan hasil..) lagi lagi, ini soal kebiasaan.
misalnya: soal kesempurnaan mencuci piring ini. cucilah piring dan teman2 nya dengan mengumpulkan terlebih dahulu dari berbagai penjuru rumah, setelah selesau mencuci langsung taruh di rak piring, dan jangan lupa menyikat atau membersihakan wastafel atau lantai yang dipakai mencuci piring. ini penting, karena banyak sisa kotoran dari piring2 kotor.
Nah, kesimpulan nih:
Kebiasaan baik harus dilatih sejak dini dengan keasadaran dan tekad yang kuat untuk konsisten dan totalitas dalam menjalankannya.
*gak tau apa ada hubungannya dengan judul diatas, tapi saya jadi menyadari akan suatu hal: akan lebih baik jika kita berucap atau menulis hal2 yang positif. Karena itu akan diingat oleh yang mendengar dan yang membaca. buktinya, saat saya menulis di blog ini, referensi saya adalah kata temen saya.. hehe..
Astagfirullah, ada yang lebih penting yang harus disadari "jam6 pagi": yuk, lanjut nyuci piring setelah sebelumnya mengumpulkan piring2 kotor itu dari berbagai penjuru rumah, dan sikat lah wastafel nya. haha :D :D Semangat. semangat.
Sekian_
Saturday, 26 February 2011
amalan unggulan dan sholat berjamaah ^,^v
tiba-tiba jadi ingin menulis tentang sholat berjamaah..
setiap pulang ke jakarta, hampir setiap maghrib dan isya di lewatkan di masjid.
selain karena masjid nya terletak percis di sebelah rumah, nuansa masjid itu juga sangat mendorong utk di datangi. entahlah, mungkin karena masjid itu menyimpan banyak memori tersendiri sepertinya ^^
pas kemarin di jakarta, ada kejadian yang lumayan lucu pas sholat maghrib.
hari I:
maghrib td, jamaah putri dimasjid cuma sy dn ica (kls 2SD).
rakaat ke2 ada tmnnya si ica dtg dan ngebujuk si ica utk udahan dan cpt pulang. tapi si ica ttp gak bergeming dan fokus pada sholatnya (hebat kamu nakˆ⌣ˆ).
rakaat ke 4,si ica tiba2 jwb prtanyaan tmnya.
(sy uda niat nnt slesai sholat sy mau ngasih tau ica,ga boleh ngomong kalo lg sholat).
eh...,setelah sujud rakaat ke4 si ica uda kaburrr
*jd ikut2an gak khusyu, nahan senyum2 sendiri (semoga gak dihitung batal ya Allah..) hehehe.. ^,^v
hari II:
Saya agak datang telat di rakaat pertama. di shaff putri sudah ada ica dn temen nya yg sdh sholat duluan.
pas lihat itu saya niat nnt slesai sholat sy mw blg ke ica ga boleh ngmong kalo lg sholat, karena kemarin kan gak sempet ngomong yaa.
Di rakaat ke2 mreka ngikutin imam bc alfatihah dgn lantang (semakin yakin, nanti selesai sholat harus ngomong ke ica ga boleh bersuara kalo lagi sholat-makmum).
Tapi di rakaat ke3, mreka mundur scra teratur dan perlahan.
Pas salam,mgkn mreka ud drmh nya..
*ga jd ngmong lg deh..
Well,Ica itu tetangga saya, tapi karena saya 5 tahun gak di jakarta jadi saya kurang tau rumahnya dimana.. mungkin saat saya meninggalkan jakarta 5 tahun lalu, umurnya baru 2 tahun..
Ok, itu gak penting dan bukan itu yang ingin saya share kan..haha :D :D
*Tapi, saya jd terinspirasi membiasakan anak-anak saya kelak untuk menjadi makmum sholat yang baik dan tertib.. (insyaallah..)
Saya jadi inget tentang dosen saya yang pernah bercerita tentang suaminya. Jika sedang di rumah, suaminya akan sangat merasa bersalah jika tidak sholat berjamaah di masjid. 3 anak laki-lakinya pasti akan ikut ayah nya, bahkan anak ke4 yang perempuan juga ikut, walapun ibunya -dosen saya- gak ikut..hehe... gapapa ya, kan perempuan gak wajib sholat di masjid.
Yang saya fikirkan saat itu adalah, karakter si ibu ini yang sanguinis aktif, energik, dan sukses dalam karirnya (bukan dosen biasa ^^) versus karakter si ayah yang sabar, ke-bapak-an, dan perhatian (profesi sebagai guru dan tidak seaktif si ibu tapi menjabat sebagai Pak RW).
Saya melihat, kesuksesan beliau berdua dalam berumah tangga dan berkarier, ada sesuatu yang melatar belakangi. Selain sifat, karakter, dan aktivitas yang berbeda tapi bisa dipadukan, ada satu kekuatan lagi yang menjadi rahasiaya. Ketekunan ibadah si ayah + suami yang konsisten walaupun ibadah yang sederhana.
Yup. Ini dia. Amalan unggulan. Tidak perlu ibadah yang sulit, seperti puasa daud atau ibadah haji mungkin, yang penting konsisten dan ajeg dalam pelaksanaannya. Dalam kondisi apapun, untuk melakukan amal unggulan ini, akan diusahakan semaksimal mungkin. Efek langsung yang dirasakan kalo tidak melakukan sekali saja, maka akan ada rasa bersalah dalam diri.
"Apabila konsistensi itu terbiasa diusahakan untuk selalu direalisasikan, maka secara gak langsung hal tersebut membiasakan diri untuk membentuk kepribadian yang tekun dan gigih dalam mencapai sesuatu"
Kata orang tua, kesuksesan itu 90% adalah ketekunan dan kerja keras. sisanya kepintaran.
Betul juga sih, Allah kan akan merubah suatu kaum jika kaum itu mau berusaha kan..
Selain itu, saya fikir konsistensi juga akan melahirkan konsekuensi. Dengan tekad dan kefokusan sebagai efek dari konsistensi, maka saat ditengah proses menjalankan ada hambatan yang besar sekalipun akan diuasahakan untuk diatasi. Secara otomatis, pribadi yang konsekuen atau bertanggung jawab pun akan terbentuk. Dengan kata lain, Totalitas.
*semoga totalitasnya seiring dengan cara yang digunakan, yaitu benar dan baik.
Finally.. konsistensi dan ketekunan dalam berusaha harus dilatih sejak dini agar terbiasa sehingga kedepannya akan lebih luwes dan gak kaget jika ada tuntutan masa depan yang menuntut untuk menata dan mengusahakan banyak hal secara konsisten dan konsekuen.
conclusion:
Terbiasa melakukan amal unggulan secara konsisten akan menjadikan pribadi yang tekun, sungguh-sugguh, konsekuen, dan totalitas.
Tentang sholat berjamaah..
Amalan unggulan tidak harus sholat berjamaah. Apa saja, selama sanggup dan dilakukan dengan cara yang benar itu akan menjadi dopping untuk suplemen diri. Puasa sunnah, sholat rawatib, sholat dhuha, Tahajud, tilawah, apapun itu yang penting konsisten-lah.. karena masing2 mempunyai keistimewaan sendiri2. Diantara itu semua, yang paling saya suka adalah puasa sunnah (walaupun sekarang sudah sangat jarang sekali dibanding dulu masih aktif jadi mahasiswa ^^v). Karena shaum atau puasa hanya diri kita dan Allah yang tau. temen2 gak bakal tau kalo kita gak bilang kan.. hehe
Tapi tentang sholat berjamaah, ada keistimewaan tersendiri. ini tentang sosial kemasyarakatan. atau mungkin tentang hal membangun sebuah hubungan horizontal. Seperti yang kita tahu, ibadah itu kan hubungan vertikal antara hamba dengan Tuhan nya. Nah, kalo ada ibadah yang apabila dikerjakan akan melaksanakan dua hubungan sekaligus yaitu vertikal dan horizontal, itu seperti mendayung 2 tiga pulau terlampaui, efektif an efisien. hehe..
- Dengan Sholat berjamaah di masjid, ada pertemuan intens antara kita dengan tetangga atau masyarakat. Ada sapaan atau obrolan singkat setelah usai sholat berjamaah. Biasanya efektif untuk bapak-bapak yang sibuk di kantor sehingga jarang bersosialisasi dengan tetangga. Sholat berjamaah maghrib, isya, atau subuh di masjid dekat rumah, secara tidak langsung adalah sapaan ramah kepada tetangga. Jadi, masih tampak ada "orangnya" dan ini akan mempengaruhi keberadaan di lingkungan masyarakat. nb: rumah adalah tempat pertama dan utama untuk tinggal. tetangga adalah orang pertama yang akan menolong jika terjadi sesuatu di rumah kita..
- Dengan sholat berjamaah, ada hubungan kedekatan yang dibangun secara tidak sadar saat banyak insan bersama2 melakukan gerakan dan sujud ke satu arah. Tidak ada ibadah sekompak sholat berjamaah. Di semua negara di dunia, pastilah sujud itu menghadap ke kiblat, ada bacaan sekaligus doa yang dipanjatkan secara bersama. Awesome! walaupun agk mungkin semua negara melakukan sholat secara serentak karena perbedaan waktu yang ada, pastilah setiap detik di muka bumi ini ada yang sujud seilih berganti tak pernah henti ke satu arah. kiblat. Semoga disinilah ta'liful qulub atau ikatan hati antar saudara seiman itu tumbuh.. saudara seiman di seluruh dunia, walaupun berbeda mazhab, golongan, partai, atau apapun itu.
- Di proses sholat berjamaah, ada yang memimpin, ada yang dipimpin.. serentak. begitulah kehidupan, ada yang memimpin dan ada yang dipimpin. untuk membiasakan koordinasi yang baik, dan semua akan terorganisir dengan rapih. Semoga para pemimpin di negeri ini dan belahan dunia manapun, juga menjadi imam di jamaah-jamaah sholat. agar hubungan yang tercipta tidak sekedar hubungan formalitas, tetapi ada hubungan cinta yang muncul karena kecintaan yang sama kepada Tuhannya, Allah SWT.
- Sholat berjamaah dengan suami dan anak-anak di rumah juga akan semakin mempererat hubungan emosional keluarga. karena kegiatan yang dilakukan bersama ini, bukan sekedar kegiatan biasa, melainkan kegiatan yang dilakukan bersama dengan sang Kholik.
#jadi ingin lebih memaknai suami adalah imam untuk keluarga. Kira-kira parameternya sering sholat berjamaah di masjid atau sering jadi imam sholat di rumah ya?? kalo sholat berjamaah di masjid terus, kan gak jadi imam sholat dirumah..
haha, gak penting, gak nyambung. :D :D
setiap pulang ke jakarta, hampir setiap maghrib dan isya di lewatkan di masjid.
selain karena masjid nya terletak percis di sebelah rumah, nuansa masjid itu juga sangat mendorong utk di datangi. entahlah, mungkin karena masjid itu menyimpan banyak memori tersendiri sepertinya ^^
pas kemarin di jakarta, ada kejadian yang lumayan lucu pas sholat maghrib.
hari I:
maghrib td, jamaah putri dimasjid cuma sy dn ica (kls 2SD).
rakaat ke2 ada tmnnya si ica dtg dan ngebujuk si ica utk udahan dan cpt pulang. tapi si ica ttp gak bergeming dan fokus pada sholatnya (hebat kamu nakˆ⌣ˆ).
rakaat ke 4,si ica tiba2 jwb prtanyaan tmnya.
(sy uda niat nnt slesai sholat sy mau ngasih tau ica,ga boleh ngomong kalo lg sholat).
eh...,setelah sujud rakaat ke4 si ica uda kaburrr
*jd ikut2an gak khusyu, nahan senyum2 sendiri (semoga gak dihitung batal ya Allah..) hehehe.. ^,^v
hari II:
Saya agak datang telat di rakaat pertama. di shaff putri sudah ada ica dn temen nya yg sdh sholat duluan.
pas lihat itu saya niat nnt slesai sholat sy mw blg ke ica ga boleh ngmong kalo lg sholat, karena kemarin kan gak sempet ngomong yaa.
Di rakaat ke2 mreka ngikutin imam bc alfatihah dgn lantang (semakin yakin, nanti selesai sholat harus ngomong ke ica ga boleh bersuara kalo lagi sholat-makmum).
Tapi di rakaat ke3, mreka mundur scra teratur dan perlahan.
Pas salam,mgkn mreka ud drmh nya..
*ga jd ngmong lg deh..
Well,Ica itu tetangga saya, tapi karena saya 5 tahun gak di jakarta jadi saya kurang tau rumahnya dimana.. mungkin saat saya meninggalkan jakarta 5 tahun lalu, umurnya baru 2 tahun..
Ok, itu gak penting dan bukan itu yang ingin saya share kan..haha :D :D
*Tapi, saya jd terinspirasi membiasakan anak-anak saya kelak untuk menjadi makmum sholat yang baik dan tertib.. (insyaallah..)
Saya jadi inget tentang dosen saya yang pernah bercerita tentang suaminya. Jika sedang di rumah, suaminya akan sangat merasa bersalah jika tidak sholat berjamaah di masjid. 3 anak laki-lakinya pasti akan ikut ayah nya, bahkan anak ke4 yang perempuan juga ikut, walapun ibunya -dosen saya- gak ikut..hehe... gapapa ya, kan perempuan gak wajib sholat di masjid.
Yang saya fikirkan saat itu adalah, karakter si ibu ini yang sanguinis aktif, energik, dan sukses dalam karirnya (bukan dosen biasa ^^) versus karakter si ayah yang sabar, ke-bapak-an, dan perhatian (profesi sebagai guru dan tidak seaktif si ibu tapi menjabat sebagai Pak RW).
Saya melihat, kesuksesan beliau berdua dalam berumah tangga dan berkarier, ada sesuatu yang melatar belakangi. Selain sifat, karakter, dan aktivitas yang berbeda tapi bisa dipadukan, ada satu kekuatan lagi yang menjadi rahasiaya. Ketekunan ibadah si ayah + suami yang konsisten walaupun ibadah yang sederhana.
Yup. Ini dia. Amalan unggulan. Tidak perlu ibadah yang sulit, seperti puasa daud atau ibadah haji mungkin, yang penting konsisten dan ajeg dalam pelaksanaannya. Dalam kondisi apapun, untuk melakukan amal unggulan ini, akan diusahakan semaksimal mungkin. Efek langsung yang dirasakan kalo tidak melakukan sekali saja, maka akan ada rasa bersalah dalam diri.
"Apabila konsistensi itu terbiasa diusahakan untuk selalu direalisasikan, maka secara gak langsung hal tersebut membiasakan diri untuk membentuk kepribadian yang tekun dan gigih dalam mencapai sesuatu"
Kata orang tua, kesuksesan itu 90% adalah ketekunan dan kerja keras. sisanya kepintaran.
Betul juga sih, Allah kan akan merubah suatu kaum jika kaum itu mau berusaha kan..
Selain itu, saya fikir konsistensi juga akan melahirkan konsekuensi. Dengan tekad dan kefokusan sebagai efek dari konsistensi, maka saat ditengah proses menjalankan ada hambatan yang besar sekalipun akan diuasahakan untuk diatasi. Secara otomatis, pribadi yang konsekuen atau bertanggung jawab pun akan terbentuk. Dengan kata lain, Totalitas.
*semoga totalitasnya seiring dengan cara yang digunakan, yaitu benar dan baik.
Finally.. konsistensi dan ketekunan dalam berusaha harus dilatih sejak dini agar terbiasa sehingga kedepannya akan lebih luwes dan gak kaget jika ada tuntutan masa depan yang menuntut untuk menata dan mengusahakan banyak hal secara konsisten dan konsekuen.
conclusion:
Terbiasa melakukan amal unggulan secara konsisten akan menjadikan pribadi yang tekun, sungguh-sugguh, konsekuen, dan totalitas.
Tentang sholat berjamaah..
Amalan unggulan tidak harus sholat berjamaah. Apa saja, selama sanggup dan dilakukan dengan cara yang benar itu akan menjadi dopping untuk suplemen diri. Puasa sunnah, sholat rawatib, sholat dhuha, Tahajud, tilawah, apapun itu yang penting konsisten-lah.. karena masing2 mempunyai keistimewaan sendiri2. Diantara itu semua, yang paling saya suka adalah puasa sunnah (walaupun sekarang sudah sangat jarang sekali dibanding dulu masih aktif jadi mahasiswa ^^v). Karena shaum atau puasa hanya diri kita dan Allah yang tau. temen2 gak bakal tau kalo kita gak bilang kan.. hehe
Tapi tentang sholat berjamaah, ada keistimewaan tersendiri. ini tentang sosial kemasyarakatan. atau mungkin tentang hal membangun sebuah hubungan horizontal. Seperti yang kita tahu, ibadah itu kan hubungan vertikal antara hamba dengan Tuhan nya. Nah, kalo ada ibadah yang apabila dikerjakan akan melaksanakan dua hubungan sekaligus yaitu vertikal dan horizontal, itu seperti mendayung 2 tiga pulau terlampaui, efektif an efisien. hehe..
- Dengan Sholat berjamaah di masjid, ada pertemuan intens antara kita dengan tetangga atau masyarakat. Ada sapaan atau obrolan singkat setelah usai sholat berjamaah. Biasanya efektif untuk bapak-bapak yang sibuk di kantor sehingga jarang bersosialisasi dengan tetangga. Sholat berjamaah maghrib, isya, atau subuh di masjid dekat rumah, secara tidak langsung adalah sapaan ramah kepada tetangga. Jadi, masih tampak ada "orangnya" dan ini akan mempengaruhi keberadaan di lingkungan masyarakat. nb: rumah adalah tempat pertama dan utama untuk tinggal. tetangga adalah orang pertama yang akan menolong jika terjadi sesuatu di rumah kita..
- Dengan sholat berjamaah, ada hubungan kedekatan yang dibangun secara tidak sadar saat banyak insan bersama2 melakukan gerakan dan sujud ke satu arah. Tidak ada ibadah sekompak sholat berjamaah. Di semua negara di dunia, pastilah sujud itu menghadap ke kiblat, ada bacaan sekaligus doa yang dipanjatkan secara bersama. Awesome! walaupun agk mungkin semua negara melakukan sholat secara serentak karena perbedaan waktu yang ada, pastilah setiap detik di muka bumi ini ada yang sujud seilih berganti tak pernah henti ke satu arah. kiblat. Semoga disinilah ta'liful qulub atau ikatan hati antar saudara seiman itu tumbuh.. saudara seiman di seluruh dunia, walaupun berbeda mazhab, golongan, partai, atau apapun itu.
- Di proses sholat berjamaah, ada yang memimpin, ada yang dipimpin.. serentak. begitulah kehidupan, ada yang memimpin dan ada yang dipimpin. untuk membiasakan koordinasi yang baik, dan semua akan terorganisir dengan rapih. Semoga para pemimpin di negeri ini dan belahan dunia manapun, juga menjadi imam di jamaah-jamaah sholat. agar hubungan yang tercipta tidak sekedar hubungan formalitas, tetapi ada hubungan cinta yang muncul karena kecintaan yang sama kepada Tuhannya, Allah SWT.
- Sholat berjamaah dengan suami dan anak-anak di rumah juga akan semakin mempererat hubungan emosional keluarga. karena kegiatan yang dilakukan bersama ini, bukan sekedar kegiatan biasa, melainkan kegiatan yang dilakukan bersama dengan sang Kholik.
#jadi ingin lebih memaknai suami adalah imam untuk keluarga. Kira-kira parameternya sering sholat berjamaah di masjid atau sering jadi imam sholat di rumah ya?? kalo sholat berjamaah di masjid terus, kan gak jadi imam sholat dirumah..
haha, gak penting, gak nyambung. :D :D
Subscribe to:
Posts (Atom)