Showing posts with label islam. Show all posts
Showing posts with label islam. Show all posts

Wednesday, 30 November 2016

Resensi Buku “Seberapa Berani Anda Membela Islam?” Karya Na’im Yusuf (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2016)


“Seberapa Berani Anda Membela Islam?” Na’im Yusuf bertanya melalui judul bukunya. Dari judul ini sekilas baca akan menggelitik naluri pembaca untuk menyelami samudra makna, apa maksud dari pertanyaan itu? Sekaligus memberikan ruang perenungan, introspeksi kepada pembaca sebagai pertanyaan retorika yang tidak membutuhkan jawaban karena masing-masing pembaca akan memiliki jawabannya masing - masing yang berbeda - beda. Sehingga dengan begitu, akan menarik diri pembaca untuk kemudian menyamakan persepsi apa jawaban tepatnya, dengan menyelesaikan membaca secara utuh dan tuntas buku ini.

Setelah menyelaminya secara seksama secara garis besar, dan subjektif penulis resensi, buku ini setidaknya memberikan dua pelajaran utama yaitu tentang makna keberanian dan 13 karakter keberanian yang utama. Serta pelajaran yang bisa dipetik bagi wanita muslimah dan Ilmu Parenting yang bisa dilakukan orang tua muslim untuk menanamkan karakter utama tersebut kepada anak - anaknya.

Makna Keberanian dan 13 Karakter Utama
Na’im Yusuf telah memberikan jawaban-jawaban lugas kepada pembacanya melalui bab demi bab dalam buku ini. Penulis memulai pembahasan awalnya dengan menjelaskan esensi makna sikap berani. Sikap berani yang dalam bahasa Arab disebut Arrajulah secara bahasa memang disematkan kepada sifat kelelakian, namun sikap pemberani tidak identik dengan laki-laki saja namun juga kepada wanita. Tidak hendak menyamakan antara laki-laki dan wanita sebagaimana kampanye kesetaraan gender paham feminisme barat, karena memang secara kodrati, fitrah keduanya berbeda. Akan tetapi, dalam segi ilmu dan wawasan, keserupaan laki-laki dan wanita itu adalah hal baik. Dalam bahasa Arab ada ungkapan imra’atun rajulah, yaitu wanita yang menyerupai laki-laki dalam kemampuan ilmu dan wawasannya. Dalam sebuah hadits Nabi SAW disebutkan, Aisyah adalah wanita yang seperti laki-laki dalam hal berpendapat. (Hal 3). Sampai disini makna berani tidak terbatas pada sifat laki-laki saja, bahkan ada banyak contoh wanita-wanita muslimah yang lebih berprestasi dari laki-laki dalam beberapa posisi sulit. Betapa banyak wanita yang kualitasnya menyerupai seribu laki-laki bahkan lebih. Contoh selain Aisyah adalah para shahabiyah Rasulullah Muhammad SAW; Khadijah, Nasibah bin Ka’ab, Shafiyah binti Abdul Muthalib, Asma’ binti Abu Bakar dan lainnya yang telah memberikan contoh kekokohan iman, ketaqwaan dan keberanian untuk rela berkorban, aktif berbuat untuk kemuliaan Islam dan izzah umatnya.

Sebaliknya, Na’im Yusuf memberikan sebuah ilustrasi, betapa banyak laki-laki yang seperti perempuan lantaran dirinya direndahkan dengan perbuatan memperturutkan hawa nafsu syahwatnya semata. Kemudian penulis mengutip sebait syair sebagai ungkapan sindirian kepada lelaki tipe lemah seperti itu,
“Mereka menambah beban berat bumi karena banyak jumlahnya.
Tapi mereka tidak beraksi untuk sesuatu yang mulia”

Keberanian bukanlah sekedar kata, keberanian adalah jiwa yang bersemangat dan bergemuruh untuk senantiasa memegang teguh Ajaran Islam dan membela kemuliaannya tatkala dihinakan oleh orang yang memusuhinya. Buku yang dituliskan setebal 288 halaman itu banyak memberikan sebuah gambaran detail mengenai sifat-sifat keberanian, contoh-contoh keberanian dari para salafus sholeh dan karakter-karakter yang harus dipunyai oleh seorang muslim untuk berani membela agamanya.

Setidaknya ada 13 karakter yang harus dimiliki oleh kaum muslimin agar sifat pemberani tertanam kuat dalam dirinya maupun para generasi penerus Islam yang akan datang. Apabila dikategorikan, ketiga belas karakter itu bisa digolongkan ke dalam kategori bentuk sikap berani yang ofensif yang  berguna untuk serangkaian cara mereaksi terhadap musuh yang menghinakan dan melakukan “serangan” balik. Dan kedua adalah kategori defensif (sikap bertahan) sekaligus. Keduanya adalah dimensi sikap yang harus seimbang agar keberanian sikap tidak semata menjadi sikap reaktif yang sporadis. Bukan sekedar berani yang asal berani, namun berani yang ada guidance, panduan yang jelas lagi syar’i.  Sikap ofensif terwujud dalam tujuh karakter seperti “Menyeru ke Jalan Allah”, “Bersungguh-sunguh dan tanggap”, “Bersikap Aktif dan Bertanggungjawab”, “Bercita-cita yang tinggi”, “Berani di Atas Kebenaran”, “Berani”, “Berjihad dan Berkorban”. Sikap berani yang “ofensif” seperti ini sangat tepat untuk kondisi saat ini di saat Islam dinistakan. Dengan cita – cita menjaga kemuliaan agama Allah, semangat berani berjihad dan berkorban bersikap aktif, bersungguh-sungguh menyeru ke jalan Allah harus dibarengi dengan bersikap berani dan bertanggungjawab, tidak melanggar aturan hukum syar’i maupun hukum konstitusi yang berlaku.

Sementara untuk tetap istiqomah, kuat bertahan agar keberanian dalam membela Islam tetap terjaga, diperlukan enam karakter untuk defensif yaitu “Mencintai masjid”, “Mulia dan Terhormat”, “Teguh di Atas Kebenaran”, “Sabar dan Membiasakan Diri”, “Memenuhi Janji dan Jujur pada Allah SWT”, “Tidak Mudah Putus Asa dan Pesimis”. Bagaimanapun jalan untuk menapaki perjuangan meninggikan kalimat Allah dan membelanya tidak selalu mudah dan singkat. Banyak cobaan dan jalan panjang terbentang, maka strategi berani bertahan yang baik adalah mencintai masjid, karena bagaimanapun dari masjidlah semua bermula nilai kemuliaan dan kehormatan, kemudian sikap jujur menepati apa yang dijanjikan kepada Allah sebagai sebuah komitmen, teguh dalam jalan kebenarang, serta sabar dan membiasakan diri dalam kesabaran.Kemudian melawan putus asa dan pesimisme yang kadang menghinggapi jiwa yang lelah dalam menapaki jalan perjuangan adalah pilihan karakter utama untuk tetap tegar dan tidak goyah, gentar mengahdapi serangkaian ujian onak dan duri.

Dari ketiga belas karakter yang dituliskan itu, bisa dikatakan untuk mewujud dalam diri seorang muslim, karakter itu seharusnya tidak hanya menjadi sikap mental psikologis yang bersemayam dalam jiwa semata,akan tetapi juga harus mewujud dalam praksis tindakan atau perbuatan sehari-hari, sebagai amalan yaumiyyah setiap muslim yang mendambakan sifat berani itu tertanam kuat dalam dirinya.

Pelajaran bagi Muslimah dan Ilmu Parenting
Meskipun buku ini memberikan panduan membentuk karakter pemberani kepada semua kaum muslim -baik laki-laki dan perempuan secara umum- serta tidak dikhususkan kepada perempuan muslimah saja. Namun, cita rasa pelajaran untuk perempuan muslimah disajikan secara apik oleh Na’im Yusuf meskipun tidak terlalu banyak dan detail. Beliau menyajikan pelajaran penting untuk perempuan muslimah dalam tiga sub tema, “Sifat Aktif Kaum Wanita”, “Peran Kaum Wanita; Khaulah binti al-Azwar” dan “Jihad Kaum Wanita”
Untuk menekankan betapa pentingnya sifat berani membela Islam ini dan harus dimiliki oleh kaum wanita muslimah, dalam dua sub tema tersebut, penulis sampai dua kali mengutip sebait syair,
“Dan bila para wanita menyembunyikan keberanian dari kita
Maka pasti sudah, wanita lebih mulia dari laki-laki
Dan tidaklah cacat bila matahari itu di-muannats-kan
Dan tidak juga bila bulan itu di-mudzakar-kan

Syair di atas yang dikutip oleh penulis sebagai pesan berharga untuk kaum wanita muslimah. Dimana dalam penjelasannya (Hal 75) disebutkan, matahari dalam bahasa Arab disebut Syam, dan bulan disebut dengan Qomar. Dalam tata bahasa Arab, kata Syam disebut muannats (perempuan), dan Qomar disebut mudzakar (laki-laki). Secara logika, matahari lebih besar daripada bulan dengan begitu, metafora ini memberikan gambaran bagaimana seorang wanita muslimah mampu menjadi matahari yang lebih besar dan memberikan cahaya penghidupan untuk semesta, dengan satu kata kuncinya, ada keberanian di dalam dirinya.  

Keberanian para muslimah untuk secara aktif berperan dalam jihad fi sabilillah untuk membantu tugas wajib yang dibebankan kepada kaum laki-laki muslim. Secara tidak langsung memberikan penjelasan untuk mematahkan argumen kaum feminisme barat yang mengandaikan bahwa para wanita Islam hanyalah makhluk lemah yang hanya tahu urusan domestik, sibuk di dalam rumah tangga saja atau disebut sebagai konco wingking dalam istilah Jawa. Dengan sifat berani membela Islam yang dicontohkan oleh shahabiyah, Khaulah binti al-Azwar menunjukan bukti sekaligus menuntun para wanita  muslimah tidak hanya berperan di arena publik tetapi lebih jauh dari itu, berlaga dalam arena jihad qital fi sabilillah yang sesungguhnya.

Selain itu, patut dicatat sebuah tugas mulia lagi penting dari para orang tua muslim, terlebih seorang Ibu untuk menanamkan karakter pemberani yang disebutkan di atas kepada anak-anaknya, sebagaimana dicontohkan Shahabiyah Sumaira binti Qais, yang memotivasi, mendorong kedua putranya, An Nu’man bin ‘Amr dan Sulaim bin Harits untuk bergabung bersama Rasulullah berlaga di Uhud, hingga akhirnya Sumaira harus menerima kenyataan dengan lapang dada kedua putranya syahid di medan juang.

Pelajaran ini penting untuk diperhatikan karena dalam ilmu parenting di alam modern dengan banyaknya godaan teknologi dan ujian gaya hidup saat ini, banyak kendala yang dihadapi orang tua untuk memotivasi anaknya memiliki daya juang tinggi dengan kerelaan berkorban yang tinggi untuk meraih cita-cita yang mulia. Maka sangat relevan di akhir bab buku ini juga disampaikan ilmu parenting khas Islam, bagaimana para nabi menanamkan sifat optimisme dan melawan sikap pesimisme, ke-putus asa-an kepada anak-anaknya. Sikap tidak mudah berputus asa dan mampu menjadi pribadi-pribadi yang siap berjuang dan membela agamanya sangat ditekankan sebagaimana kata Nabi Ya’qub yang banyak mendapatkan cobaan dari Allah, mengungkapkan pesan indah kepada anak-anaknya, “Jangan pernah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, tiada berputus asa dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir” (QS. Yusuf: 87)

Akhirnya, kembali ke pertanyaan awal, “Seberapa berani Anda Membela Islam?” terkhusus kepada wanita muslimah, jawablah dengan berani menyelami setiap makna dalam buku ini secara utuh dan paripurna, kemudian berani mengaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari untuk membela Islam sebagaimana Nabi dan Rasulullah dan para shahabiyah telah membelanya. Sekali lagi, keberanian bukanlah milik lelaki muslimin saja tetap juga milik wanita muslimah. Semoga Allah memberikan kekuatan diri kita meneladani jalan salafus sholeh seperti mereka. Wallahu a’lam bish showwab.

Surakarta, 29 Safar 1438 H
Nunik Nurhayati, SH, MH. Ibu dari dua putri dan pegiat Komunitas Peduli Perempuan dan Anak (KPPA) Benih Surakarta.


Foto buku: dari Twitter Uni @FahiraIdris yang mengirimi Buku ini. Terima kasih Uni..

Friday, 5 July 2013

apel lilin, gas, dan kiamat

soal lilin dan apel ini, sebelumnya sudah pernah saya share di facebook. Waktu itu saya belanja di belanja di swalayan besar, dan di bagian makanan dan buah ada sale apel lumayan murah. sekilo nya ga sampe Rp.15.000. Kayanya apel Import karena ada label mereknya.  Seger banget merah2 dan banyak jadi beli lah untuk stock buah dirumah.

Ga sengaja waktu itu saya liat juga ada tanda arah jalur evakuasi gempa. Kalo ga salah inget juga memang ada regulasinya utk gedung tinggi harus dilengkapi arah tanda evakuasi mengingat akhir2 ini di Indonesia sering terjadi Gempa dan korban terbanyak adalah yang terperangkap dalam gedung tinggi. Masih ingat waktu gempa padang dimana korban terbanyak ada di dalam hotel yang hampir rata dengan tanah. Regulasinya ada di Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung Pasal 59 ayat (1): "Setiap bangunan gedung, kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana, harus menyediakan sarana evakuasi yang meliputi sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi yang dapat menjamin kemudahan pengguna bangunan gedung untuk melakukan evakuasi dari dalam bangunan gedung secara aman apabila terjadi bencana atau keadaan darurat"

Sesampainya dirumah saya langsung mencuci apel tadi dan memakannya tanpa dikupas kulitnya. Tak lama saya ingat tentang buah yang dilapisi zat lilin, langsung saja saya mengerok pelan dengan pisau. dan ternyata, done. ada lilinnya dan saya sudah memakannya :'(

Kemudian saya berfikir tentang keselamatan jiwa. Bayangkan jika ada konsumen yang tidak menyadari ada lapisan lilin dalam buah yang ia makan. sesekali gapapa mungkin ya, tapi kalau cukup sering,gak kebayang gimana lilin yang bukan food grade masuk dalam tubuh. Kalaupun memang tujuan pelaipasan lilin pada buah adalah untuk menjaga kualitas makanan, menurut saya ga masalah kalau ada pemberitahuan seperti plang atau tulisan yang memberitahukan bahwa buah ini dilapisi zat lilin. Jadi kan konsumen lebih antisipasi untuk mengkonsumsinya. Ini kan bagian menyelamatkan jiwa juga tapi jangka panjang. Dan itu sebenernanya tujuan dari perlindungan konsumen dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen  Pasal 3 (d) "menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi"

Kenapa ya,tanda jalur evakuasi untuk gempa dipasang, tapi tanda penggunaan zat lilin pada buah tidak dipasang? Kan sama-sama bertujuan menyelamatkan jiwa. Efek kerugian yg langsug terasa dlm wkt cepat kadang lbh terantisipasi dbanding efek itu akan trasa dlm jangka panjang.
 
 
Saya pun memposting ulang tentang aple ini karena kemarin lihat di newssticker stasiun TV kalau dalam waktu 30 tahun persedian Gas akan habis.  Padahal minyak tanah pun sudah langka. Berarti harus ada energi baru untuk bahan bakar memasak. Terus kalau ga ada, apakah harus kembali memasak dengan kayu bakar? well, bahkan kemungkinan persediaan pohon sudah mulai menipis mengingat banyak illegal logging untuk menstok kebutuhan industri seperti kertas, tissue, atau furniture. Sama-sama menyelamatkan jiwa juga bahkan untuk generasi mendatang, tapi masih bias..

Atau seperti zaman dahulu dimana untuk konsumsi tidak semua makanan harus dimasak, misalnya lebih banyak konsumsi buah, sayuran mentah, Tapi penggunan pestisida saat ini sepertinya diluar kontrol. Padahal pestisida bisa meresap sampai kedalam buah atau sayur. dimasak pun tidak menghilangkan 100% pestisidanya apalagi kalau tanpa dimasak?

Jadi inget tadi liat berita kalau harimau di kebun bunatang Surabaya sedang di rawat intensif karena kekurangan gizi akibat bertahun-tahun memakan daging berformalin. Allahu Rabbi, sebenrnya ada apa dengan dunia ini?

Betul juga buku yang teman saya tulis tentang The End of Future. Faisal Karim, teman SMA yang sejak 2 tahun yang lalu namanya ada tambahan gelar M.A dari nottingham university dan dia juga concern tentang keamanan Internasional.  Dalam bukunya ia menjelaskan bahwa kiamat bisa jadi disebabkan karena ulah manusia sendiri yang tak bisa menjaga kestabilan lingkungan. Dan kemudian perang tidak lagi karena perang ideologi tapi karena untuk berebutan alam untuk hidup. Mengerikan :'( Padahal Islam sudah mengatur tentang kesinambungan alam dengan penuh kedamaian.. 

Bagi yang mau baca bukunya silahkan download di sini.

Dari Apel sampai kiamat.. Subhanallah.

Tapi saya yakin, orang baik masuk Surga. Soalnya orang baik itu akan menjalani aturan hidup yang baik dengan baik. “Allah mewajibkanmu mengabdi kepada-Nya, dan (itu berarti) Dia hanya mewajibkanmu memasuki surga-Nya.” (Ibn Athaillah - Al Hikam).

Minimal jangan buang sampah sembarangan bahkan kalau perlu menjaga kebersihan lingkungan. Rasulluloh pesan, "Jauhilah tiga perilaku terlaknat; buang kotoran di sumber air, di pinggir jalan, dan di bawah naungan pohon." (HR Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah). terus juga "Sesungguhnya Allah itu Mahabaik yang mencintai kebaikan, Mahabersih yang mencintai kebersihan. Oleh sebab itu, bersihkanlah halaman-halaman rumah kamu dan jangan menyerupai Yahudi." (HR Tirmidzi dan Abu Ya'la). "

Kalau ada lahan mulai menanam pohon, reboisasi,, kita juga kok yang merasakan manfaatnya bisa menghirup oksigen segar, sayurannya juga bisa langsung dikonsumsi dan menjamin tanpa pestisida. Bahkan bisa buat sedekah. "Tidaklah seorang Muslim menanam pohon kecuali buah yang dimakannya menjadi sedekah, yang dicuri sedekah, yang dimakan binatang buas adalah sedekah, yang dimakan burung adalah sedekah, dan tidak diambil seseorang kecuali menjadi sedekah." (HR Muslim dan Ahmad). Dalam hadis lain disebutkan: "Barang siapa yang menghidupkan lahan mati, baginya pahala. Dan semua yang dimakan burung dan binatang menjadi sedekah baginya." (HR An-Nasai, Ibnu Hibban dan Ahmad).
Kemudian, mari hemaattt energi.. Suatu hari, Rasulullah melewati Sa'ad sedang berwudhu (dan banyak menggunakan air). Beliau mengkritik, "Mengapa boros wahai Sa'ad?" Sa'ad menjawab, "Apakah ada pemborosan air dalama wudhu?" Rasul menjawab, "Ya, walaupun kamu berada di sungai yang mengalir." (HR Ibnu Majah dan Ahmad).

Dengan menjaga lingkungan, kita juga menjadi warga negara yang Baik, soalnya, konstitusti UUD 1945 dalam pasal 28H ayat (1) menegaskan bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Nah, dengan menjaga lingkungan sekitar, kita sudah bantuin negara melaksanakan kewajibannya untuk melestarikan lingkungan hidup yang baik dan sehat untuk memenuhi hak warga negaranya.

Insyaallah, Kalaupun tidak bisa berkontribusi memperbaiki lingkungan, ya minimal tidak berkontribusi menambah lingkungan semakin rusak.  


Bagaimana Allah mencintai Hamba-Nya

Sesungguhnya Allah SWT jika mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata: “Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia!” Maka Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumumkannya kepada seluruh penduduk langit dan berkata: “Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi ini.” (HR. Bukhari )

Allah SWT berfirman, “Tidak seorangpun hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling aku cintai, melainkan dengan apa yang telah aku wajibkan kepadanya. Hambaku adalah orang yang selalu mengerjakan ibadah-ibadah nawafil (amalan-amalan sunnah) sehingga aku mencintainya. Ketika aku telah mencintainya, maka akulah yang akan menjadi telinga yang dia gunakan untuk mendengar, mata yang dia gunakan untuk melihat, tangan yang dia gunakan untuk memukul, kaki yang dia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, pasti aku berikan, dan jika dia butuh perlindungan-Ku, pasti aku lindungi.”  (H.R. Bukhari)

"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulluloh), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS. Ali Imran: 31)
“Jika telah lewat tengah malam atau sepertiga malam yang akhir, Allah Yang Maha Mulia dan Agung turun kelangit yang paling rendah (langit dunia), lalu berkata: Adakah orang yang meminta kepada-Ku saat ini, pasti akan aku beri, adakah orang yang memohon ampun, pasti aku ampuni, adakah orang yang bertaubat, pasti aku berikan taubat-Ku, adakah orang yang memerlukan-Ku, pasti akan aku penuhi.” Dan itu terjadi setiap malam hingga terbit fajar”. (HR. Bukhari)

“Ada tujuh golongan yang akan dilindungi Allah dalam lindungan-Nya pada hari tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya: Imam yang adil, pemuda yang rajin beribadah, seorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai, bertemu dan berpisah hanya karena Allah, seorang laki-laki yang diajak oleh seorang perempuan terhormat dan cantik, lalu ia berkata aku takut kepada Allah, seorang yang menyembunyikan sedekahnya tidak ingin dilihat orang, dan seorang yang mengingat Allah dalam keheningan hingga menitikkan airmata.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

"Kecintaan-Ku untuk orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, Kecintaan-Ku untuk orang-orang yang saling mengunjungi karena-Ku, Kecintaan-Ku untuk orang-orang yang saling berkorban di jalan-Ku, Kecintaan-Ku diberikan untuk orang-orang yang saling menyambung kekerabatan karena-Ku." (HR. Ahmad dan Ibnu HIbban dalam al-Tanashuh. Syaikh Al-Albani menyahihkan hadits di atas dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 3019, 3020, 3021)

"Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum pasti Dia menguji mereka. Maka siapa yang ridha (terhadapnya) maka baginya keridhaan Allah, dan siapa yang marah (terhadapnya) maka baginya kemurkaan Allah." (HR. Al-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia. (HR. Ad-Dailami)

Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya yg selalu taqwa, selalu merasa cukup, dan berusaha menyembunyikan amal." (HR.Muslim)

Pada suatu ketika seorang sahabat nabi berkata kepada sahabat lainnya, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.” Orang tersebut membalas dengan ungkapan, “Semoga Allah yang menjadikanmu, mencintaiku juga mencintaimu sebagaimana engkau mencintai aku.” (HR. Abu Dawud, shahih)

Monday, 24 June 2013

tidak harus (selalu) bercerita

Betapa saya bersyukur Allah senantiasa menghadirkan orang-orang baik disekitar saya.. seperti semalam, awalnya saya sudah cukup lelah beberapa hari terakhir ini, tidak ada keinginan sedikit pun untuk menemani ibu saya ke syukuran 4 bulan sepupu saya. Tapi karena adik saya kekenyangan setelah buka puasa dan keponakan saya membatalkan karena dia tau ini acara pengajian yang akan lama, maka mau tidak mau saya mengantar ibu saya..

Saya kaget karena ternyata sepupu2 saya yang tinggal dijakarta juga datang. sudah belasan tahun mungkin tidak bertemu, pas bertemu ternyata mas2 dan mba2 sepupu saya sudah berubah menjadi bapak2 dan ibu2 sesungguhnya..hehe..karena anaknya sudah besar2 dan wajah mereka juga sudah seperti bapak2 dan ibu2 :)

Biasa kan, pertemuan rapelan belasan tahun, pastilah saling bertanya keadaan masing2, pekerjaan, sekolah, kabar ini, itu, dll..setelah itu tiba2 mas sepupu saya bercerita kepada saya bukan suatu hal tentang dunia. Ia bercerita panjang tentang Allah. betapa apapun yang kita minta, Allah tidak akan ragu untuk mengabulkan. Seperti kisah di Riyadus sholihin tentang perjanjian yang Allah buat dengan seorang pemuda. Dan banyak hal yang ia ceritakan, cerita2 yang sebenernya sudah sering sy baca di artikel, buku atau sering di kajian2 pekanan. Dan saya,hanya tertegun, mendengarkan dengan segala kekhusyu'an, tak keluar satu katapun dari saya kecuali hati yang tiba2 merasakan kerinduan luar biasa pada kebesaran Allah Ta'ala dan hati yang tiba2 mengikhlaskan banyak hal..

Saya jadi ingat, dengan pendapat yang mengatakan bahwa perempuan itu menyelsaikan masalah dengan bercerita, bahkan 50% penyelesaian masalah nya adalah dengan menceritakan masalahnya. Tapi itu tidak saya rasakan malam tadi. Saya mendengarkan, hanya mendengarkan tanpa menceritakan 1 kata pun..tapi ia menjawab semua masalah saya,dengan caranya..entahlah saya merasakan ketulusan luar biasa darinya saat ia bercerita pada saya tentang banyak hal. 

Terima kasih ya, mas joko.. tidak heran ketika saya melihat wajah istri mas begitu tenang bersinar penuh bahagia dan anak2 mas yang juga tampak penuh semangat keoptimisan .. Selamat berumroh berdua :) di tanah itu, pasti akan semakin terasa dekat dengan Allah, dengan Rasullulah..

~ Sepintas, saya juga melihat mas joko beberapa kali memijat ringan ibu saya, berusaha membuat ibu saya tersenyum, mendengarkan beberapa cerita singkat dari Ibu saya. dan sepintas pula saya melihat ibu saya, ternyata raut wajahnya semakin menua, dan saya memahami satu hal. Ia masih memiliki cita-cita yang sederhana..tapi ia memperjuangkannya seorang diri.. sungguh berat, karena anak-anaknya tak sanggup memahami atau mungkin tak sanggup menyanggupi, padahal hanya sesuatu yang sederhana, sangat sederhana.. Allahu Rabbi, ampunkanlah segala dosa.. Maaf ya, Ibu.. dan sampai saat ini, sayapun tidak berani berjanji apapun padanya..

Thursday, 13 June 2013

tentang sahabat

ALhamdullilah, karena lingkaran pekanan ga bawa buku tulis, jadi mencatat bisa dimanakan saja kan..termasuk di  handphone sederhana yang bisa langsung di copy paste ke blog dengan sedikit editan :) tidak membawa buku bukan berarti tidak mencatat, justru gimana caranya biar bisa dbaca banyak orang.hehe
Ikatlah ilmu dengan tulisan~ karena kalo ga diikat nanti biasanya lepas, :D

Materi kemarin tentang persahabatan. "Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa" (Q.S Az zukruf : 67)


Ada 4 kriteria memilih sahabat: 
  1. Pilihlah karena kecerdasan akalnya. Karena Sifat ini akan membimbing pemiliknya kpd hal2 yg baik. Dalam sebuah atsar dikatakan bahwa "perkataan yg kasar akan menyebabkan celaan,persahabatan dg org yg bodoh hanya akan mendatangkan kesialan." Karena biasanya orang yang cerdas adalah orang yang mempunyai semangat yang tinggi dalam memperbaiki diri. Jadi jika berteman dengan orang yang cerdas kemungkinan besar akan saling menyemangati untuk berfastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan).
  2. Pilihlah yang komitmen dlm agama. Karena sifat ini akan mdorong seseorg melakukan kebajikan. Barang siapa yg menjalin persahabatn bkn krn Allah Ta'alla, dia akan menjadi sumber bahaya bagi dirinya sendiri.
  3. Pilihlah karena kebaikan akhlaqnya. Krn sifat ini mengajak seseorang mecintai kebaikan dan menjauhi kburukan. Barang siapa yg ingin mengenal seseorg, kenalilah sahabatnya. 
  4. Pilihlah yang memiliki kecenderungan untuk lebih suka bergaul dengan orang yang baik daripada dengan orang yg tdk baik.. 

Kiat2 melagengkan persahabatan:
  1. Memperbanyak menyatukan sisi kesamaan dan meminimalkan perbedaan. Jangan dilihat perbedaanya saja tp diliat persamaan nya jg..trutama kesamaan dalam niat berukhuwah karena Allah Ta'alla. 
  2. Jadilah orang yang pertama inisiatif utk berbagi.. Saat masih bisa memberi, langsunglah memberi jangan menunda-nunda, apalagi menunggu untuk diberi.
  3. Menjalin komunikasi yg intensif tapi juga jangan telalu sering..sewajarnya :) 
  4. Tingkatkanlah ibadah ruhiyah, karena pancaran ruhiyah memperlihatkan akhlaq keseharian. dan itu smua memperlihatkan kualitas keimanan. 
  5. bermalamlah,karena itu akan saling lebih mengenal satu sama lain. Bahkan bisa tahu kebiasaan-kebiasaan khususnya :) 
  6. Meningkatkan keikhlasan dan ketulusan dalam setiap tutur kata dan tindakan. Kualitas ketulusan akan menentukan penerimaan sebuah nasihat. 
  7. meningkatkan kepercayaan kpd sahabat. Misalnya dengan mendukung keputusan nya yang baik dgn dukungan yg totalitas. 
  8. Melihat sisi baik trutama kebaikan akhkaq dan kepribadiannya. Krn jika hanya melihat aibnya, hanya akan menimbulkan kebencian. carilah seribu alasan utk mencintai. Jikapun sahabat kita salah, kewajiban kita hanya mengingatkan kemudian mendoakan dan jgn pernah membencinya. Jika pun ingin menghukum, hukumlah tindakannya, bukan menghukum orangnya. kita harus mengingat kebaikan-kebaikan dan jasa-jasa nya. Jangan pernah memberlakukan nila setitik rusak susu sebelangga untuk sahabat. 


Kenapa harus orang bertaqwa yang kita jadikan sahabat?
  1. Karena orang yang berrtakwa memiliki kecerdasan sebagai akibat dari pengajaran dari Allah langsung.
  2. Karena komitmen keagamaan mereka sangat tinggi dan mreka memiliki kekuatan furqon utk mbedakan yang haq dan yang bathil. “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Anfal: 29)
  3. Karena mereka memiliki kemuliaan akhlaq. "niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (Q.S Al-Ahzab:71)
  4. Karena kecenderungan mereka utk menjalin persahabatan dgn sesama orang bertaqwa sangat kuat.dan Allah Ta'alla akan mengumpulkan mereka dlm golongan Nya.

Saturday, 8 June 2013

Hukum Hadiah dalam Islam

Segala puji hanya bagi Allah. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Amma ba’du.

Termasuk perkara yang tidak diragukan lagi, bahwa hadiah dalam kehidupan antar individu dan komunitas manusia memiliki pengaruh yang signifikan untuk terwujudnya ikatan dan hubungan sosial, momen-momennya senantiasa terulang setiap hari di acara-acara keagamaan, kemasyarakatan, dan selainnya. Dengan hadiah, terwujudlah kesempurnaan untuk meraih kecintaan, kasih sayang, sirnanya kedengkian, dan terwujudnya kesatuan hati.

Hadiah merupakan bukti rasa cinta dan bersihnya hati, padanya ada kesan penghormatan dan pemuliaan. Dan oleh karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menerima hadiah dan menganjurkan untuk saling memberi hadiah serta menganjurkan untuk menerimanya.

Al Imam Al Bukhari telah meriwayatkan hadits di dalam Shahihnya (2585), dan hadits ini memiliki hadits-hadits pendukung yang lain. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menerima hadiah dan membalasnya.”

Dan di dalam Ash Shahihain (Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim) dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila diberi makanan, beliau bertanya tentang makanan tersebut, “Apakah ini hadiah atau shadaqah?” Apabila dikatakan, “Shadaqah” maka beliau berkata kepada para shahabatnya, “Makanlah!” Sedangkan beliau tidak makan. Dan apabila dikatakan “Hadiah”, beliau mengisyaratkan dengan tangannya (tanda penerimaan beliau -pent). Lalu beliau makan bersama mereka. (HR. Al Bukhari [2576] dan Muslim [1077])

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,

“Hendaknya kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, lihat Shahihul Jami’ [3004] dan Al Irwa’ [1601])

Friday, 7 June 2013

10 Nasehat Rasulullah kepada putrinya, Fathimah

Alhamdullilah..ketemu juga note ini :) 
noridhaaa,ini dia yang waktu itu kita bicarakan di kafe dkt rumah..ttg surga :) yang kebanyakan lupanya daripada ingetnya..hehe :D

10 Nasehat ini diberikan oleh orang terbaik sepanjang masa kepada wanita penghulu yang pertama-tama masuk surga bersama beliau...

1.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, kelak Allah akan tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya, dan juga Allah akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya.

2.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah.

3.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan kemudian mencuci pakaiannya, maka Allah akan tetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

4.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang membantu kebutuhan tetangga-tetang ganya, maka Allah akan membantunya untuk dapat meminum Telaga Kautsar pada hari kiamat nanti.

5.Wahai Fatimah ! Yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu,maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah Fatimah, Kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.

6.Wahai Fatimah ! Disaat seorang wanita hamil, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan, serta melebur seribu kejelakan. Ketika seorang wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para Pejuang Allah. Disaat seorang wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Disaat seorang wanita meninggal karena melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun, didalam kubur akan mendapat taman yang indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan padanya pahala yang sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

7.Wahai Fatimah! Disaat seorang istri melayani suaminya selama sehari semalam, dengan rasa senang dan ikhlas, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya dihari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Allahpun akan memberikan kepadanya pahala seratus kali ibadah haji dan umrah.

8.Wahai Fatimah! Disaat seorang istri tersenyum dihadapan suaminya, maka Allah akan memandangnya dengan pandangan penuh kasih.

9.Wahai Fatimah! Disaat seorang istri membentangkan alas tidur untuk suaminya dengan rasa senang hati, maka para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

10.Wahai Fatimah! Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggotnya dan memotong kumisnya serta kuku-kukunya, maka Allah akan memberi minuman yang dikemas indah kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allah pun akan mempermudah sakaratul maut baginya, serta menjadikan kuburnya bagian dari taman surga. Allah pun menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal mustaqim dengan selamat.

"Membentuk Keluarga Islami"

oleh: Ustadz Bendri Jaisy

Bab mengenai pernikahan selalu menarik dan penting untuk dibahas. Bukan hanya karena soal romantisme-nya. Sebab pernikahan bukan hanya tentang bulan madu. Malah, nyatanya, lebih banyak bulan racun daripada bulan madu. Persoalannya, apakah kita punya penawarnya?

Lebih dari itu, pernikahan –menggunakan istilah Ustadz Anis Matta, adalah peristiwa peradaban. Keputusan pernikahan adalah salah satu keputusan paling penting dalam hidup, jauh lebih penting dari keputusan memilih sekolah terbaik, kampus terbaik, tempat kerja terbaik, dan seterusnya. Karena, sekali lagi, pernikahan adalah peristiwa peradaban. Bukan hanya soal mengubah tatanan demografi masyarakat, tetapi pernikahan membuka pintu untuk generasi baru, yang bisa jadi, melalui mereka tugas kekhalifahan manusia terlaksana. 

Sayangnya, ketika membicarakan pernikahan dan persiapannya, biasanya kita akan berfokus pada dua hal: harta dan mental. Padahal ada satu hal yang sangat penting, yang menjadi kunci kesuksesan pernikahan, yaitu ilmu. Bukan hanya ilmu mengenai tata cara mengkhitbah atau wawasan ke-Islaman dasar, tetapi juga, yang ditekankan dalam bahasan sederhana ini, ilmu merekayasa dan memelihara sebuah generasi terbaik. 

Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik sesungguhnya bukan diciptakan di kampus-kampus, sekolah-sekolah, atau institusi lain yang kita sebut “pendidikan”. SDM terbaik lahir dari keluarga. Didikan keluarga adalah pondasi bagi semua pendidikan lain di luar keluarga. Sebuah riset yang dilakukan oleh beberapa departemen di FISIP UI bersama KPK menemukan bahwa para pelaku koruptor (yang telah terbukti bersalah dan ditahan) memiliki masalah sewaktu dibesarkan dalam keluarganya dulu. 

Mengenai SDM terbaik, Rasulullah SAW. pernah bersabda: 
“Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang yang mengikuti mereka (tabi’in) dan kemudian orang-orang yang mengikuti mereka lagi (tabi’ut tabi’in).” (Muttafaq ‘alaih) 

Salah satu ciri SDM terbaik, jika mengacu pada generasi Rasulullah SAW., adalah usia karakter yang jauh lebih matang melampaui usia fisiknya. Dan semua ini dihasilkan dari keluarga yang berkualitas. Sehingga, berbicara visi pernikahan bukanlah sekadar tentang menjadi suami/istri, tetapi juga menjadi ayah/ibu, dan juga tentang mencari ayah/ibu terbaik bagi generasi yang kita lahirkan kelak. Tentang pendidikan anak, kita sering mendengar pepatah Arab, “Ibu adalah madrasah bagi anaknya.” Pepatah ini benar, namun sebenarnya masih memiliki lanjutan, yaitu “.. dan ayah adalah kepala sekolahnya.” Maka, pendidikan anak bukan hanya soal ibu dan anak, tetapi bahkan ayahlah yang paling bertanggung jawab atas visi,perencanaan, pelaksanaan juga evaluasi pendidikannya. 

Islam sendiri mengangkat tinggi peran ayah dalam pendidikan anak. Dalam Al-Quran, secara keseluruhan ada 17 dialog tentang pengasuhan, yang tersebar diantara 9 surat. Terdapat 14 dialog antara ayah dan anak, 2 dialog antara ibu dan anak, dan hanya 1 dialog antara guru dan murid. Cukup mengejutkan bukan? Di saat hari ini masyarakat kita menganggap amanah membesarkan anak “dibebankan” kepada ibu saja, sehingga menyebabkan banyak perempuan menunda-nunda pernikahan dengan alasan ingin mengejar cita-cita, karir, dan lain sebagainya sebelum ia harus berhenti untuk mengurusi anak-anaknya. Paradigma ini juga menimbulkan kecemburuan bagi kelompok perempuan tertentu terhadap kaum laki-laki, sehingga mempertanyakan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. 

Terlepas dari perdebatan mengenai hal tersebut, poin pentingnya adalah perlunya pelurusan paradigma tanggung jawab mendidik anak. Prinsip pendidikan ayah dan ibu adalah saling mengisi, tidak berarti bergantung pada salah satu saja. Namun peran ayah sangat ditinggikan. Seorang bijak pernah berkata, “Jika ada anak yang durhaka, perhatikan ayahnya.” 

Bahkan, tanggung jawab pendidikan anak pada (calon) ayah sudah ada sebelum anak tersebut tercipta dalam kandungan, yaitu, sebagaimana Umar bin Khatthab pernah berkata, “Hak anak atas orang tuanya adalah dipilihkan ibu yang shalihah.” sementara dua hak anak lainnya terpenuhi manakala anak tersebut telah lahir, “lalu mengajarkan Al-Qur’an, dan memilihkan nama yang baik.” 

Ketika anak berada dalam kandungan, suami memiliki kewajiban untuk menyenangkan istrinya. Seorang ibu yang hamil pada dasarnya hanya memiliki tiga macam aktivitas, sebagaimana yang Allah kisahkan dalam surah Maryam ketika Maryam mengandung, “ Maka makanlah dan minumlah dan senangkanlah hatimu …” (QS. Maryam: 26). 

Ada tradisi Islam yang semakin hilang, yaitu tradisi dimana masyarakat ikut menjaga, memudahkan, membantu, dan membahagiakan muslimah yang sedang mengandung, dan ketika kandungannya lahir disambut dengan suka cita sebagai “bayi ummat ini.” 

Kita sepatutnya curiga, jangan-jangan di rahim seorang muslimah, terlebih di rahim istri kita, ada ulama dan mujaddid (pembaharu) yang Allah titipkan, yang kelak akan membawa ummat muslim berdiri tegak memimpin dunia dan mensejahterakan alam" 

Maka bersiaplah..menjadi istri/suami, ayah/ibu, dan juga mjd bagian dr anggota masyarakat..yg mengambil bagian penting dalam peradaban ini :)

oleh: Ustadz Bendri Jaisyurrahman
di Alumni Gathering PPSDMS Nurul Fikri, Sabtu 25 Mei 2013 
dinotulensikan oleh @yasir dengan beberapa penyesuaian. 

#noted,biar ingat dan semoga bermanfaat untuk yang membaca :)

Saturday, 20 April 2013

packaging

suatu hari modem saya hilang, dan saya pun membeli yang baru di tempat yang sama, dengan harga yang sama, provider yang sama, tapi beda merek pada mesin modemnya. Saat saya pulang ke rumah, saya langsung diserbu keponakan saya, Hani (12 tahun), "yee mba nunik pulang, jadi beli modem baru ya, warnanya apa mba?" // "putih.." // "asik2..putih..bagus, gak hitam kaya kemrin".

setelah dia pakai, dia cukup kecewa karena speed nya tidak sekencang yang modem kemarin, saya juga bingung dan agak kangen juga sama modem yang lama..hehe.. tapi sih kayanya karena biasanya saya reload yang IDR 100rb/bln tapi yang sekarang saya reload IDR 60rb/bln :) dan tiba2 hani bilang, "padahal warnanya putih ya..bagus tapi kok lemot banget ya ga kaya yang hitam kemarin, iya sih warna hitam ga begitu bagus tapi lebih cepet..kayanya jangan liat dari luarnya aja deh" // saya pun cuma senyum2 sendiri, iyalah IDR perbulannya beda  :D

Packaging. Seringnya anak-anak saat memlilih suatu barang atau makanan, mereka melihat dari luar, warnannya, bentuknya.. misalnya saja tas, yang penting warnanya pink, entah merk nya apa,apalagi tau kualitasnya. mahal ataupun murah mereka tidak begitu peduli karena yang terpenting adalah dibelikan :D atau makanan, yang penting cupcakes itu bentuknya lucu, krimnya banyak, warna-warni, ga peduli apakah gulanya alami, pewarnanya food grade, brp jumlah kalori dalam 1 kue, apalagi halal atau haram, mereka ga mengerti karena yang mereka tau kuenya terlihat bagus dan rasanya kemungkinan enak.

Anak-anak. belum banyak hal didunia ini yang mereka tau. Mungkin disitulah tugas orang tua untuk memberitahukan mereka yang mana yang benar dan mana yang salah. dan setelah itu melatih mereka untuk terbiasa berani memilih yang benar dan jangan pernah takut untuk tidak melakukan atau memilih yang salah walaupun disekitarnya banyak orang yg melakukan kesalahan itu dan seolah-olah tidak salah. Ini jangka panjang.. urusan kualitas suatu negara, dari kualitas generasinya kan?

Saya jadi teringat, bahwa anak usia 0-7 tahun diusahakan jangan ada diskusi untuk masalah prinsip. karena yang merka butuhkan adalah input, mereka butuh diberitahukan bahwa ini benar, ini salah, ini yang harus dilakukan dan ini yang tidak boleh dilakukan. Misalnya mereka butuh diberitahu bahwa sholat itu wajib, makan itu harus duduk, tidak boleh membuka aurat di depan orang, dll. Tentunya dengan menyesuaikan psikis dan kondisi anak dibawah usia 7 tahun, tidak boleh memaksakan apalagi memukul. Barulah  setelah 7-14 tahun, dipersilahkan dibuka ruang-ruang diskusi untuk membiasakan anak meyakini suatu kebenaran karena ada alasan kebaikan sehingga pemahaman nay tentang benar atau salah karena betul-betul paham bukan hanya sekedar kebiasaan. Misalnya saja kenapa harus menutup aurat, kenapa tidak boleh mengambil barang orang lain tanpa seizinnya, dll..tentu saja dengan komunikasi 2 arah yang efektif, dgn  bahasa-bahasa yang mudah dimengerti anak usia dibawah 14 tahun dan tidak menggurui. Usia 14-21 tahun, mulai mendengarkan pendapat mereka tentang suattu hal tentunya masih harus diawasi dan dipastikan bahwa pendapat mereka atau pilihan mereka benar. Dan usia 21 tahun keatas, idealnya mereka sudah lulus universitas, banyak hal yang mereka sudah pelajar dari lingkungan, dengan ilmu yang mereka dapatkan dan dengan bekal prinsip dari orang tuanya sejak kecil, tentulah bisa jadi, anak mulai dimintakan pendapat-pendapatnya nya tentang beberapa hal, dan pastinya orang tua tenang, bahwa mereka telah berhasil memberikan solusi untuk bangsa ini, 1 generasi terbaik yang bisa memberikan solusi untuk perbaikan bangsa ini karena kekuatan iman mereka, ilmu mereka, moral mereka, dan akhlaq terbaik mereka. Dan pastinya mereka juga akan menjadi menantu-menantu idaman yang akan menjadi istri/suami dan tentunya menjadi orang tua-orang tua terbaik untuk anak-anak mereka kelak :D

Well,pembahasan yang terlalu jauh dan ga begitu nyambung, balik ke packaging. hehe

Pilihan dan sikap kita terhadap apapun memperlihatkan kualitas kita. dan memperlihatkan kualitas lingkungan yang mendidik kita. Misalnya apakah kita masih memilih kue yang bentuk dan warnanya bagus padahal kita tau itu tidak halal sementara ada pilihan kue biasa tapi halal dan thoyib? atau apakah kita akan mengambil uang yang ditemukan dijalan atau mengembalikan itu ke kotak infaq, dll...

Terus, jika kita kembali ke masyarakat sekarang dan melihat lingkungan sekitar, ga usah jauh-jauh deh, coba kita liat kita sendiri, usia berapakah kita sekarang? hehehe, sudahkah kita melihat atau memilih sesuatu hanya dari tampilan luarnya saja? dan sudah kah kita berani memilih sesuatu yang benar saat dimana orang lain mugkin tidak memilih itu atau sudahkah kita berani mengatakan kita salah saat kita menyadari bahwa kita salah walaupun banyak orang lain tanpa rasa bersalah melakukan kesalahn itu..
Bukan salah orang tua mendidik, dan tak ada yang salah karena yang terpenting berusaha benar, kembali kepada kebenaran, kembali pada Al-qur'an dan As-Sunnah :D

Kalo kata Sherina, lihat segalanya lebih dekat, dan kau bisa melihat, lebih bijaksana..
kalo versi saya sih, lihat Al-qur'an lebih dekat, dan kita bisa melihat dan memilih kehidupan ini, dengan bijaksana, karena benar..

Monday, 17 September 2012

cara makan sehat

MENELADANI CARA MAKAN RASULULLAH SHALALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM

 

Saturday, 21 July 2012

Nyamuk surga

Seringnya, kalo malam banyak nyamuk dan dimana di rumah gak ada lotion atau obat anti nyamuk, pasti kita bakal kesel sendiri. Suaranya yang berisik dan gigitannya yang super gatel bakal bikin emosi Ga baik naik drastis secara signifikan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Hehehehe. lebay   

Gara-gara pas baca terjemahan Qur'an surat Al Baqoroh ayat 26, kaget saat ngeliat ada kata N.Y.A-M.U.K. loh loh..loh kok ada nyamuk di dalam qur'an. Dan ternyataaaa.. MashaAllah, bisa jadi, gara-gara nyamuk, kita bisa masuk surga....

Jadi gini... sebelum ke QS Al Baqoroh ayat 26, coba perhatikan dulu ayat sebelumnya.."Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Seiap kali mereka diberi rizqi buah-buahan dari surga mereka berkata 'inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu'. Mereka telah diberi buah-buahan serupa. Dan disana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal didalamnya." (Q.S 2: 25)

Nah ini dia  peran utamanya hadir, si nyamuk ^o^ "sesungguhnya Allah SWT tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, 'Apa maksud Allah dengan perumpaan ini?'. Dengan perumpamaan ini, banyak orang yang dibiarkannya sesat, dan dengan itu pula banyak yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik," (Q.S 2: 26)

"(yaitu) orang-orang yang melanggar Allah setelah perjanjian itu diteguhkan, Memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan, dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi". (Q.S 2: 27)

Subhanallah yaaa Hari kedua ramadhan dapat kado dari nyamuk :D

Bismillah.. Jangan sampai kita menjadi orang yang fasik, yang tidak bisa mengambil hikmah dari segala penciptaan Allah karena itu adalah kerugian yang besar.

Semoga kita termasuk orang-orang beriman yang senantiasa bertambah keimanannya karena dapat mengambil hikmah dari penciptaan Allah meskipun itu sekecil nyamuk, karena itu adalah keberuntungan yang sangat besar..yaitu surga yang mengalir sungai2 dibawahnya.

Dan semoga ilmu-ilmu yang kita dapatkan selama ini adalah ilmu yang barokah yang senantiasa menuntun kita menjadi insan yang pandai mengambil hikmah dari setiap kejadian, yang dengan itu kita akan selalu berusaha berbuat kebajikan dan semakin menambah pula keimanan kita pada Allah SWT... Aamiinnnn

-Ba'da subuh, 2 Ramadhan 1433 H-

Sunday, 18 September 2011

Ibadah

PENGERTIAN IBADAH
  • Ibadah berasal dari bahasa Arab abada, ya’budu, ‘abdan, ‘aabidun, abid yang berarti budak.
  • Menurut ulama tauhid, ibadah adalah mengesakan Allah, menta’dzimkannya dengan sepenuh-penuh ta’dzim serta menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa kepadanya.
  • Ulama akhlak memberikan definisi bahwa ibadah adalah mengerjakan segala ta’at badaniyah dan menjalankan segala syari’at atau hukum.
  • Menurut ulama tasawuf, ibadah adalah seorang mukalaf mengerjakan sesuatu yang berlawanan dengan keinginan nafsunya untuk membesarkan tuhannya.

BEBERAPA AYAT YANG MENERANGKAN KEWAJIBAN UNTUK BERIBADAH
  • “dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah Ku” (QS. Adz-Dzariyat : 56).
  • “Dan (ingatlah) ketika tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak adam dari sulbi (tulang punggung bagian bawah) mereka; dan allah mengambil kesaksian kepada jiwa mereka (seraya berfirman), “bukankah aku ini tuhanmu?” mereka menjawab “betul Engkau tuhan kami” kami barsaksi” (Al-A’raf : 172). 

JENIS IBADAH DAN PENGERTIANNYA 
  • IBADAH MAHDOH (ibadah murni), adalah penghambaan yang murni hanya hubungan seorang hamba dengan Allah secara langsung.
  • IBADAH GHOIRU MAHDOH (ibadah tidak murni), adalah ibadah yang disamping hubungan seorang hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya. 
  • Ibadah mahdoh ada dua jenis, yakni yang dibatasi (mahdoh muqoyadah) misalnya sholat, zakat, dll, dan yang tidak dibatasi (mahdoh ghoiru muqoyadah) misalnya tahmid, tasbih, takbir, dll. 
  • Ibadah ghoiru mahdoh ada yang berimplikasi pada diri dan keluarga seperti mencari nafkah dan yang berimplikasi dengan literatur sosial yang lebih luas, seperti gotong royong, membangun jembatan, dll. 

PRINSIP IBADAH MAHDOH :
  • Keberadaannya harus berdasar dalil dan perintah
  • Tatacaranya harus berpola pada contoh Raslulullah SAW 
  • Bersifat supra rasional (diluar jangkauan akal) 
  • Azasnya adalah “taat”. 

PRINSIP IBADAH GHOIRU MAHDOH :
  • Keberadaannya didasrkan atas tidak adanya dalil yang melarang 
  • Tata laksananya tidak perlu berpola pada contoh Rasul 
  • Bersifat Rasional 
  • Azasnya adalah manfaat. 

Monday, 15 August 2011

Ibu rumah tangga di Australia

Ibu Rumah Tangga adalah pekerjaan mulia, di Australia, bagi Ibu Rumah Tangga mereka dianggap berkarir juga, yaa karirnya di rumah, maka mereka mendapat gaji dari pemerintah, mengasuh anakpun adalah pekerjaan dan mereka dapat gaji dari pemerintah sesuai dengan jumlah anak yang dilahirkan dan dirawat. Semakin banyak anaknya semakin banyak tunjangan dari pemerintah, bahkan ada seorang Ibu Rumah Tangga dengan 7 anak di Australia, gajinya sebagai Ibu Rumah Tangga lebih tinggi dari pada suaminya seorang manajer biasa.
Ibu Rumah Tangga pekerjaan yang sebetulnya diwajibkan dalam al-qur’an; “Dan hendaklah kamu (wanita) tetap di rumahmu.” (QS. Al-Ahzab [33] : 33).
Setiap kita adalah pemimpin, baik pemimpin untuk diri sendiri maupun tugas memimpin sebagai Ibu rumah tangga, dan akan dimintai pertanggungjawaban bagi apa yang dipimpinnya.
Ibu Rumah Tangga pekerjaan yang bisa dilakukan wanita mana saja, gelarnya sederhana namun mulia,

Saturday, 26 February 2011

amalan unggulan dan sholat berjamaah ^,^v

tiba-tiba jadi ingin menulis tentang sholat berjamaah..
setiap pulang ke jakarta, hampir setiap maghrib dan isya di lewatkan di masjid.
selain karena masjid nya terletak percis di sebelah rumah, nuansa masjid itu juga sangat mendorong utk di datangi. entahlah, mungkin karena masjid itu menyimpan banyak memori tersendiri sepertinya ^^
pas kemarin di jakarta, ada kejadian yang lumayan lucu pas sholat maghrib.

hari I:
maghrib td, jamaah putri dimasjid cuma sy dn ica (kls 2SD).
rakaat ke2 ada tmnnya si ica dtg dan ngebujuk si ica utk udahan dan cpt pulang. tapi si ica ttp gak bergeming dan fokus pada sholatnya (hebat kamu nak
ˆ⌣ˆ).
rakaat ke 4,si ica tiba2 jwb prtanyaan tmnya.
(sy uda niat nnt slesai sholat sy mau ngasih tau ica,ga boleh ngomong kalo lg sholat).
eh
...,setelah sujud rakaat ke4 si ica uda kaburrr
*jd ikut2an gak khusyu, nahan senyum2 sendiri (semoga gak dihitung batal ya Allah..) hehehe.. ^,^v

hari II:
Saya agak datang telat di rakaat pertama. di shaff putri sudah ada ica dn temen nya yg sdh sholat duluan.
pas lihat itu saya niat nnt slesai sholat sy mw blg ke ica ga boleh ngmong kalo lg sholat, karena kemarin kan gak sempet ngomong yaa.
Di rakaat ke2 mreka ngikutin imam bc alfatihah dgn lantang (semakin yakin, nanti selesai sholat harus ngomong ke ica ga boleh bersuara kalo lagi sholat-makmum).
Tapi di rakaat ke3, mreka mundur scra teratur dan perlahan.
Pas salam,mgkn mreka ud drmh nya..
*ga jd ngmong lg deh..


Well,Ica itu tetangga saya, tapi karena saya 5 tahun gak di jakarta jadi saya kurang tau rumahnya dimana.. mungkin saat saya meninggalkan jakarta 5 tahun lalu, umurnya baru 2 tahun..
Ok, itu gak penting dan bukan itu yang ingin saya share kan..haha :D :D
*Tapi, saya jd terinspirasi membiasakan anak-anak saya kelak untuk menjadi makmum sholat yang baik dan tertib.. (insyaallah..)

Saya jadi inget tentang dosen saya yang pernah bercerita tentang suaminya. Jika sedang di rumah, suaminya akan sangat merasa bersalah jika tidak sholat berjamaah di masjid. 3 anak laki-lakinya pasti akan ikut ayah nya, bahkan anak ke4 yang perempuan juga ikut, walapun ibunya -dosen saya- gak ikut..hehe... gapapa ya, kan perempuan gak wajib sholat di masjid.

Yang saya fikirkan saat itu adalah, karakter si ibu ini yang sanguinis aktif, energik, dan sukses dalam karirnya (bukan dosen biasa ^^) versus karakter si ayah yang sabar, ke-bapak-an, dan perhatian (profesi sebagai guru dan tidak seaktif si ibu tapi menjabat sebagai Pak RW).

Saya melihat, kesuksesan beliau berdua dalam berumah tangga dan berkarier, ada sesuatu yang melatar belakangi. Selain sifat, karakter, dan aktivitas yang berbeda tapi bisa dipadukan, ada satu kekuatan lagi yang menjadi rahasiaya. Ketekunan ibadah si ayah + suami yang konsisten walaupun ibadah yang sederhana.

Yup. Ini dia. Amalan unggulan. Tidak perlu ibadah yang sulit, seperti puasa daud atau ibadah haji mungkin, yang penting konsisten dan ajeg dalam pelaksanaannya. Dalam kondisi apapun, untuk melakukan amal unggulan ini, akan diusahakan semaksimal mungkin. Efek langsung yang dirasakan kalo tidak melakukan sekali saja, maka akan ada rasa bersalah dalam diri.

"Apabila konsistensi itu terbiasa diusahakan untuk selalu direalisasikan, maka secara gak langsung hal tersebut membiasakan diri untuk membentuk kepribadian yang tekun dan gigih dalam mencapai sesuatu"

Kata orang tua, kesuksesan itu 90% adalah ketekunan dan kerja keras. sisanya kepintaran.
Betul juga sih, Allah kan akan merubah suatu kaum jika kaum itu mau berusaha kan..
Selain itu, saya fikir konsistensi juga akan melahirkan konsekuensi. Dengan tekad dan kefokusan sebagai efek dari konsistensi, maka saat ditengah proses menjalankan ada hambatan yang besar sekalipun akan diuasahakan untuk diatasi. Secara otomatis, pribadi yang konsekuen atau bertanggung jawab pun akan terbentuk. Dengan kata lain, Totalitas.
*semoga totalitasnya seiring dengan cara yang digunakan, yaitu benar dan baik.

Finally.. konsistensi dan ketekunan dalam berusaha harus dilatih sejak dini agar terbiasa sehingga kedepannya akan lebih luwes dan gak kaget jika ada tuntutan masa depan yang menuntut untuk menata dan mengusahakan banyak hal secara konsisten dan konsekuen.

conclusion:
Terbiasa melakukan amal unggulan secara konsisten akan menjadikan pribadi yang tekun, sungguh-sugguh, konsekuen, dan totalitas.

Tentang sholat berjamaah..

Amalan unggulan tidak harus sholat berjamaah. Apa saja, selama sanggup dan dilakukan dengan cara yang benar itu akan menjadi dopping untuk suplemen diri. Puasa sunnah, sholat rawatib, sholat dhuha, Tahajud, tilawah, apapun itu yang penting konsisten-lah.. karena masing2 mempunyai keistimewaan sendiri2. Diantara itu semua, yang paling saya suka adalah puasa sunnah (walaupun sekarang sudah sangat jarang sekali dibanding dulu masih aktif jadi mahasiswa ^^v). Karena shaum atau puasa hanya diri kita dan Allah yang tau. temen2 gak bakal tau kalo kita gak bilang kan.. hehe

Tapi tentang sholat berjamaah, ada keistimewaan tersendiri. ini tentang sosial kemasyarakatan. atau mungkin tentang hal membangun sebuah hubungan horizontal. Seperti yang kita tahu, ibadah itu kan hubungan vertikal antara hamba dengan Tuhan nya. Nah, kalo ada ibadah yang apabila dikerjakan akan melaksanakan dua hubungan sekaligus yaitu vertikal dan horizontal, itu seperti mendayung 2 tiga pulau terlampaui, efektif an efisien. hehe..

- Dengan Sholat berjamaah di masjid, ada pertemuan intens antara kita dengan tetangga atau masyarakat. Ada sapaan atau obrolan singkat setelah usai sholat berjamaah. Biasanya efektif untuk bapak-bapak yang sibuk di kantor sehingga jarang bersosialisasi dengan tetangga. Sholat berjamaah maghrib, isya, atau subuh di masjid dekat rumah, secara tidak langsung adalah sapaan ramah kepada tetangga. Jadi, masih tampak ada "orangnya" dan ini akan mempengaruhi keberadaan di lingkungan masyarakat. nb: rumah adalah tempat pertama dan utama untuk tinggal. tetangga adalah orang pertama yang akan menolong jika terjadi sesuatu di rumah kita..

- Dengan sholat berjamaah, ada hubungan kedekatan yang dibangun secara tidak sadar saat banyak insan bersama2 melakukan gerakan dan sujud ke satu arah. Tidak ada ibadah sekompak sholat berjamaah. Di semua negara di dunia, pastilah sujud itu menghadap ke kiblat, ada bacaan sekaligus doa yang dipanjatkan secara bersama. Awesome! walaupun agk mungkin semua negara melakukan sholat secara serentak karena perbedaan waktu yang ada, pastilah setiap detik di muka bumi ini ada yang sujud seilih berganti tak pernah henti ke satu arah. kiblat. Semoga disinilah ta'liful qulub atau ikatan hati antar saudara seiman itu tumbuh.. saudara seiman di seluruh dunia, walaupun berbeda mazhab, golongan, partai, atau apapun itu.

- Di proses sholat berjamaah, ada yang memimpin, ada yang dipimpin.. serentak. begitulah kehidupan, ada yang memimpin dan ada yang dipimpin. untuk membiasakan koordinasi yang baik, dan semua akan terorganisir dengan rapih. Semoga para pemimpin di negeri ini dan belahan dunia manapun, juga menjadi imam di jamaah-jamaah sholat. agar hubungan yang tercipta tidak sekedar hubungan formalitas, tetapi ada hubungan cinta yang muncul karena kecintaan yang sama kepada Tuhannya, Allah SWT.

- Sholat berjamaah dengan suami dan anak-anak di rumah juga akan semakin mempererat hubungan emosional keluarga. karena kegiatan yang dilakukan bersama ini, bukan sekedar kegiatan biasa, melainkan kegiatan yang dilakukan bersama dengan sang Kholik.

#jadi ingin lebih memaknai suami adalah imam untuk keluarga. Kira-kira parameternya sering sholat berjamaah di masjid atau sering jadi imam sholat di rumah ya?? kalo sholat berjamaah di masjid terus, kan gak jadi imam sholat dirumah..
haha, gak penting, gak nyambung. :D :D

Thursday, 20 January 2011

Tips mengajar Efektif di depan kelas


Saya belum resmi menjadi seorang guru atau dosen profesional..
Tapi, pengalaman saya yang dibesarkan di keluarga yang berlatar belakang akademisi membuat saya banyak menyerap ilmu mengajar-belajar secara tidak langsung.
Ditambah lagi, sudah 3 bulan terakhir pasca lulus S1 saya dipercaya untuk menjadi asisten dosen dan mengajar 6 kelas di 3 universitas swasta secara langsung. And, really.. it's an unforgettable moment :)

Mata kuliah yang saya ajarkan adalah hukum kesehatan di APIKES Rekam medis citra medika (2kelas), Hukum kesehatan di AKBID Citra medika (2 kelas), Hukum Kesehatan dan Ilmu Perundang-undangan di Universitas Islam Batik Surakarta.
Well, actually medical law sience isn't my capacity. latar belakang hukum saya adalah hukum tata negara. but, it's okay. Ini tantangan. Dan akhirnya saya jd banyak belajar dan tau ttg konfidensialitas medik, medical mallpractice, dll yg pastinya kalo ke RS agak ngerti2 dikit. (nb: hukum kesehatan sangat melindungi hak2 pasien)

next, ini dia sedikit tips dari pengalaman saya agar mengajar efektif:

1. Berangkat dari rumah harus semangat dengan niat yang baik. berdoa dan dibuktikan dengan persiapan materi yang matang (bisa dalam bentuk power point ataupun skema pengajaran). dan yang pasti belajar dulu, kuasai materi, jangan sampai tidak tau apa yang mau disampaikan di kelas. It's very urgent.

2. Tepat waktu, jangan sampai ditungguin mahasiswa (tapi yang terjadi malah nungguin mahasiswa:pengalamanpribadi-red)

3. Siapkan power point (kalau ada LCD) dan bawa laptop yg stamina nya ok. Jangan sampe 30 menit habis waktu gara2 gak bisa nyambungin Laptop ke LCD. coba di restrat atau gak usah di gunakan sekalian dari pada kehabisan waktu mengajar.

4. Nah, kalo tidak ada fasilitas LCD atau laptop, inilah gunanya skema pengajaran yang menjadi catatan kita sendiri. tuliskan di papan tulis skema tersebut dan kita bisa mengembangkan penjelasan secara sistematis. bawa spidol sendiri lebih baik. mungkin harus bawa tisue juga buat menghapus jaga2 kalo tidak ada penghapus.

5. Bagian menjelaskan: biasanya saya memulai perkuliahan dengan menceritakan isu atau pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan saya berikan. Kemudian fokus menjelaskan materi dengan dikaitkan sejarah atau isu2 terkini. So..harus banyak wacana. karena, kalau hanya menyampaiakn materi waktu akan masih tersisa banyak..

6. Saat menjelaskan, dosen dan mahasiswa harus saling konsentrasi. mengajar kalo gak konsentrasi, anak didiknya juga tidak akan konsentrasi dalam menyerap ilmu. Pun sebaliknya, Kalo anak didik gak konsentrasi (ngobrol senidiri), yang mengajar jadi ikut-ikutan gak konsen. Akan lebih baik, diawal perkuliahan, dibuat kesepakatan untuk sama2 konsentrasi sebagai simbiosis mutualisme.

7. Interaksi efektif penting dilakukan agar suasana kelas tidak membosankan. Caranya, kita harus menghafal nama2 anak didik walaupun tidak semua. Kalo di akademi, hal ini akan mudah karena mereka wajib memakai name tag. jadi, panggil nama mereka dan pantiklah dengan pertanyaan ringan. Interaksi efektif juga bisa dilakukan di awal perkuliahan dengan metode brain storming. jadi kita bisa tau, sudah sejauh mana mereka mengerti materi yang akan kita sampaikan.

8. Saat menutup kuliah atau pengajaran, akan lebih baik ketika kita menutupnya dengan kata-kata bijak atau cerita berhikmah. tidak usah terlalu panjang yang penting mereka berkesan. misalnya tentang konsep lapang dada, keikhlasan, kejujuran, dll. Karena tugas mengajar tidaklah sekedar menyampaikan materi atau teori. Melainkan juga menididik agar anak didik memiliki budi pekerti yang baik. Sebenarnya ini akan balik ke kita sendiri sih..kan jadi mengingatkan diri sendiri..

9. Bawa air mineral. ini penting. menurut saya, minum air mineral di sela jam mengajar tidak masalah. berbicara di depan kelas tanpa pengeras suara membutuhkan energi yang luar biasa. tenggorokan harus terus basah karena kalau kering dijamin suara susah keluar..jadi gak efektif kan ngajarnya. yang penting izin dulu di awal kalo kita akan minum yang penting tidak menganggu jalannya persidangan-pengajaran maksudnya-. (pengalaman pribadi: ngajar 2 kelas dari jam8-11 tanpa minum menyebabkan tenggorokan kering, sakit, dan suara hampir hilang)

10. Sebelum ujian mid semester atau akhir semester akan lebih baik ketika kita mengulas materi yang akan pernah disampaikan yang sekiranya akan keluar saat ujian. Biasa disebut kisi-kisi. Hal ini penting karena selama mereka kuliah, banyak mata kuliah lain yang mereka ambil juga. so,sekedar mengingatkan kembali saya fikir tidak masalah.

11. (Hal ini belum pernah saya lakukan). Tapi saya terinspirasi dosen saya waktu itu yang membagi kelas dengan beberapa kelompok untuk mendiskusikan suatu hal dan kemudian presentasi. Yang presentasi nya bagus dapat coklat silverqueen big size.. Selain itu jika ada mahasiswa yang bisa menjawab pertanyaan dengan lugas dan tepat juga akan mendapat coklat yang sama.. bukan sekedar coklatnya, tapi Konsep reward akan membuat suasana kelas jadi semangat.

12. (Hal ini belum pernah saya lakukan juga). Selain reward, punishment juga harus ada dalam kelas agar kelas menjadi disiplin dan tidak mengganggu mahasiswa yang lain. misalnya dengan tidak mengizinkan mahasiswa masuk kelas setelah 15 menit bel berbunyi atau mempersilakan keluar buat yang ngobrol.. (syarat: dosen nya gak boleh telat juga :))

13. Biasakan kelas dengan doa diawal dan akhir. Jangan lupa bilang, semoga perkuliahan kali ini ilmunya bermanfaat dan kita semua akan menjadi pribadi yang lebih baik.

14. Sapalah anak didik atau mahasiswa diluar kelas jika berpapasan. minimal dengan senyuman., tidak perlu menunggu mereka yang mendahului karena biasanya mereka segan melakukan itu. Dan tidak perlu khawatir merusak image sebagai dosen jika menyapa mahasiswanya. Selain senyum itu ibadah, hal ini akan mendekatkan hubungan emosional antara dosen dengan mahasiswa sebagai anak didik. Sehingga suasana kelas saat mengajar akan lebih hangat dan nyaman.

15. Yang pasti jangan lupa bikin Rencana Pembelajaran Persemester.. Jadi, dalam 1 semester kita akan mengetahui materi apa aja yang harus disampaikan dalam setiap pertemuan. Dan akan lebih baik lagi jika Rencana Pembelajaran atau matrikulasi materi persemester di share kepada mahasiswa di pertemuan kuliah pertama.. semoga aja mahasiswa mempunyai inisiatif utk belajar atau menyiapakn materi terlebih dahulu sebelum kuliah..

waduu, itu sedikit apa banyak ya? tapi bukan itu yang terpenting. karena saya fikir peran pendidik itu sangat penting. Diluar efektif atau tidaknya mereka mengajar, dengan niat mendidik saja itu sudah menjadi poin penting.


Jadi inget kata bpk.Anies Baswedan : "Bangsa ini didirikan oleh orang-orang yang terdidik dan mau mendidik. Artinya, pendidikan merupakan hal terpenting sebagai eskalator kemajuan bangsa"

Terus, kata Ust. Hatta : "Rasullulah bersabda, Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dirham, tidak pula dinar. Mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengambilnya, dia telah mengambil bagian yang besar (HR Ahmad (3641) Tirmidzi (2682) dan Ibnu Majah (223))"

Dalam obrolan dengan sahabat saya noridha, "kita harus beraktualisasi diri, terus belajar, bekerja, dan dengan itu anak-anak kita akan bangga dengan ibu nya yang berprestasi diluar rumah dan yang pasti tetep memperhatikan anak-anak secara full di dalam rumah"

Ibu saya juga pernah bilang, "jadi guru itu, pahala nya banyak. amal jariyah, karena ilmu nya kan mengalir terus.. Selain itu, jam mengajar tidak full seharian diluar rumah, jadi masih bayak waktu buat anak-anak di rumah"

Beberapa dosen dan rekan-rekan saya juga bayak yang bilang
: "Kamu cocoknya jadi dosen deh., karena kalo kamu menjelaskan sesuatu mudah dipahami yang mendengarkan" (oyaaa?? Am I sure? ^^v)

"HAppy Studying, HappY Teaching
For the better Indonesia!!
"