Showing posts with label keluarga. Show all posts
Showing posts with label keluarga. Show all posts

Tuesday, 25 April 2017

REMAJA SUPER TANGGUNG





3hr berturut-turut ini alhamdullilah sy bisa makan siang drumah sambil menyuapi anak2. Seperti siang ini, selepas anak2 makan siang dan berenang mereka pun tertidur.. jadilah siang ini sy bisa sedikit santai di teras sambil meminum secangkir kopi susu hangat dan roti tawar (sebelum menguras kamar mandi) :p
Tiba2 sy melihat fenomena masa kini #halah :D. Di pagar rumah sy ada layangan hasil temuan Alma yg di gantung begitu saja. Ternyata setelah sy amati, layangan itu gambarnya si boy anak jalanan yg sinetron nya berhasil mendapat protes ibu2 se-Indonesia gara2 sangat tidak mendidik. Ternyata layangan pun branding nya si boy ini. Oalah boy..Boy... Sesuk kalo sdh jadi bapak semoga tersadar ya, minimal jangan didik anak2 nya seperti bapaknya di sinetron (well, ternyata banyak artis yg malah melarang anaknya nonton tv channels Indonesia terutama sinetron2 nya).
Dan pandangan sy kemudian beralih ke anak2 remaja tanggung di balik layang2 si boy. Super tanggung nya mereka Krn usia mereka yg baru mau lulus SD, sembari denger lagu2 dewasa bernuansa percintaan, mereka Lg sibuk sesi pemotretan sambil nata2 rambut dan acessoris yg mungkin sebentar Lg hasil seleksi fotonya akan diupload di.media2 sosial. Ada dua anak yg baru masuk SD, hanya bisa mengamati dan mungkin akan meniru kalau ada kesempatan yg sama. Dan sy berfikir, bsk anak2 sy di usia mereka akan beraktifitas apa ya?
Apakah gejala anak2 seperti itu membahayakan masa depan mereka? Semoga sj tidak, asal ada pendampingan yg intensif dan efektif Dr para org tua. Terkadang banyak orang tua yg fokus pada perkembangan anak2 di usia 5 tahun pertama. Usia masuk sekolah apalagi mulai remaja, seolah2 banyak org tua yg merasa yakin bahwa anak2 nya bisa "menjaga diri" dengan baik. Padahal, usia remaja adalah masa paling menggebu dimana anak2 sdh mulai berani mencoba banyak hal tp belum diimbangi dengan "akal" yg mumpuni sehingga belum tau apakah ini baik atau tidak, boleh atau tdk utk.dilakukan.
Alhamdullilah, Kppa Benih yg merupakan LSM di solo yg fokus pada anak2 dan perempuan tidak hanya sibuk mempersiapkan sekolah pra-nikah atau sekolah intensif mengasuh anak. Tp tanggal 29 april juga akan mengadakan seminar Akil baligh utk mempersiapkan. Para org tua menyiapkan generasi cerdas, shalihah, dan bertanggung jawab di usia remaja mereka.
Informasi lebih lanjut bisa di klik gambar dibawah ini ya. Ikut acara nya insyaallah kita para orang tua bs siap mendidik anak2 di usia remaja. Jika sy sebagai org tua, anda juga, dan kita semua memiliki pemahaman yg sama soal menyelematkan anak2 kita agar memiliki masa depan yg baik, insyaallah anak2 kita akan bermain dengan anak2 yg "aman" juga. Krn mereka mudah terpengaruh pada lingkungan dan lingkungan pertama mereka adalah dirumah.
Sepertinya itu dulu, hasil santai2 saya di teras rumah. Next nyikat kamar mandi sebelum dua balita aktif bangun dan lari sana sini. :)
Selamat liburan, selamat beberes rumah. :)



Sunday, 11 May 2014

sidang tesis

alhamdullilah... setelah banyak hal yang terlewati, dan telat 10 bulan dari deadline 2 tahun.. akhirnya, bisa sidang ujian Tesis. Entahlah, mungkin memang omongan itu doa ya, jadi waktu itu uda niat banghet kalo Tesis akan dikerjain pas lagi hamil. Harapannya biar sekalian belajar sama bayinya. Tapi waktu itu kan niatnya dari semester 1 dengan harapan semester 2 nikah, semester 3 hamil, semester 4 sidang tesis dan wisuda. Tapi ternyata, nikahnya pas semester V. hehe.. Alhamdullilah 1 bulan nikah langsung hamil, jadi mau ga mau finishing tesis biar kalo sudah lahiran ga terbayang2 konsultasi pembimbing dan ngeprint bolak-balik :D.
Setelah nikah 1 bulan rajin banget ngerjain tesis, dan setelah tersusun ternyata baru tau kalo hamil hehe.. pas tau hamil malah hibernasi karena mual dan muntah yang agak ekstrim, jadi 4 bulan ga dikerjain lagi. Tapi habis itu, langsung ngebut dan di acc ujian pas 6 bulan kehamilan :) Alhamdullilah dapet jadwal 6 mei 2014, padahal, hari terakhir pendaftran wisuda bulan juni adalah 9 mei. Jadi habis ujian langsung ngerjain revisi 2 hari selesai. soalnya kalau setelah tanggal 9 mei belum selesai urusan revisi, berarti bisanya daftar wisuda untuk bulan sepetember dan (insyaallah) itu baru sekitar 2 minggu melahirkan.. kesian bayi 2 minggu ikut wisuda seharian atau ditinggal dirumah seharian.
Akhirnya, Pas tanggal 9 mei kemarin, dengan semangat '45 ke pembimbing dan penguji ngajuin revisian tesis. Tapi dapat kabar kalau ketua penguji sekaligus ketua Prodi tidak ke kampus hari itu karena tidak ada jadwal ke kampus dan kemungkinan baru ke kampus senin. Itu artinya revisi tidak akan di acc hr itu, yudisium tidak akan keluar, dan artinya ga bisa daftar wisuda bulan juni. Saya pun sms suami dan saudara2 saya kalau kemungkinan saya tidak bisa wisuda juni.

Pasrah, ikhlas..

Yaudahlah, kalau memang tidak bisa, yang penting sudah berusaha. yang di revisi banyak banget soalnya, sampe dibantuin suami nyusun daftar pustaka dll dari BAB I-V. Gak mungkin selesai 1 hari. Allakulihal, setelah bolak-balik naik turun tangga di gedung yang berbeda-beda, pada titik pasrah, tetep aja nunggu penguji yang lain utk mengajukan revisi yang kebetulan ruangannya di ruangan sebelah ketua penguji. dan tiba-tiba Bapak ketua penguji yang kata sekretarisnya tidak datang, ternyata datang. Langsung saya keruangannya, dan alhamdullilah, langsung di acc revisinya, di ttd pula tesis nya, bisa urus yudisium, dan bisa daftar wisuda bulan juni di hari terakhir pendaftaran..

Kalau nanti anak saya sudah lahir,dan sudah bisa membaca postingan ini, 
"ummi cuma ingin mengucapkan terima kasih..karena dorongan mu Nak, ummi jadi semangat menyelesaikan amanah studi ini..terima kasih juga kamu selalu kuat dan sehat kalau ummi ajak lembur, atau bolak-balik seharian naik motor panas-panasan karena Abi kerja dan tidak bisa antar, naik turun tangga, menunggu berjam-jam sampai telat makan.. maaf ya Nak, tapi semoga ini menjadi pembelajaran berharga untuk mu kelak..  untuk struggle, fighting, sabar, dan totalitas dalam mencari ilmu karena keimananmu pada Allah Ta'alla.. Ummi doain semoga kamu sehat terus, sempurna tumbuh kembangmu, tanggal 7 juni ini insyaallah kita wisuda ya Nak :) Nanti Insyaallah bulan Agustus, setelah Idul Fitri kamu lahir, kita bisa bertemu langsung, nanti ketemu abi juga.. ada mbah putri, mbah kakung, dan saudara-saudara yang lain... kita akan terus belajar bersama sampai akhir hayat, belajar memaknai kehidupan di dunia, mempersiapkan kehidupan yang lebih baik di akhirat,  sama abi, sama adik-adikmu kelak, insyaallah.."

ini Nak, foto kita bertiga sama Abi setelah Ummi selesai sidang tesis, kamu masih usia 6 bulan di perut Ummi

ini tim hore hore, hehe.. mba hani dan mba kipti yang dateng bawa makanan banyak banget Nak..

Thursday, 3 April 2014

I love him :)

awalnya, aku tak mengenal
dan akhirnya, aku mencintainya.
sangat mencintainya.

My great husband, Rohmad Suryadi M.A.

Semoga Allah SWT menganugerahi kami umur yang panjang,
dalam ketaatan,
dalam kebermanfaatan dan kebaikan amal,
demi cita kami,
membangun keluarga dakwah yg sakinah mawaddah wa rohmah dan Istiqomah,
mendidik generasi Rabbani yang akan menebarkan Islam Rahmatan Lil'alamin 
di seluruh penjuru negeri. 
aamiinn.

 

(5 bulan menjelang kelahiran buah hati)
sehat ya nak, doa terbaik ummi dan abi untuk mu.
 

Saturday, 30 November 2013

piknik

"Pikinik itu tidak harus di lokasi yang nyaman, jauh, atau dengan bekal makanan yang mahal atau enak, Karena yang terpenting adalah kebersamaannya. Dan itu lebih mahal dari apapun juga, tak terbayarkan"
 
24112013, @taman kota manahan, solo. cuma 15 menit dari rumah :)
sama Ibu, adik, keponakan, and suami ofcourse 


25112013, @alun2 solo, 30 menit dari rumah :D

cukup beli jagung rebus dan bakso bakar..

Saturday, 28 September 2013

Sakinah, Mawaddah, Warohmah


        Setiap kali kita berbicara tentang keluarga bahagia, selalu mengkaitkan dengan istilah sakinah, mawadah, wa rahmah. Tiga kata yang acap diringkas dengan sebutan Keluarga SAMARA. Sebenarnya apa makna sakinah, mawadah dan rahmah? Bagaimana pula ciri keluarga yang dikatakan sakinah?    

        Sebagaimana diketahui, kata sakinah, mawadah dan rahmah itu diambil dari firman Tuhan: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri (pasangan) dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram (sakinah) kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih (mawadah) dan sayang (rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Ar Rum : 21).

Makna Sakinah

        Kata sakinah berasal dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, kata sakinah mengandung makna tenang, tenteram, damai, terhormat, aman, nyaman, merasa dilindungi, penuh kasih sayang, dan memperoleh pembelaan. Dengan demikian keluarga sakinah berarti keluarga yang semua anggotanya merasakan ketenangan, kedamaian, keamanan, ketenteraman, perlindungan, kebahagiaan, keberkahan, dan penghargaan.

        Kata sakinah juga sudah diserap menjadi bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sakinah bermakna kedamaian; ketenteraman; ketenangan; kebahagiaan.

Makna Mawaddah

         Kata mawaddah juga berasal dari bahasa Arab. Mawaddah adalah jenis cinta membara, perasaan cinta dan kasih sayang yang menggebu kepada pasangan jenisnya. Mawaddah adalah perasaan cinta yang muncul dengan dorongan nafsu kepada pasangan jenisnya, atau muncul karena adanya sebab-sebab yang bercorak fisik. Seperti cinta yang muncul karena kecantikan, ketampanan, kemolekan dan kemulusan fisik, tubuh yang seksi; atau muncul karena harta benda, kedudukan, pangkat, dan lain sebagainya.

         Biasanya mawaddah muncul pada pasangan muda atau pasangan yang baru menikah, dimana corak fisik masih sangat kuat. Alasan-alasan fisik masih sangat dominan pada pasangan yang baru menikah. Kontak fisik juga sangat kuat mewarnai pasangan muda.

         Misalnya ketika seorang lelaki ditanya, “Mengapa anda menikah dengan perempuan itu, bukan dengan yang lainnya?” Jika jawabannya adalah, “Karena ia cantik, seksi, kulitnya bersih”, dan lain sebagainya yang bercorak sebab fisik, itulah mawaddah. Demikian pula ketika seorang perempuan ditanya, “Mengapa anda menikah dengan lelaki itu, bukan dengan yang lainnya ?” Jika jawabannya adalah, “Karena ia tampan, macho, kaya”, dan lain sebagainya yang bercorak sebab fisik, itulah yang disebut mawaddah.

          Kata mawaddah juga sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia, menjadi mawadah (dengan satu huruf d). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata mawadah bermakna kasih sayang. 

Makna Rahmah

          Rahmah berasal dari bahasa Arab. yang berarti ampunan, anugerah, karunia, rahmat, belas kasih, juga rejeki. Rahmah merupakan jenis cinta dan kasih sayang yang lembut, terpancar dari kedalaman hati yang tulus, siap berkorban, siap melindungi yang dicintai, tanpa pamrih “sebab”. Bisa dikatakan rahmah adalah perasaan cinta dan kasih sayang yang sudah berada di luar batas-batas sebab yang bercorak fisik.

          Biasanya rahmah muncul pada pasangan yang sudah lama berkeluarga, dimana tautan hati dan perasaan sudah sangat kuat, saling membutuhkan, saling memberi, saling menerima, saling memahami. Corak fisik sudah tidak dominan.

          Misalnya seorang kakek yang berusia 80 tahun hidup rukun, tenang dan harmonis dengan isterinya yang berusia 75 tahun. Ketika ditanya, “Mengapa kakek masih mencintai nenek pada umur setua ini?” Tidak mungkin dijawab dengan, “Karena nenekmu cantik, seksi, genit”, dan seterusnya, karena si nenek sudah ompong dan kulitnya berkeriput. Demikian pula ketika nenek ditanya, “Mengapa nenek masih mencintai kakek pada umur setua ini?” Tidak akan dijawab dengan, “Karena kakekmu cakep, jantan, macho, perkasa”, dan lain sebagainya; karena si kakek sudah udzur dan sering sakit-sakitan. Rasa cinta dan kasih sayang antara kakek dan nenek itu bahkan sudah berada di luar batas-batas sebab. Mereka tidak bisa menjelaskan lagi “mengapa dan sebab apa” masih saling mencintai.

           Kata rahmah diserap dalam bahasa Indonesia menjadi rahmat (dengan huruf t). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rahmah atau rahmat bermakna belas kasih; kerahiman; karunia (Allah); dan berkah (Allah).

Ciri Keluarga Sakinah

           Saya sering membuat ciri yang sederhana, kapan keluarga anda disebut keluarga sakinah. Misalnya seorang suami bekerja di luar rumah, dan pulang ke rumah setiap sore jam 17.00. Jika suami ini merasa tenang, damai, nyaman, tenteram saat semakin dekat ke rumah, maka ia memiliki perasaan sakinah. Namun jika setiap kali mau pulang, semakin dekat ke rumah hatinya semakin gelisah, tidak nyaman, enggan pulang karena tidak tenang, maka sangat dipertanyakan dimana rasa sakinahnya.

           Demikian pula saat isteri di rumah, ia mengetahui bahwa setiap jam 17.00 suaminya pulang ke rumah. Jika semakin dekat dengan jam kepulangan suami, hatinya semakin bahagia, tenang dan tenteram, maka ia memiliki perasaan sakinah. Namun jika semakin dekat dengan jam kepulangan suami hatinya berdegup kencang, tidak tenang, takut dan gelisah, maka sangat dipertanyakan dimana sakinahnya. Apalagi jika si isteri berdoa “Semoga suamiku tidak jadi pulang, semoga suamiku dapat tugas lembur lagi sampai bulan depan”; atau bahkan “Semoga suamiku kecelakaan dan meninggal dunia”, maka sakinah sudah tidak ada lagi.

           Keluarga sakinah memiliki suasana yang damai, tenang, tenteram, aman, nyaman, sejuk, penuh cinta, kasih dan sayang. Keluarga yang saling menerima, saling memberi, saling memahami, saling membutuhkan. Keluarga yang saling menasihati, saling menjaga, saling melindungi, saling berbaik sangka. Keluarga yang saling memaafkan, saling mengalah, saling menguatkan dalam kebaikan, saling mencintai, saling merindukan, saling mengasihi. Keluarga yang diliputi oleh suasana jiwa penuh kesyukuran, terjauhkan dari penyelewengan dan kerusakan.

           Semoga kita semua mendapatkan dan memiliki keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah. God bless us. 

Oleh : Cahyadi Takariawan 

(http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/03/keluarga-sakinah-mawaddah-wa-rahmah-415568.html)

"Tembang Cinta Senjakala"

di batas senja surya berada...
dalam penantian panjang penuh asa
senja memberi makna
hadirnya surya adalah anugerah Sang Maha
sabar dan iman menyatu atas cintaNya

Sang surya menemui senja dalam cita dan cinta
bukan sesaat mengantarkan pesona senja
bukan sekedar untuk kesenangan semu dan fana
tidak juga untuk pesta pora sementara

di batas senja surya berada...
ia membuka tabir ilahi
senja memberi arti
ada anugerah keberkahan yang abadi
naluri kebahagiaan yang kekal untuk mengabdi

Sang surya menemui senja dalam cita dan cinta
sebagai tanda pintu peradaban baru saja dibuka
sebagai tanda untuk menebar kasih sayang sesama
demi keridhoan ilahi esok hari dan selamanya

23-9-13
23:23

Friday, 28 June 2013

Ulang tahun dan panjang umur

Semenjak ibu saya menikah dengan bapak saya, maka semenjak itulah tidak ada tradisi ulang tahun atau merayakan hari lahir dikeluarga saya. Itu artinya, semua anak2 ibu saya tidak pernah dirayakan ulang tahunnya, termasuk saya. haha :D Kata ibu saya, tradisi ulang tahun seperti tiup lilin, itu ajarannya belanda bukan ajaran Islam. Ha? emang iya ya? mungkin lebih tepatnya menghemat karena anaknya 6. Bisa bayangkan jika ditambah orang tua, maka 1 tahun bisa merayakan ulang tahun 8x. hahaha

Mungkin karena itu saya tidak terlalu paham dengan apa yang dimaksud dengan ulang tahun. Yang saya tahu, ulang tahun itu artinya semakin tua :p Tapi bagi yang pernah hidup di sekolah2 ataupun dikampus pastilah yang namanya ulang tahun ini menjadi bagian yang tak terpisahkan seperti halnya ada buku dan pulpen ~>well, gak nyambung :D So, bagi saya yang tidak terbiasa dengan per-ulangtahun-an, ternyata bisa2 aja menikmati tradisi per-ulangtahun-an- per-ulangtahun-an tersebut dengan berbagai ragam cara,, entah ditraktir atau mentraktir, dapat ucapan ataupun mengucapkan, dapet kue atau bikin kue sendiri :D , etc.. 

Saat ini, yang paling banyak terjadi apalagi semenjak media sosial merajalela, terutama facebook, adalah kita bisa melihat banyak sekali ucapan ulang tahun atau hari lahir apalagi jika si pemilik facebook menautkan tanggal lahir di akunnya ditambah lagi friends nya sampai bilangan beribu-ribu. Dan sebagian besar ucapan ulang tahun itu adalah do'a yang diawali dengan kata 'selamat' dan dilanjutkan dengan 'semoga'. Misalnya saja, "selamat hari lahir, semoga  panjang umur, tercapai citanya, sehat selalu, and bla bla bla" alhamdullilah kan yang namanya do'a..diaminin aja siapa tau kan ada yang diijabah sama Allah :,)

Namun sudah sejak lama saya memikirkan tentang ucapan do'a 'semoga panjang umur'. Jadi begini, kalo umurnya panjang sampe lebih dari 60 tahun tapi kalo malah 'merepotkan' orang ngapain coba kan? iya gak sih? Tapi mungkin karena keadaan juga sih ya jadi ga bisa berbuat banyak dan betul2 'membutuhkan' orang lain misalnya saja sakit atau apa.. hmm..kalo itu, mungkin selain takdir, juga usaha waktu muda nya juga kali ya...gimana waktu muda nya menyiapkan kebutuhan masa tuanya jadi tidak perlu merepotkan orang sekitar. Misalnya rajin belajar, rajin beribadah, menjaga kesehatan, punya hobby atau koleksi, punya prestasi, memilih pasangan hidup yang baik dunia akhirat, mendidik anak2nya biar sukses dunia akhirat juga, memiliki asuransi, punya tabungan hari tua, atau menyiapkan passive income, jadi tanpa bekerja bisa dapet gaji seperti bekerja karena investasi berjangka panjang. Bahkan kalau perlu juga menjaga keharmonisan suami istri jadi bisa saling membantu saat sudah tua nanti.. Yaaa..sebenernya ga tau juga sih, kan belom pernah tua jadi ga pernah tau rasanya jadi orang tua. hehehe

dengan niat optmis nih ya, coba bayangkan jika ada nenek kakek yang sudah tua, saat semua anak-anak nya menikah, berkeluarga mandiri dan tak lagi tinggal dengan mereka, dan kita masih bisa melihat mereka harmonis, saling membantu, tidak merepotkan anak-anaknya, masih sehat dan penuh semanagt hidup, rajin beribadah, si kakek masih rajin sholat berjamaah di masjid, si nenek aktif dipengajian ibu-ibu atau di PKK, bahkan masih bisa bermanfaat untuk sekitar misalnya dengan masih aktif di kegiatan sosial masyarakat .. ditambah lagi si nenek atau si kakek itu, ada yang nerbitin buku biografi mereka karena prestasi-prestasi mereka di masyarakat selagi mereka muda.. terus setiap liburan sekolah atau weekend anak-anak dan cucu2nya datang mengunjungi mereka.. dan saat nenek kakek ini meninggal, ada amal2 mereka yang menemani di alam sana dan tidak pernah putus karena didoain terus sama anak-cucu nya yang soleh2, banyak ilmu yang sudah mereka berikan untuk msyarakat selagi hidup, dan amal jariyah yang terus mengalir. <<~ oke banget gak sih.. :)

eh, ketemu quote bagus nih, "Seiring waktu berlalu, orang tua saya akan pergi & meninggalkan saya, sedang anak jika sudah dewasa lalu menikah, stlh itu pasti meninggalkan saya juga. Sedangkan yg benar2 bisa menemani saya dlm hidup ini hanyalah ISTRI saya. Orang tua & anak bukan saya yg memilih tapi Tuhan yang menganugerahkan, tapi saya yg memilih sendiri ISTRI saya dari seluruh wanita yg ada."
.
Well, sebenernya bukan itu sih maksud postingan ini, tapi karena hal yang uda lama saya fikirkan. Saya kefikiran tentang ucapan ulang tahun atau hari lahir. Biasanya, kalo ada yang ulang tahun atau hari lahir, banyak yang mengucapkan ''semoga panjang umur''.. Oke, itu ga salah.. tapi akan lebih baik jika doanya ditambahkan, ''semoga panjang umur... semoga semakin banyak amalnya dan semakin bermanfaat untuk sekitar''

Seorang laki-laki datang menemui Sang Nabi dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling baik?” Rasulullah menjawab, “Ialah yang panjang umurnya, baik pula amalnya.” Lelaki itu kembali bertanya, “Lalu siapakah lelaki yang paling buruk?” Dan Rasulullah pun kembali menjawab, “Ialah yang berpanjang umurnya dan buruk amalnya.” (H.R. Imam Ahmad).

Kebahagiaan yang paling bahagia ialah panjang umur dalam ketaatan kepada Allah. (HR. Ad-Dailami)

~cuma kontemplasi biasa menjelang 7 hari lagi :) ~


dan ternyata sejak 3 tahun lalu saya sudah mengamati yang namanya kakek nenek. Ada di status fesbuk ~ gak penting banget. haha
Nunik Nurhayati
30 November 2010 melalui seluler
bahagianya melihat kakek nenek yg msh kompak dan trlihat romantis. Si nenek msh tampak cantik dgn jilbab soft pink nya, dan si kakek msh tampak gagah dgn kemeja kotak2 dn topi brtuliskn komando. Mreka mengbrol dgn hangat smbil melihat pmandangan sawah dr balik jendela kreta..

Saturday, 22 June 2013

parameter 'baik'

entahlah, sepertinya saya terbiasa untuk menyelesaikan apa-apa yang saya mulai. Jadi kalau yang saya rasakan  itu belum selesai, maka saya akan merasakan sesuatu yang sangat mengganjal.. misalnya saja nyuci piring. sudah pernah saya post 2 tahun yang lalu disini. (what'sss?? 2 tahun yg lalu.. AllohuRabbi, waktu cepet amat berlalu ya..) Ok, lanjut..termasuk kalau saya termasuk memikirkan suatu hal. kadang lupa, tapi jika biasanya pikiran itu belum saya selesaikan maka jika ada sesuatu yang mengingatkan saya akan hal tersebut, saya akan ingat lagi dan biasanya itu menjadi tahapan dalam menyelesaikan. Biasanya saya tulis di buku agenda poin2nya, ya kalo sempet dan ga lupa ditulis ulang yang rapih di blog, atau  dimanapun, walaupun seringnya lupa ditulis dan jadi bener2 lupa. heheehe..panjannnggg :)

termasuk pemikiran saya tentang ini, sudah saya posting sebelumnya 4 bulan yang lalu (disini) dimana saya ingat dosen saya pernah cerita ttg yg dikatakan  JJ Rossesau bahwa peraturan perundang-undangan merupakan sesuatu yang sakral/maha, maka badan legislatif (the legislator) adalah mereka yang “maha” yang membuat dasar aturan/ hukum. Lantas, saya pun bertanya, "Kemudian apa parameter seorang bisa atau berhak menjadi pembuat undang-undang/aturan hukum?"Tak lama, dosen saya pun menjawab.. "Politik itu menjadi sesuatu yang rumit untuk dibicarakan secara sederhana..".ya, intinya dosen saya bingung jawabnya mungkin karena Indonesia unik dan ribet haha.

ada 2 artikel menarik yang saya tautkan dalam postingan saya diatas, intinya, bebrapa politikus menujukkan cara berpolitiknya yang cukup santun dan cukup berhasil karena dilatarbelakangi oleh keberhasilan keluarganya yang cukup harmonis dan romantis. sebut saja Wapres RI, pak BJ. Habibie-Ibu ainun, dan Gubernur Jabar dari PKS, Bpk ahmad heryawan-Ibu Netty.

sampai pada hipotesa saya, apakah mungkin parameter seorang pengelola negara yang baik salah satunya dapat dilihat apakah ia baik mengelola keluarga nya atau tidak? Jika ia bisa mengelola keluarganya dengan baik, maka besar kemungkinan ia mampu mengelola negara denga baik pula. <<~ masih hipotesa :)

dan pagi ini, ga sengaja buka facebook ada kultwitnya Ust. felix siauw yang menurut saya bisa jadi salah satu alasan/jawaban dari hipotesa saya. walaupun ust.felix menganalogikan dengan bisnis, tapi bisa lah dianalogikan juga dalam politik, bahkan dalam bidang-bidang yang lain.. let's cekidot kultwitnyaa :)

01. saat saya berbisnis dengan seseorang yang sudah menikah | biasanya saya selidiki dulu kualitas kebaikannya pada istrinya

02. bila seorang lelaki berlaku baik pada istriya | maka dia partner bisnis yang kemungkinan besar terpercaya

03. tapi bila lelaki memperlakukan istrinya dengan kasar atau jahat | kemungkinan besar dalam bisnis pun akan berkhianat

04. logikanya, istri adalah orang yang paling dekat dengan suami | bahkan Allah berikan kedekatan lebih dari yang lain

05. "mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka" (QS 2:187) | begitu firman Allah Swt

06. bahkan didepan orangtua pun kita tidak diperkenankan telanjang | namun seorang suami diperkenankan begitu didepan istri

07. artinya, Allah Swt memberikan kedekatan suami-istri | kedekatan yang tiada bandingannya dari yang lain

08. logikanya, bila pada yang terdekat pun perlakuannya kasar | bagaimana perlakukannya dengan yang lain?

09. logikanya, bila dengan yang terdekat pun masih berdusta | maka bagaimana jadi partner bisnis yang bisa dipercaya?

10. lelaki yang dzalim dan kasar pada istrinya | cepat atau lambat pasti akan menghancurkan bisnis

11. karena elemen paling penting dalam partnership | ialah integritas dan bertanggungjawab | dan keduanya ciri penting suami salih

12. tentang partner bisnis | skill bisa dilatih, pengetahuan bisa dicari | integritas dan tanggungjawab? nggak sehari dua hari

13. logikanya lagi, bagaimana lelaki yang hanya istri saja tidak bisa di-manage | lantas bisa me-manage bisnis dengan baik?

14. sabda Rasul dalam riwayat Imam Ahmad, "Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya di antara mereka.."

15. "... Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya" (HR Ahmad) | nah, ini lebih jelas lagi

16. jadi menurut Rasulullah | mukmin sempurna = baik akhlaknya = baik terhadap istrinya | see?

17. jadi carilah partner bisnis yang baik pada istrinya | yang baik rumah tangganya

18. "terus gimana kalo yang belum nikah?" | ya makanya nikah dulu, hehe.. XP

19. nggak, nggak, serius nih | kalo yang belum nikah | lihat bagaimana cara dia perlakukan ibunya

20. logikanya | anak taat orangtua = taat Allah = integritas dan tanggungjawab | nah, itu dia

21. apalagi suami yang sayang istri dan sayang orangtua | keduanya nggak ada cekcoknya | cocoklah itu jadi partner bisnis yang baik

22. jadi perbaikilah perlakuan pada istri | insyaAllah akan mengalir pula rezeki

23. juga jangan lupa hubungan dengan ibu dijaga | maka doa ibu insyaAllah berserta kita dan mencukupi

24. mulai dari berusaha melatih lisan yang baik | lalu lengkapi dengan amal yang baik | baik pada ibu ataupun istri

25. begitulah integritas dan tanggungjawab | keduanya mutlak diperlukan dalam rumah tangga | begitupun rahasia dalam berusaha

26. dan apa rahasia dari segala-galanya? | tentu ketaatan kepada Allah!

well, itu aja yang mau saya tuliskan.. kalo ga lupa, mungkin akan berlanjut sampai tidak hanya sebatas pada hipotesa, tapi pada kesimpulan :) soalnya informasi sekarang masih terbatas, baru sebatas jd 'akademisi'-pengamat eksternal mungkin ya, hehe... Semoga Allah memperkenankan jadi praktisi, biar observasi langsung, jadi bisa langsung research by doing, dengan data yang faktual dan akurat, walaupun pasti ada trial and error nya, tapi semoga bisa menghasilkan 'sesuatu' sebagai kontribusi perbaikan masyarakat.. aamiinn..

Long life learning, Long life research, Long life tarbiyah~

oke, enjoy the weekend for all ^.^
do something 4 ur happy family. Ganbatte.

Monday, 17 June 2013

happy breakfast :)


Banyak orang menyepelekan makan pagi atau sarapan. Alasannya, takut mengantuk di kala kerja. Atau sudah terbiasa tidak sarapan. Bahkan seorang ibu beralasan, “Anak-anak lagi aktif-aktifnya. Kalau disuruh sarapan nanti mereka kehilangan waktu buat main, kan makannya lama.”
Padahal menurut Ahmad Faridi, SP, Kepala Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, sarapan sangat baik dan penting bagi tubuh. Pada malam hari, saat tubuh istirahat, ternyata semua organ metabolisme tubuh tetap bekerja. Hingga ketika pagi datang, lambung sudah kosong dan butuh diisi lagi.
Bayangkan sebuah mobil dengan bensin yang terbatas atau bahkan kosong. Tentu tidak akan lancar saat dipakai. Begitu juga tubuh kita. Sarapan ibarat bensin yang menjadi ‘bahan bakar’ untuk beraktivitas. Tanpanya kita akan lemas, mengantuk, kurang konsentrasi dan performa tubuh turun.

Friday, 7 June 2013

"Membentuk Keluarga Islami"

oleh: Ustadz Bendri Jaisy

Bab mengenai pernikahan selalu menarik dan penting untuk dibahas. Bukan hanya karena soal romantisme-nya. Sebab pernikahan bukan hanya tentang bulan madu. Malah, nyatanya, lebih banyak bulan racun daripada bulan madu. Persoalannya, apakah kita punya penawarnya?

Lebih dari itu, pernikahan –menggunakan istilah Ustadz Anis Matta, adalah peristiwa peradaban. Keputusan pernikahan adalah salah satu keputusan paling penting dalam hidup, jauh lebih penting dari keputusan memilih sekolah terbaik, kampus terbaik, tempat kerja terbaik, dan seterusnya. Karena, sekali lagi, pernikahan adalah peristiwa peradaban. Bukan hanya soal mengubah tatanan demografi masyarakat, tetapi pernikahan membuka pintu untuk generasi baru, yang bisa jadi, melalui mereka tugas kekhalifahan manusia terlaksana. 

Sayangnya, ketika membicarakan pernikahan dan persiapannya, biasanya kita akan berfokus pada dua hal: harta dan mental. Padahal ada satu hal yang sangat penting, yang menjadi kunci kesuksesan pernikahan, yaitu ilmu. Bukan hanya ilmu mengenai tata cara mengkhitbah atau wawasan ke-Islaman dasar, tetapi juga, yang ditekankan dalam bahasan sederhana ini, ilmu merekayasa dan memelihara sebuah generasi terbaik. 

Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik sesungguhnya bukan diciptakan di kampus-kampus, sekolah-sekolah, atau institusi lain yang kita sebut “pendidikan”. SDM terbaik lahir dari keluarga. Didikan keluarga adalah pondasi bagi semua pendidikan lain di luar keluarga. Sebuah riset yang dilakukan oleh beberapa departemen di FISIP UI bersama KPK menemukan bahwa para pelaku koruptor (yang telah terbukti bersalah dan ditahan) memiliki masalah sewaktu dibesarkan dalam keluarganya dulu. 

Mengenai SDM terbaik, Rasulullah SAW. pernah bersabda: 
“Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang yang mengikuti mereka (tabi’in) dan kemudian orang-orang yang mengikuti mereka lagi (tabi’ut tabi’in).” (Muttafaq ‘alaih) 

Salah satu ciri SDM terbaik, jika mengacu pada generasi Rasulullah SAW., adalah usia karakter yang jauh lebih matang melampaui usia fisiknya. Dan semua ini dihasilkan dari keluarga yang berkualitas. Sehingga, berbicara visi pernikahan bukanlah sekadar tentang menjadi suami/istri, tetapi juga menjadi ayah/ibu, dan juga tentang mencari ayah/ibu terbaik bagi generasi yang kita lahirkan kelak. Tentang pendidikan anak, kita sering mendengar pepatah Arab, “Ibu adalah madrasah bagi anaknya.” Pepatah ini benar, namun sebenarnya masih memiliki lanjutan, yaitu “.. dan ayah adalah kepala sekolahnya.” Maka, pendidikan anak bukan hanya soal ibu dan anak, tetapi bahkan ayahlah yang paling bertanggung jawab atas visi,perencanaan, pelaksanaan juga evaluasi pendidikannya. 

Islam sendiri mengangkat tinggi peran ayah dalam pendidikan anak. Dalam Al-Quran, secara keseluruhan ada 17 dialog tentang pengasuhan, yang tersebar diantara 9 surat. Terdapat 14 dialog antara ayah dan anak, 2 dialog antara ibu dan anak, dan hanya 1 dialog antara guru dan murid. Cukup mengejutkan bukan? Di saat hari ini masyarakat kita menganggap amanah membesarkan anak “dibebankan” kepada ibu saja, sehingga menyebabkan banyak perempuan menunda-nunda pernikahan dengan alasan ingin mengejar cita-cita, karir, dan lain sebagainya sebelum ia harus berhenti untuk mengurusi anak-anaknya. Paradigma ini juga menimbulkan kecemburuan bagi kelompok perempuan tertentu terhadap kaum laki-laki, sehingga mempertanyakan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. 

Terlepas dari perdebatan mengenai hal tersebut, poin pentingnya adalah perlunya pelurusan paradigma tanggung jawab mendidik anak. Prinsip pendidikan ayah dan ibu adalah saling mengisi, tidak berarti bergantung pada salah satu saja. Namun peran ayah sangat ditinggikan. Seorang bijak pernah berkata, “Jika ada anak yang durhaka, perhatikan ayahnya.” 

Bahkan, tanggung jawab pendidikan anak pada (calon) ayah sudah ada sebelum anak tersebut tercipta dalam kandungan, yaitu, sebagaimana Umar bin Khatthab pernah berkata, “Hak anak atas orang tuanya adalah dipilihkan ibu yang shalihah.” sementara dua hak anak lainnya terpenuhi manakala anak tersebut telah lahir, “lalu mengajarkan Al-Qur’an, dan memilihkan nama yang baik.” 

Ketika anak berada dalam kandungan, suami memiliki kewajiban untuk menyenangkan istrinya. Seorang ibu yang hamil pada dasarnya hanya memiliki tiga macam aktivitas, sebagaimana yang Allah kisahkan dalam surah Maryam ketika Maryam mengandung, “ Maka makanlah dan minumlah dan senangkanlah hatimu …” (QS. Maryam: 26). 

Ada tradisi Islam yang semakin hilang, yaitu tradisi dimana masyarakat ikut menjaga, memudahkan, membantu, dan membahagiakan muslimah yang sedang mengandung, dan ketika kandungannya lahir disambut dengan suka cita sebagai “bayi ummat ini.” 

Kita sepatutnya curiga, jangan-jangan di rahim seorang muslimah, terlebih di rahim istri kita, ada ulama dan mujaddid (pembaharu) yang Allah titipkan, yang kelak akan membawa ummat muslim berdiri tegak memimpin dunia dan mensejahterakan alam" 

Maka bersiaplah..menjadi istri/suami, ayah/ibu, dan juga mjd bagian dr anggota masyarakat..yg mengambil bagian penting dalam peradaban ini :)

oleh: Ustadz Bendri Jaisyurrahman
di Alumni Gathering PPSDMS Nurul Fikri, Sabtu 25 Mei 2013 
dinotulensikan oleh @yasir dengan beberapa penyesuaian. 

#noted,biar ingat dan semoga bermanfaat untuk yang membaca :)

Saturday, 20 April 2013

packaging

suatu hari modem saya hilang, dan saya pun membeli yang baru di tempat yang sama, dengan harga yang sama, provider yang sama, tapi beda merek pada mesin modemnya. Saat saya pulang ke rumah, saya langsung diserbu keponakan saya, Hani (12 tahun), "yee mba nunik pulang, jadi beli modem baru ya, warnanya apa mba?" // "putih.." // "asik2..putih..bagus, gak hitam kaya kemrin".

setelah dia pakai, dia cukup kecewa karena speed nya tidak sekencang yang modem kemarin, saya juga bingung dan agak kangen juga sama modem yang lama..hehe.. tapi sih kayanya karena biasanya saya reload yang IDR 100rb/bln tapi yang sekarang saya reload IDR 60rb/bln :) dan tiba2 hani bilang, "padahal warnanya putih ya..bagus tapi kok lemot banget ya ga kaya yang hitam kemarin, iya sih warna hitam ga begitu bagus tapi lebih cepet..kayanya jangan liat dari luarnya aja deh" // saya pun cuma senyum2 sendiri, iyalah IDR perbulannya beda  :D

Packaging. Seringnya anak-anak saat memlilih suatu barang atau makanan, mereka melihat dari luar, warnannya, bentuknya.. misalnya saja tas, yang penting warnanya pink, entah merk nya apa,apalagi tau kualitasnya. mahal ataupun murah mereka tidak begitu peduli karena yang terpenting adalah dibelikan :D atau makanan, yang penting cupcakes itu bentuknya lucu, krimnya banyak, warna-warni, ga peduli apakah gulanya alami, pewarnanya food grade, brp jumlah kalori dalam 1 kue, apalagi halal atau haram, mereka ga mengerti karena yang mereka tau kuenya terlihat bagus dan rasanya kemungkinan enak.

Anak-anak. belum banyak hal didunia ini yang mereka tau. Mungkin disitulah tugas orang tua untuk memberitahukan mereka yang mana yang benar dan mana yang salah. dan setelah itu melatih mereka untuk terbiasa berani memilih yang benar dan jangan pernah takut untuk tidak melakukan atau memilih yang salah walaupun disekitarnya banyak orang yg melakukan kesalahan itu dan seolah-olah tidak salah. Ini jangka panjang.. urusan kualitas suatu negara, dari kualitas generasinya kan?

Saya jadi teringat, bahwa anak usia 0-7 tahun diusahakan jangan ada diskusi untuk masalah prinsip. karena yang merka butuhkan adalah input, mereka butuh diberitahukan bahwa ini benar, ini salah, ini yang harus dilakukan dan ini yang tidak boleh dilakukan. Misalnya mereka butuh diberitahu bahwa sholat itu wajib, makan itu harus duduk, tidak boleh membuka aurat di depan orang, dll. Tentunya dengan menyesuaikan psikis dan kondisi anak dibawah usia 7 tahun, tidak boleh memaksakan apalagi memukul. Barulah  setelah 7-14 tahun, dipersilahkan dibuka ruang-ruang diskusi untuk membiasakan anak meyakini suatu kebenaran karena ada alasan kebaikan sehingga pemahaman nay tentang benar atau salah karena betul-betul paham bukan hanya sekedar kebiasaan. Misalnya saja kenapa harus menutup aurat, kenapa tidak boleh mengambil barang orang lain tanpa seizinnya, dll..tentu saja dengan komunikasi 2 arah yang efektif, dgn  bahasa-bahasa yang mudah dimengerti anak usia dibawah 14 tahun dan tidak menggurui. Usia 14-21 tahun, mulai mendengarkan pendapat mereka tentang suattu hal tentunya masih harus diawasi dan dipastikan bahwa pendapat mereka atau pilihan mereka benar. Dan usia 21 tahun keatas, idealnya mereka sudah lulus universitas, banyak hal yang mereka sudah pelajar dari lingkungan, dengan ilmu yang mereka dapatkan dan dengan bekal prinsip dari orang tuanya sejak kecil, tentulah bisa jadi, anak mulai dimintakan pendapat-pendapatnya nya tentang beberapa hal, dan pastinya orang tua tenang, bahwa mereka telah berhasil memberikan solusi untuk bangsa ini, 1 generasi terbaik yang bisa memberikan solusi untuk perbaikan bangsa ini karena kekuatan iman mereka, ilmu mereka, moral mereka, dan akhlaq terbaik mereka. Dan pastinya mereka juga akan menjadi menantu-menantu idaman yang akan menjadi istri/suami dan tentunya menjadi orang tua-orang tua terbaik untuk anak-anak mereka kelak :D

Well,pembahasan yang terlalu jauh dan ga begitu nyambung, balik ke packaging. hehe

Pilihan dan sikap kita terhadap apapun memperlihatkan kualitas kita. dan memperlihatkan kualitas lingkungan yang mendidik kita. Misalnya apakah kita masih memilih kue yang bentuk dan warnanya bagus padahal kita tau itu tidak halal sementara ada pilihan kue biasa tapi halal dan thoyib? atau apakah kita akan mengambil uang yang ditemukan dijalan atau mengembalikan itu ke kotak infaq, dll...

Terus, jika kita kembali ke masyarakat sekarang dan melihat lingkungan sekitar, ga usah jauh-jauh deh, coba kita liat kita sendiri, usia berapakah kita sekarang? hehehe, sudahkah kita melihat atau memilih sesuatu hanya dari tampilan luarnya saja? dan sudah kah kita berani memilih sesuatu yang benar saat dimana orang lain mugkin tidak memilih itu atau sudahkah kita berani mengatakan kita salah saat kita menyadari bahwa kita salah walaupun banyak orang lain tanpa rasa bersalah melakukan kesalahn itu..
Bukan salah orang tua mendidik, dan tak ada yang salah karena yang terpenting berusaha benar, kembali kepada kebenaran, kembali pada Al-qur'an dan As-Sunnah :D

Kalo kata Sherina, lihat segalanya lebih dekat, dan kau bisa melihat, lebih bijaksana..
kalo versi saya sih, lihat Al-qur'an lebih dekat, dan kita bisa melihat dan memilih kehidupan ini, dengan bijaksana, karena benar..

Wednesday, 20 March 2013

manajemen konflik ekstrim

Akhirnya ayah Ramona mendapat pekerjaan diluar kota sehingga mereka harus pindah satu keluarga, mengetahui hal ini, Ramona tidak menyetujui sehingga saat ada calon pembeli yang melihat-lihat Rumah nya, Ramona membuat olah sehingga ia hampir jatuh dari lantai 2 rumahnya. Karena Ayah nya marah besar sehingga Ramona yang terpancing emosinya akhirnya memutuskan untuk mempacking bajunya dan pergi dari rumah. Ibu Ramona akhirnya mempersilahkan Ramona untuk pergi bahkan membantu mempacking dengan koper yang lebih besar dengan barang bawaan yang berat, beberapa barang kenangan tentang Ramona dan telepon genggam di dalamnya. Sampai akhirnya Ramona membuka kopernya melihat-lihat barang kenangannya dan menjawab telepon dari Ibunya yang menyusulnya di depan halte bus.
Manajemen konflik ekstrim. Ada yang berani mencoba :D ???

Terkadang saat orang tua dan anak sama-sama terpancing emosi nya, orang tua merasa arogansi nya lebih besar dan harus lebih dihargai. Padahal level emosi anak dan orang dewasa itu berbeda. Orang tua hanya membutuhkan waktu yang sebentar untuk memahami persoalan sedangkan anak-anak butuh proses berfikir yang cukup lama. Misalkan saat anak melakukan kesalahan, dan terus membangkang saat diberitahukan, maka orang tua harus menarik napas dan menghitung mundur minimal 1 menit untuk memberikan kesempatan anak berfikir. Dengan analogi yang lebih sederhana, istilah nada do re mi fa dst bisa digunakan untuk menaikkan level cara berkomunikasi. gunakan nada do untuk pemberitahuan pertama, jika tidak berhasil bisa dinaikkan yang penting jangan sampai gunakan kekuatan tangan dan jangan sampai tinggi2.. :D 

Jika anak sudah agak tenang, coba berdiri (setengah duduk) untuk mensejajarkan tinggi orang tua dan tinggi anak agar anak merasa lebih nyaman untuk menyampaikan apa yang dirasakan dan juga agar apa yang ingin disampaikan orang tua ditangkap oleh anak. Saya baru menyadari hal ini sekarang, setelah sekian tahun terlewat. Saat usia SD, Ibu saya selalu menghitung mundur dari 5 sampai 1 saat saya tidak mendengarkan apa yang diminta Ibu. Tapi biasanya pas sudah masuk hitungan kedua langsung beranjak.. hehehe..tapi jika sampai 1 saya tetap tidak menggagas, maka Ibu saya akan diam, dan saya akan merasa bersalah sampai akhirnya saya menyesal dan meminta maaf. 

How the wonderful life ^.^ Karena konflik menjadi bagian pemanis hidup, asal bisa dimanage dengan baik tentunya..

~Salam Damai  ^^ v

s-a-b-a-r.

next posting, salah satu scene di film ramona and beezus..




Tuesday, 19 March 2013

manajemen energi

Postingan saya kali ini, terinspirasi dari salah satu scene film 'Ramona'. Ramona itu nama putri ke 2 usia 9 tahun yang memiliki kakak perempuan usia SMP (Beezus) dan adik yang masih bayi (Roberta). Ramona yang memang masih anak-anak dengan segala keunikannya dan keaktifannya sering merasa tidak nyaman ketika sekelilingnya selalu membandingkannya dengan kakak perempuannya yang selalu sempurna.
Suatu hari, secara tidak sengaja ayah ramona membawakannya bekal telur mentah dan saat disekolah telur tersebt pecah dan terkena rambutnya yang sudah dikeriting dengan rapih untuk sesi pemotretan di sekolahnya. Dan akhirnya ia pulang dengan tidak semangat dan membawa hasil fotonya. 


Pertama, ayahnya Ramona cukup gentle dengan meminta maaf ke putrinya karena tidak sengaja membawakan bekal telur mentah.
Kedua, soal hasil foto Ramona yang 'berantakan' ayah nya tetap jujur dengan mengatakan hasilnya tak bagus tapi tetap mengapresiasi dengan mengatakan akan menyimpannya di dompet.
Ketiga, terkadang anak merasakan dirinya memiliki sifat negatif karena anggapan dari orang lain terhadap dirinya, misalnya guru ramona (Bu meechan) yang sering mengatakan Ramona adalah murid yang merepotkan. Jadi, minimalisir menge-cap sifat negatif kepada anak, karena ia akan mengingat dan menginternalisasikan kedalam dirinya.
Keempat, ayah ramona cukup bijak dengan menyadari dan memberitahukan bahwa anak yang super aktif bukan merepotkan tapi kelebihan energi dan belum bisa mengendalikan. Cara menjelaskan konsep yang sesulit itu kpd anak, jika dilakukan dengan komunikasi yang baik dan contoh keseharian (keteleadanan), anak akan mudah memahami. Misalnya ayah Ramona menjelaskan dengan mencotohkan dirinya yang sudah 2 bulan tidak bekerja di kantor, namun karena berusaha untuk belajar, akhirnya bisa melakukan pekerjaan rumah dengan baik.
Kelima, terus mensuport anak dengan kata2 optimis, misalnya: " Bagus, kau hanya harus berusaha". Atau dengan kalimat dukungan langsung misalnya seperti "kita berdua akan mengubah ini".
Keenam, Panggilan 'sayang' atau ungkapan 'kau adalah putri ayah' dari ayah kepada anak perempuan akan membuat anak perempuan merasa disayangi, dimiliki, dan dilindungi sehingga tidak perlu lagi 'tambahan' kasih sayang dari orang lain. Hal ini penting pada masa anak perempuan menginjak usia remaja.

Dan yang terjadi.. Ramona menjadi semangat mengalihkan energi2 nya untuk hal2 yang positif misalnya sambil menjaga adiknya, ia membawakan ayahnya sarapan dan koran yang sebelumnya sudah ia lingkari beberapa lowongan pekerjaan, memberikan kakaknya donat, mau membantu mengerjakan pekerjaan rumah, dan yang lebih penting jadi lebih bersemangat belajar di sekolah.

Tambahan:
  1. anak perempuan dan anak laki-laki secara psikis akan lebih baik jika dekat dengan ayahnya. Terutama jika sang ayah sering mengajaknya ke acara-acara pertemuan di tempat umum ataupun ditempat koleganya. Hal ini akan memberikan rasa kepercayaan diri, dan efeknya biasanya anak akan lebih berani untuk tampil di depan umum dan lebih supel dengan orang yang belum begitu dikenal.
  2. Oya, kebetulan ayahnya Ramona lebih banyak dirumah karena di PHK 2 bulan yang lalu sehingga lebih banyak waktu dirumah..tapi ga harus di PHK dulu kan agar seorang ayah punya waktu 'khusus' untuk anak-anak nya.. :)

~ Scene yang mendukung Komunitas Orang Tua Bijaksana (KOB) yang dipelopori oleh SALIMAH dan sekarang lagi marak di Indonesia. Semoga gerakan nya membawa perubahan positif untuk Indonesia yang lebih baik.. ^.^

Tuesday, 26 February 2013

politik romantis

Pernah suatu hari saat kuliah sosiologi hukum, dosen saya menyampaikan bahwa peraturan perundang-undangan merupakan sesuatu yang sakral/maha, maka sesuai dengan apa yang dikatakan JJ Rosseau bahwa badan legislatif (the legislator) adalah mereka yang “maha tahu” membuat dasar aturan/ hukum. Lantas, saya pun bertanya, "Kemudian apa parameter seorang bisa atau berhak menjadi pembuat undang-undang/aturan hukum?". (sebagaimana yang kita tahu, di Indonesia yang membuat UU kan anggota DPR dan presiden ~ pasal 5 dan 20 UUD 1945. Anggota DPR berasal dari partai politik yang cara perekrutannya berbeda-beda tiap partainya dan dipilihnya pun langsung oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Belum lagi saat proses penyusunan UU banyak sekali tahapan yang harus dilewati dan kita sebagai masyarakat tidak bisa melihat langsung proses-proses tersebut). Tak lama, dosen saya pun menjawab.. "Politik itu menjadi sesuatu yang rumit untuk dibicarakan secara sederhana..". well.. Spechless~ Namun hanya sampai saat saat itu. Karena, dorongan otak untuk terus berfikir tak selesai sampai saat itu, sampai akhirnya kemarin saya menemukan 1 artikel dan 1 kultwit yang saling berkaitan dan menurut saya menarik.

Nah ini dia artikelnya, judulnya : Bandung Love Story; Habibi-Ainun dan Heryawan-Netty

Hasri Ainun Besari terlahir dan dididik di lingkungan keluarga yang mencintai pendidikan. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di Bandung, kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Rudy Habibie, kakak kelas Ainun saat di SLTA, begitu berkesempatan pulang ke Bandung di tengah masa studinya di Jerman, terpesona Si Gula Jawa yang tumbuh menjadi Gula Pasir yang putih manis. Iklim sejuk di Bandung rupanya menumbuhsuburkan bibit cinta di antara mereka. Habibie pun mempersunting Ainun pada tanggal 12 Mei 1962.

Ainun merupakan pendamping Habibie dalam segala hal. Ia menjadi dokter pribadi yang menyiapkan menu makanan dan mengingatkan Habibie untuk beristirahat dan minum obat. Ia manajer yang mengingatkan jadwal harian Habibie. Ia menjadi penasihat yang menenangkan Habibie dalam kondisi gawat sekalipun saat Habibie menjadi Presiden RI ketiga. Ia juga menjadi Ibu Negara yang memiliki kepedulian besar dalam kegiatan sosial. Ia terlibat aktif dalam yayasan-yayasan kepedulian pada tunanetra, seperti Bank Mata, Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI). Di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, Ainun mendirikan Yayasan Beasiswa Orbit (Yayasan amal abadi-orang tua bimbingan terpadu) dengan cabang di seluruh Indonesia. Ia juga yang memprakarsai penerbitan majalah teknologi anak-anak “Orbit”. Atas dedikasinya kepada bangsa Indonesia, Ainun mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Adipurna, Bintang Mahaputera Utama, serta Bintang Mahaputra Adipradana dari Pemerintah.

Secara pribadi, Ainun merupakan sosok yang religius. Bersama Sang Suami, semasa hidupnya ia rutin melaksanakan puasa sunnah Senin Kamis. Ia melewatkan malam-malamnya dengan shalat malam dan membaca Al-Quran. Menurut suatu sumber, ia bahkan menamatkan membaca Al-Quran dua kali dalam satu bulan. Melihat pribadi Ainun yang begitu menawan, tak heran cinta Habibie kepada Ainun menjadi kisah yang indah untuk dikenang.

Iklim sejuk di Bandung ternyata tidak hanya menumbuhkan kisah cinta Habibie-Ainun. Sang Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, juga memiliki kisah yang tidak kalah manis. Ahmad Heryawan dan Netty Prasetyani saling mengenal sejak masih sama-sama kuliah. Netty semester 7, Heryawan semester akhir. Keduanya sama-sama aktivis dalam kegiatan rohani Islam di kampus. Kesamaan visi dan kecocokan profil yang diinginkan oleh masing-masing membuat Heryawan akhirnya memilih Netty. Berbeda halnya dengan anak muda zaman sekarang yang melakukan penjajakan lewat pacaran, Heryawan-Netty saling mengenal lewat perantara mak comblang. Setelah saling mengenal sejak November 1990, pada tanggal 13 Januari 1991 keduanya akhirnya menikah.

Setelah Ahmad Heryawan menjadi orang nomor satu di Jawa Barat dengan segudang prestasi, Netty tidak lantas menjadi ibu-ibu sosialita yang gemar belanja dan foya-foya. Netty menyokong keberhasilan pembangunan di Jawa Barat secara aktif sebagai pelopor pemberdayaan perempuan dan anak. Dengan jumlah penduduk perempuan Jawa Barat yang mencapai setengahnya dari laki-laki (BPS, 2010), peran perempuan ternyata dapat mencakup lebih dari separuh ruang lingkup urusan di dunia, baik dia sebagai anak, saudara perempuan, istri, maupun sebagai ibu. Maka tidak berlebihan sekiranya dikatakan bahwa apabila perempuan berdaya, masyarakat akan sejahtera.

Atas dedikasinya terhadap kemajuan Jawa Barat, Netty yang juga merupakan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Barat ini dinobatkan sebagai “Ibu Jawa Barat” oleh Aliansi Dewi Sartika Provinsi Jabar. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di bawah kepemimpinannya berupaya mencegah dan menghapus tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. Sejak didirikan pada bulan Maret 2010, P2TP2A telah menangani 215 kasus, terdiri dari 159 kasus human trafficking, 33 kasus kekerasan dalam rumah tangga, 9 kasus pelecehan seksual, dan sisanya kasus penculikan anak dan perempuan terlantar.

Di tengah aktivitasnya yang begitu padat, Netty tidak melupakan perannya sebagai seorang ibu dan istri. Berikut ini kultwit-nya mengenai pengalamannya membangun keluarga yang sekarang sudah memasuki usia 22 tahun:

Pernikahan yang kami bangun berdiri di atas visi bahwa pernikahan yang dilakukan berdimensi dunia dan akhirat. Artinya, pasangan (suami/istri) di dunia harus menjadi pasangan (suami/istri) di akhirat/kehidupan setelah kematian kelak. Dengan prinsip itu, kami berpikir bahwa tidak boleh ada masalah besar apalagi masalah kecil yang mampu memporakporandakan keluarga kami. Apakah tidak pernah ada masalah? Pasti ada, hanya kita punya kesepakatan bahwa satu sama lain harus berusaha menyelesaikan masalah. Caranya, apapun masalahnya serta siapapun yang memulai, masing-masing harus proaktif mengakhiri dengan cara saling berlomba menyapa lebih dulu. Jadi, tidak ada yang pernah kuat berlama-lama mendiamkan/bermusuhan apalagi dituntaskan sampai 3 hari sebagaimana yang dibolehkan.

Suami saya berprinsip bahwa menikah bukan untuk membuat istri sengsara, sedih, tertekan, dan sebagainya. Justru berniat ingin membahagiakan. Akhirnya, pola relasi yang dibangun adalah kemitraan atau ta’awun (prinsip saling tolong-menolong) sebagaimana yang disebut di dalam Al-Quran. Oleh karena itu, kelancaran komunikasi selalu dibangun. Tidak boleh ada hambatan berkomunikasi antara suami-istri. Ehem, makanya tidak pernah berlalu satu haripun, kecuali ungkapan “I love you” dari mulut masing-masing baik dari saya maupun suami.

Ada fleksibilitas dalam membagi peran di rumah. Tatkala tidak ada yang membantu saya mengerjakan pekerjaan RT, suami turun tangan. Setiap pulang beraktivitas/mengajar malam hari, suami mencucikan pakaian kami sekeluarga. Esok hari, saya tinggal menjemurnya. Ketika saya sakit atau sibuk menyiapkan keperluan anak-anak bersekolah, suami langsung mengantri bersama ibu-ibu di tukang sayur untuk berbelanja. Suami juga terbiasa memandikan dan menyuapi anak-anak di pagi hari. Anak-anak suka disuapi bapaknya karena potongan lauknya besar.

Setiap kali saya melahirkan, suami saya dengan setia mendampingi di sisi, baik mengusap saat kontraksi atau membesarkan hati. Suami berpendapat bahwa mendampingi istri saat mlahirkan akan menambah rasa cinta dan hormat kepada istri dan kaum perempuan lainnya. Termasuk dalam mengasuh dan membesarkan anak, saya dan suami biasa berbagi tugas. Jika saya sibuk, suami yang kontak dan memantau anak-anak.

Sebagai bapak, suami punya prinsip yang sangat melegakan bahwa anak terus tumbuh dan berkembang. Jangan pernah underestimate terhadap anak. Anak-anak tak pernah dibebani dengan prestasi akademis lewat urutan ranking. Jika ambil rapor yang ditanya bagaimana akhlak anak di sekolah. Prinsip kami dalam membesarkan dan mendidik anak dengan 3 pendekatan: otoritatif, demokratis, dan edukatif. Otoritatif: sesekali kami gunakan otoritas sebagai orang tua tapi tidak semua urusan harus diselesaikan dengan gaya atasan-bawahan. Demokratis: sesekali kami berikan kebebasan kepada anak untuk menentukan pilihan-pilihannya secara sadar dan bertanggungjawab. Tapi perlu juga pendekatan edukatif; kami harus memberikan penjelasan, pengertian, dan alasan mengapa ini boleh, itu tdk boleh, dan lain-lain. Jadi, tradisi berdiskusi, berdialog, sudah terbangun diantara anggota keluarga, suami, istri, orang tua dan anak sejak dini. Sebagai contoh, si sulung memutuskan masuk IPS (waktu SMA), bapaknya tidak setuju, ia menjelaskan dengan detil alasannya, akhirnya kami menerima.

Dengan nilai-nilai (agama) yang ditanamkan, anak-anak pun tumbuh menjadi anak-anak yang sederhana, mandiri, dan terlibat dalam kegiatan orang tuanya. Saya dan suami belajar dari karakter anak-anak yang satu sama lain berbeda, yang laki dan perempuan, yang sulung, tengah, dan bungsu. Anak-anak tidak pernah memaksa untuk dibelikan sesuatu karena tuntutan status atau lingkungan pergaulan. Mereka menerima uang saku sesuai kesepakatan. Jika diberikan lebih, mereka menolak. Setiap kali diberi tambahan oleh si bapak, anak-anak bertanya apakah asal uang tersebut halal?

Suami sangat mendukung aktualisasi diri untuk saya, istrinya sehingga sampai hari ini saya didorong untuk menyelesaikan studi S3. Saya dan suami saling belajar, suami tak sungkan bertanya dan meminta pendapat karena yang terpenting satu sama lain saling menghormati. Begitulah selama ini perjalanan keluarga kami, tak ada yang istimewa namun semua kami jalani dengan satu harapan terindah. Yaitu, berkumpulnya kembali saya, suami, dan anak-anak sebagai satu keluarga utuh di akhirat kelak. Masih banyak sebenarnya sisi-sisi lain dari bangunan keluarga kami, insya Allah akan saya sambung dengan topik yang berbeda. Sebagai introduksi saja, si sulung sekarang menimba ilmu di Fisip UI jurusan Ilmu Politik, yang kedua di ITB Jurusan SBM, adiknya di SMA 3. Yang lainnya, di SMP dan SD Mutiara Bunda. Hatur nuhun sudah menyimak. Mohon nasihat dan masukan untuk keharmonisan yang lebih indah. Masih banyak pasangan/ortu yang senior/sepuh, harmonis, dan berhasil mendidik anak, kami masih harus terus belajar. Terima kasih.

Melihat kehidupan keluarga Sang Gubernur yang harmonis, tentunya masyarakat Jawa Barat harus merasa iri. Harapannya keharmonisan tersebut tidak hanya dirasakan oleh Pak Aher, Ibu Netty, dan keenam putra-putrinya saja, tetapi menular dan menyebar secara luas kepada masyarakat Jawa Barat. Semoga saja pemimpin Jawa Barat ke depan merupakan pemimpin yang dapat mewujudkan kehidupan masyarakat yang silih asih, silih asah, dan silih asuh, seperti Ahmad Heryawan! (Aisyah Pertiwi - Kompasiana)


Dan ini kultwitnya dari Hermawan Sudibya, melalui akun twitternya @hsdby.
  1. Jarang ditemui seorang pemimpin atau politisi yg menampilkan kehidupan rumah tangganya ke depan rakyat yg memilihnya. #PolitikRomantis
  2. Mudah utk mengira-ngira hal ini; politik itu kotor, sementara institusi keluarga adalah hal yg mulia, sebuah ikatan suci. #PolitikRomantis
  3. Membawa keluarga dlm dunia politik menjadi sebuah hal yg dapat merusak institusi keluarga jika syarat tak terpenuhi. #PolitikRomantis
  4. Syarat yg pertama adalah, keluarga bersedia utk ikut ke dalam politik dgn segala konsekwensinya. #PolitikRomantis
  5. Syarat yg kedua, pemimpin/politisi harus menjamin dirinya bersih dan seterusnya akan bersih. #PolitikRomantis
  6. Jk syarat pertama tak terpenuhi, konflik internal keluarga akan pecah. Seorang pemimpin msti lahir dr keluarga yg harmonis. #PolitikRomantis
  7. Kalau mengurus keluarga sendiri tidak bisa, bagaimana mengurus rakyat? Waktu habis utk urus keluarga. #PolitikRomantis
  8. Jk syarat kedua tak terpenuhi, itu sama saja dengan membawa anak-istri masuk ke dalam jurang kehinaan. #PolitikRomantis
  9. Jika syarat terpenuhi, lalu membawa institusi keluarga ke dalam politik, apa yg akan terjadi? #PolitikRomantis
  10. Sy mmbayangkn politik yg memanusiakan manusia, politik humanis,membawa cerita cinta dan kasih sayang keluarga ke dalamnya. #PolitikRomantis
  11. Politik yg citranya kotor, penuh makar konspirasi, persaingan, kinimmau diwarnai dgn sentuhan cinta dan kasih sayang. #PolitikRomantis
  12. Bisakah itu terjadi? #PolitikRomantis
  13. Bisa, dan itu ada! Lihatlah sosok @aheryawan dan @netty_heryawan. Beliau berdua suami-istri yg menampilkan #PolitikRomantis
  14. Sosok istri yg membantu kerja politik suaminya. @netty_heryawan mendobrak citra istri pejabat. #PolitikRomantis
  15. Apa yg dibayangkan dgn sosok istri pejabat? Sosok ratu yg enggan berpanas-2 dgn rakyat, glamour, mentereng, berdiam di istana megah.
  16. Dalam berbagai kesempatan kampanye kemarin, Bu @netty_heryawan ikut berbicara di depan lautan massa dan forum-2. #PolitikRomantis
  17. Banyak juga foto-2 @aheryawan dan @netty_heryawan yg memperlihatkan hal-2 yg romantis. #PolitikRomantis
  18. Contohnya foto ini, politik tak lagi membuat penat saat sy lihat foto ini. #PolitikRomantis http://t.co/AxUmxRoWk7"
  19. Lbh lengkapnya diungkap oleh video ini, romantism @aheryawan dan @netty_heryawan #PolitikRomantis http://t.co/D1xFnCMpgi
  20. Sy pikir, politik perlu memasukkan nilai-2 cinta dan kasih sayang keluarga. Kita terlalu penat dgn hiruk pikuk politik. #PolitikRomantis
  21. @aheryawan dan @netty_heryawan perlu diteladani oleh banyak pemimpin negeri ini. Mari hadirkan politik yg manusiawi. #PolitikRomantis
  22. Oh, perlu diketahui, sy pikir Bu Netty ini tak akan dicalonkn atau mencalonkan diri utk menduduki jabatan publik. #PolitikRomantis
  23. PKS melarang pasangan hidup pejabat publiknya utk ikut dicalonkan menjadi pejabat publik di tempat lain. #PolitikRomantis
  24. Sy pikir, PKS ini ingin agar institusi keluarga tetap utuh terjaga. Menjaga romantisme para kadernya. #PolitikRomantis
  25. Anis Matta (PKS) seolah ingin menunjukkan kepada rakyat Indonesia, mari kita bawa romantisme kita dlm politik. #PolitikRomantis
  26. Lihatlah pernyataan emosional dr Anis Matta dlm pidato politik pertamanya: "Kepada Lutfi Hasan Ishak, saya mencintainya." #PolitikRomantis
  27. Semoga dunia politik kita tak lagi membuat kepala kita penat dan membuat dada kita sesak. #PolitikRomantis
  28. Ah, lihatlah aksi Depok Freeze Mob. Kita membawa pesan: politik dapat membuat kita tertawa! :D #PolitikRomantis
  29. Sekali lagi, semoga pasangan @aheryawan dan @netty_heryawan dpt membawa sebuah tren dan warna baru politik tanah air. #PolitikRomantis
  30. End.

Well..
setelah baca artikel dan kultwit diatas yang sangat panjang ~ terima kasih telah membaca nya hehe :D ~, akhirnya sampai pada hipotesa pada, apakah mungkin parameter seorang pengelola negara yang baik salah satunya dapat dilihat apakah ia baik mengelola keluarga nya atau tidak?

Terima kasih kepada Partai Keadilan Sejahtera atas pembuktiannya yang cukup berhasil menyederhanakan politik yang terlalu rumit dan menyejukkan politik yang terlalu menjemukkan. Saya penasaran dgn partai-partai yang lain apakah memiliki cerita yang sama? Dan, mungkin ini bisa menjadi usulan penelitian yang menarik untuk ranah ilmu politik, psikologi, sosiologi, hukum dan ilmu-ilmu lain yang berkait ^,^


"Politik Romantis untuk Indonesia yang lebih Romantis dan harmonis"
~Salam Cinta



Nice shoot in the year.....

kang aher dan bu netty saat kampanye pilgub jabar 2013 @netty_heryawan

sumber:
1. http://www.nettyheryawan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=444%3Abandung-love-story-habibi-ainun-dan-heryawan-netty&catid=9%3Aketahanan-keluarga&Itemid=14&lang=id
2. twitter.com

Sunday, 23 December 2012

Hari Ibu bagi saya itu..

Inilah yang membuat saya sekitar tahun 2008 (semester 5) memutuskan untuk membuat blog dan komitmen untuk rajin menulis. saat dimana saya membaca blog ibu-ibu hebat yang kreatif dan inovatif. Ibu-ibu itu memposting resep-resep, menuliskan tips2 dunia masakan, menceritakan pengasuhan anak, walaupun saat kita membaca terbayang kerepotannya, tapi tidak terbaca keluhan disana, melainkan pelajaran, yang tidak pernah kita dapat di bangku perkuliahan manapun. tanpa teori yang berbellit, tanpa kata-kata yang konstruktif, tanpa metodologi yang baku, semua mengalir, natural, dan rill. energi positif dari tulisan sederhana yang menular cepat, menghilangkan seketika segala resah dan merubahnya menjadi keoptimisan. Bahwa setiap hidup kita mempunyai cerita masing2, jalani saja, entah suka ataupun duka, semua pasti ada hikmahnya.

Bisa bayangkan, untuk masak aja itu sudah cukup repot, belum pekerjan rumah yang lain, cucian baju, cucian piring, menyapu, mengelap, dll.. waalupun ada yang membantu tetap aja repot juga. Tapii..masih sempatnya berbagi hikmah dengan memposting tulisan2 di blog. percayalah, itu butuh waktu dan tenaga juga ditengah lelahnya setelah berjibaku seharian.
Ibu-ibu itu, terlalu menginspirasi.. dan tak pernah ingin mata ini melewatkan 1 kata pun dalam tulisan-tulisannya.
 
Bagi saya... Setiap hari itu adalah hari Ibu untuk semua ibu hebat di seluruh dunia.
semoga menjadi amal jariyah para Ibu sebagai bekal di akhirat kelak..

merindukan seorang ibu blogger hebat di Ohio, USA yang tak lagi terdengar kabarnya.. masih tersimpan rapih messege2ny di email..semoga mba roro dan keluarga selalu dalam lindungan Allah SWT.. quote nya yang masih ada di blognya sampai sekarang adalah "because share means care.."

dan hari ini saya belajar di rumah bu ariesta mikdar gunawan di Kuwait. dan menemukan resep cilok yang akan segera saya buat :)
jazakillah bu ita.. semoga segala kebaikan kembali kepada Ibu dan keluarga..
 
resep cilok bisa ditengok di sini:
 
Bahan Cilok:
200 gr tepung tapioka
200 gr tepung terigu
400 ml air mendidih atau santan encer panas
2 siung bawang putih haluskan
1/2 sdt garam
1/2 sdt gula pasir
1 batang daun bawang cincang halus
50 gr keju cheddar dipotong dadu kecil
2 buah sosis potong kecil-kecil

Bahan Sambel Kacang:
250 gr kacang tanah di goreng dan haluskan dengan blender
5 siung bawang putih haluskan
5 buah cabe merah besar haluskan
2 lembar daun salam
1 sdt garam
50 gr gula merah
2 sdm gula pasir
5 mata asam jawa rendam dengan 4 sdm air panas dan saring
500 ml air putih
3 sdm minyak goreng untuk menumis bumbu halus

Cara Membuat:
1. CILOK: campur menjadi satu tepung tapioka, tepung terigu, bawang putih halus, daun bawang dan garam dalam suatu wadah, tuangkan air panas sedikit-sedikit kedalamnya. Jangan semua air langsung dituangkan yaa...untuk jumlah air bisa kurang atau lebih tergantung daya serap tepung. Aduk-aduk hingga adonan tercampur rata dan kalis, jika adonan sudah tidak lengket ditangan juga tidak keras saat ditekan berarti adonan cilok sudah pas takarannya.
2. Ambil sejumput adonan dan pipihkan, isi dengan keju cheddar atau sosis..bentuk bulat seukuran kelereng. Lakukan hingga adonan habis dipulung bulat, kemudian rebus di air yang mendidih. Tunggu hingga cilok mengapung dan biarkan agak lama beberapa saat, agar cilok benar-benar mateng bagian dalamnya. Lalu angkat dengan saringan dan tiriskan.
3. Bumbu Sambel Kacang: tumis bawang putih dan cabe merah dengan minyak goreng hingga matang, masukkan air putih..aduk-aduk hingga mendidih.
4. Masukkan kacang tanah yang sudah diblender agak halus, beri garam, gula merah, gula pasir, daun salam dan air asam. Aduk-aduk hingga tercampur rata dan mendidih kembali, pertanda matang jika sambel kacang sudah keluar minyaknya kemerahan. Segera angkat dan matikan api kompor.
5. Taruh cilok dalam wadah yang bersih, lalu tuangkan sambel kacang..aduk hingga cilok bercampur rata dengan sambel kacang. Tambahkan kecap manis dan sambel botol jika suka lebih terasa pedas manisnya.
 
dn ini adalah cilok hasil eksperimen saya :D
 
lumayan enak, dan resep bumbu kacangnya nyaris mirip bumbu somay bandung ^.^v