Saturday 22 June 2013

parameter 'baik'

entahlah, sepertinya saya terbiasa untuk menyelesaikan apa-apa yang saya mulai. Jadi kalau yang saya rasakan  itu belum selesai, maka saya akan merasakan sesuatu yang sangat mengganjal.. misalnya saja nyuci piring. sudah pernah saya post 2 tahun yang lalu disini. (what'sss?? 2 tahun yg lalu.. AllohuRabbi, waktu cepet amat berlalu ya..) Ok, lanjut..termasuk kalau saya termasuk memikirkan suatu hal. kadang lupa, tapi jika biasanya pikiran itu belum saya selesaikan maka jika ada sesuatu yang mengingatkan saya akan hal tersebut, saya akan ingat lagi dan biasanya itu menjadi tahapan dalam menyelesaikan. Biasanya saya tulis di buku agenda poin2nya, ya kalo sempet dan ga lupa ditulis ulang yang rapih di blog, atau  dimanapun, walaupun seringnya lupa ditulis dan jadi bener2 lupa. heheehe..panjannnggg :)

termasuk pemikiran saya tentang ini, sudah saya posting sebelumnya 4 bulan yang lalu (disini) dimana saya ingat dosen saya pernah cerita ttg yg dikatakan  JJ Rossesau bahwa peraturan perundang-undangan merupakan sesuatu yang sakral/maha, maka badan legislatif (the legislator) adalah mereka yang “maha” yang membuat dasar aturan/ hukum. Lantas, saya pun bertanya, "Kemudian apa parameter seorang bisa atau berhak menjadi pembuat undang-undang/aturan hukum?"Tak lama, dosen saya pun menjawab.. "Politik itu menjadi sesuatu yang rumit untuk dibicarakan secara sederhana..".ya, intinya dosen saya bingung jawabnya mungkin karena Indonesia unik dan ribet haha.

ada 2 artikel menarik yang saya tautkan dalam postingan saya diatas, intinya, bebrapa politikus menujukkan cara berpolitiknya yang cukup santun dan cukup berhasil karena dilatarbelakangi oleh keberhasilan keluarganya yang cukup harmonis dan romantis. sebut saja Wapres RI, pak BJ. Habibie-Ibu ainun, dan Gubernur Jabar dari PKS, Bpk ahmad heryawan-Ibu Netty.

sampai pada hipotesa saya, apakah mungkin parameter seorang pengelola negara yang baik salah satunya dapat dilihat apakah ia baik mengelola keluarga nya atau tidak? Jika ia bisa mengelola keluarganya dengan baik, maka besar kemungkinan ia mampu mengelola negara denga baik pula. <<~ masih hipotesa :)

dan pagi ini, ga sengaja buka facebook ada kultwitnya Ust. felix siauw yang menurut saya bisa jadi salah satu alasan/jawaban dari hipotesa saya. walaupun ust.felix menganalogikan dengan bisnis, tapi bisa lah dianalogikan juga dalam politik, bahkan dalam bidang-bidang yang lain.. let's cekidot kultwitnyaa :)

01. saat saya berbisnis dengan seseorang yang sudah menikah | biasanya saya selidiki dulu kualitas kebaikannya pada istrinya

02. bila seorang lelaki berlaku baik pada istriya | maka dia partner bisnis yang kemungkinan besar terpercaya

03. tapi bila lelaki memperlakukan istrinya dengan kasar atau jahat | kemungkinan besar dalam bisnis pun akan berkhianat

04. logikanya, istri adalah orang yang paling dekat dengan suami | bahkan Allah berikan kedekatan lebih dari yang lain

05. "mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka" (QS 2:187) | begitu firman Allah Swt

06. bahkan didepan orangtua pun kita tidak diperkenankan telanjang | namun seorang suami diperkenankan begitu didepan istri

07. artinya, Allah Swt memberikan kedekatan suami-istri | kedekatan yang tiada bandingannya dari yang lain

08. logikanya, bila pada yang terdekat pun perlakuannya kasar | bagaimana perlakukannya dengan yang lain?

09. logikanya, bila dengan yang terdekat pun masih berdusta | maka bagaimana jadi partner bisnis yang bisa dipercaya?

10. lelaki yang dzalim dan kasar pada istrinya | cepat atau lambat pasti akan menghancurkan bisnis

11. karena elemen paling penting dalam partnership | ialah integritas dan bertanggungjawab | dan keduanya ciri penting suami salih

12. tentang partner bisnis | skill bisa dilatih, pengetahuan bisa dicari | integritas dan tanggungjawab? nggak sehari dua hari

13. logikanya lagi, bagaimana lelaki yang hanya istri saja tidak bisa di-manage | lantas bisa me-manage bisnis dengan baik?

14. sabda Rasul dalam riwayat Imam Ahmad, "Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya di antara mereka.."

15. "... Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya" (HR Ahmad) | nah, ini lebih jelas lagi

16. jadi menurut Rasulullah | mukmin sempurna = baik akhlaknya = baik terhadap istrinya | see?

17. jadi carilah partner bisnis yang baik pada istrinya | yang baik rumah tangganya

18. "terus gimana kalo yang belum nikah?" | ya makanya nikah dulu, hehe.. XP

19. nggak, nggak, serius nih | kalo yang belum nikah | lihat bagaimana cara dia perlakukan ibunya

20. logikanya | anak taat orangtua = taat Allah = integritas dan tanggungjawab | nah, itu dia

21. apalagi suami yang sayang istri dan sayang orangtua | keduanya nggak ada cekcoknya | cocoklah itu jadi partner bisnis yang baik

22. jadi perbaikilah perlakuan pada istri | insyaAllah akan mengalir pula rezeki

23. juga jangan lupa hubungan dengan ibu dijaga | maka doa ibu insyaAllah berserta kita dan mencukupi

24. mulai dari berusaha melatih lisan yang baik | lalu lengkapi dengan amal yang baik | baik pada ibu ataupun istri

25. begitulah integritas dan tanggungjawab | keduanya mutlak diperlukan dalam rumah tangga | begitupun rahasia dalam berusaha

26. dan apa rahasia dari segala-galanya? | tentu ketaatan kepada Allah!

well, itu aja yang mau saya tuliskan.. kalo ga lupa, mungkin akan berlanjut sampai tidak hanya sebatas pada hipotesa, tapi pada kesimpulan :) soalnya informasi sekarang masih terbatas, baru sebatas jd 'akademisi'-pengamat eksternal mungkin ya, hehe... Semoga Allah memperkenankan jadi praktisi, biar observasi langsung, jadi bisa langsung research by doing, dengan data yang faktual dan akurat, walaupun pasti ada trial and error nya, tapi semoga bisa menghasilkan 'sesuatu' sebagai kontribusi perbaikan masyarakat.. aamiinn..

Long life learning, Long life research, Long life tarbiyah~

oke, enjoy the weekend for all ^.^
do something 4 ur happy family. Ganbatte.

No comments:

Post a Comment