Monday 24 June 2013

tidak harus (selalu) bercerita

Betapa saya bersyukur Allah senantiasa menghadirkan orang-orang baik disekitar saya.. seperti semalam, awalnya saya sudah cukup lelah beberapa hari terakhir ini, tidak ada keinginan sedikit pun untuk menemani ibu saya ke syukuran 4 bulan sepupu saya. Tapi karena adik saya kekenyangan setelah buka puasa dan keponakan saya membatalkan karena dia tau ini acara pengajian yang akan lama, maka mau tidak mau saya mengantar ibu saya..

Saya kaget karena ternyata sepupu2 saya yang tinggal dijakarta juga datang. sudah belasan tahun mungkin tidak bertemu, pas bertemu ternyata mas2 dan mba2 sepupu saya sudah berubah menjadi bapak2 dan ibu2 sesungguhnya..hehe..karena anaknya sudah besar2 dan wajah mereka juga sudah seperti bapak2 dan ibu2 :)

Biasa kan, pertemuan rapelan belasan tahun, pastilah saling bertanya keadaan masing2, pekerjaan, sekolah, kabar ini, itu, dll..setelah itu tiba2 mas sepupu saya bercerita kepada saya bukan suatu hal tentang dunia. Ia bercerita panjang tentang Allah. betapa apapun yang kita minta, Allah tidak akan ragu untuk mengabulkan. Seperti kisah di Riyadus sholihin tentang perjanjian yang Allah buat dengan seorang pemuda. Dan banyak hal yang ia ceritakan, cerita2 yang sebenernya sudah sering sy baca di artikel, buku atau sering di kajian2 pekanan. Dan saya,hanya tertegun, mendengarkan dengan segala kekhusyu'an, tak keluar satu katapun dari saya kecuali hati yang tiba2 merasakan kerinduan luar biasa pada kebesaran Allah Ta'ala dan hati yang tiba2 mengikhlaskan banyak hal..

Saya jadi ingat, dengan pendapat yang mengatakan bahwa perempuan itu menyelsaikan masalah dengan bercerita, bahkan 50% penyelesaian masalah nya adalah dengan menceritakan masalahnya. Tapi itu tidak saya rasakan malam tadi. Saya mendengarkan, hanya mendengarkan tanpa menceritakan 1 kata pun..tapi ia menjawab semua masalah saya,dengan caranya..entahlah saya merasakan ketulusan luar biasa darinya saat ia bercerita pada saya tentang banyak hal. 

Terima kasih ya, mas joko.. tidak heran ketika saya melihat wajah istri mas begitu tenang bersinar penuh bahagia dan anak2 mas yang juga tampak penuh semangat keoptimisan .. Selamat berumroh berdua :) di tanah itu, pasti akan semakin terasa dekat dengan Allah, dengan Rasullulah..

~ Sepintas, saya juga melihat mas joko beberapa kali memijat ringan ibu saya, berusaha membuat ibu saya tersenyum, mendengarkan beberapa cerita singkat dari Ibu saya. dan sepintas pula saya melihat ibu saya, ternyata raut wajahnya semakin menua, dan saya memahami satu hal. Ia masih memiliki cita-cita yang sederhana..tapi ia memperjuangkannya seorang diri.. sungguh berat, karena anak-anaknya tak sanggup memahami atau mungkin tak sanggup menyanggupi, padahal hanya sesuatu yang sederhana, sangat sederhana.. Allahu Rabbi, ampunkanlah segala dosa.. Maaf ya, Ibu.. dan sampai saat ini, sayapun tidak berani berjanji apapun padanya..

No comments:

Post a Comment