Tuesday 26 February 2013

politik romantis

Pernah suatu hari saat kuliah sosiologi hukum, dosen saya menyampaikan bahwa peraturan perundang-undangan merupakan sesuatu yang sakral/maha, maka sesuai dengan apa yang dikatakan JJ Rosseau bahwa badan legislatif (the legislator) adalah mereka yang “maha tahu” membuat dasar aturan/ hukum. Lantas, saya pun bertanya, "Kemudian apa parameter seorang bisa atau berhak menjadi pembuat undang-undang/aturan hukum?". (sebagaimana yang kita tahu, di Indonesia yang membuat UU kan anggota DPR dan presiden ~ pasal 5 dan 20 UUD 1945. Anggota DPR berasal dari partai politik yang cara perekrutannya berbeda-beda tiap partainya dan dipilihnya pun langsung oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Belum lagi saat proses penyusunan UU banyak sekali tahapan yang harus dilewati dan kita sebagai masyarakat tidak bisa melihat langsung proses-proses tersebut). Tak lama, dosen saya pun menjawab.. "Politik itu menjadi sesuatu yang rumit untuk dibicarakan secara sederhana..". well.. Spechless~ Namun hanya sampai saat saat itu. Karena, dorongan otak untuk terus berfikir tak selesai sampai saat itu, sampai akhirnya kemarin saya menemukan 1 artikel dan 1 kultwit yang saling berkaitan dan menurut saya menarik.

Nah ini dia artikelnya, judulnya : Bandung Love Story; Habibi-Ainun dan Heryawan-Netty

Hasri Ainun Besari terlahir dan dididik di lingkungan keluarga yang mencintai pendidikan. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di Bandung, kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Rudy Habibie, kakak kelas Ainun saat di SLTA, begitu berkesempatan pulang ke Bandung di tengah masa studinya di Jerman, terpesona Si Gula Jawa yang tumbuh menjadi Gula Pasir yang putih manis. Iklim sejuk di Bandung rupanya menumbuhsuburkan bibit cinta di antara mereka. Habibie pun mempersunting Ainun pada tanggal 12 Mei 1962.

Ainun merupakan pendamping Habibie dalam segala hal. Ia menjadi dokter pribadi yang menyiapkan menu makanan dan mengingatkan Habibie untuk beristirahat dan minum obat. Ia manajer yang mengingatkan jadwal harian Habibie. Ia menjadi penasihat yang menenangkan Habibie dalam kondisi gawat sekalipun saat Habibie menjadi Presiden RI ketiga. Ia juga menjadi Ibu Negara yang memiliki kepedulian besar dalam kegiatan sosial. Ia terlibat aktif dalam yayasan-yayasan kepedulian pada tunanetra, seperti Bank Mata, Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI). Di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, Ainun mendirikan Yayasan Beasiswa Orbit (Yayasan amal abadi-orang tua bimbingan terpadu) dengan cabang di seluruh Indonesia. Ia juga yang memprakarsai penerbitan majalah teknologi anak-anak “Orbit”. Atas dedikasinya kepada bangsa Indonesia, Ainun mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Adipurna, Bintang Mahaputera Utama, serta Bintang Mahaputra Adipradana dari Pemerintah.

Secara pribadi, Ainun merupakan sosok yang religius. Bersama Sang Suami, semasa hidupnya ia rutin melaksanakan puasa sunnah Senin Kamis. Ia melewatkan malam-malamnya dengan shalat malam dan membaca Al-Quran. Menurut suatu sumber, ia bahkan menamatkan membaca Al-Quran dua kali dalam satu bulan. Melihat pribadi Ainun yang begitu menawan, tak heran cinta Habibie kepada Ainun menjadi kisah yang indah untuk dikenang.

Iklim sejuk di Bandung ternyata tidak hanya menumbuhkan kisah cinta Habibie-Ainun. Sang Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, juga memiliki kisah yang tidak kalah manis. Ahmad Heryawan dan Netty Prasetyani saling mengenal sejak masih sama-sama kuliah. Netty semester 7, Heryawan semester akhir. Keduanya sama-sama aktivis dalam kegiatan rohani Islam di kampus. Kesamaan visi dan kecocokan profil yang diinginkan oleh masing-masing membuat Heryawan akhirnya memilih Netty. Berbeda halnya dengan anak muda zaman sekarang yang melakukan penjajakan lewat pacaran, Heryawan-Netty saling mengenal lewat perantara mak comblang. Setelah saling mengenal sejak November 1990, pada tanggal 13 Januari 1991 keduanya akhirnya menikah.

Setelah Ahmad Heryawan menjadi orang nomor satu di Jawa Barat dengan segudang prestasi, Netty tidak lantas menjadi ibu-ibu sosialita yang gemar belanja dan foya-foya. Netty menyokong keberhasilan pembangunan di Jawa Barat secara aktif sebagai pelopor pemberdayaan perempuan dan anak. Dengan jumlah penduduk perempuan Jawa Barat yang mencapai setengahnya dari laki-laki (BPS, 2010), peran perempuan ternyata dapat mencakup lebih dari separuh ruang lingkup urusan di dunia, baik dia sebagai anak, saudara perempuan, istri, maupun sebagai ibu. Maka tidak berlebihan sekiranya dikatakan bahwa apabila perempuan berdaya, masyarakat akan sejahtera.

Atas dedikasinya terhadap kemajuan Jawa Barat, Netty yang juga merupakan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Barat ini dinobatkan sebagai “Ibu Jawa Barat” oleh Aliansi Dewi Sartika Provinsi Jabar. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di bawah kepemimpinannya berupaya mencegah dan menghapus tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. Sejak didirikan pada bulan Maret 2010, P2TP2A telah menangani 215 kasus, terdiri dari 159 kasus human trafficking, 33 kasus kekerasan dalam rumah tangga, 9 kasus pelecehan seksual, dan sisanya kasus penculikan anak dan perempuan terlantar.

Di tengah aktivitasnya yang begitu padat, Netty tidak melupakan perannya sebagai seorang ibu dan istri. Berikut ini kultwit-nya mengenai pengalamannya membangun keluarga yang sekarang sudah memasuki usia 22 tahun:

Pernikahan yang kami bangun berdiri di atas visi bahwa pernikahan yang dilakukan berdimensi dunia dan akhirat. Artinya, pasangan (suami/istri) di dunia harus menjadi pasangan (suami/istri) di akhirat/kehidupan setelah kematian kelak. Dengan prinsip itu, kami berpikir bahwa tidak boleh ada masalah besar apalagi masalah kecil yang mampu memporakporandakan keluarga kami. Apakah tidak pernah ada masalah? Pasti ada, hanya kita punya kesepakatan bahwa satu sama lain harus berusaha menyelesaikan masalah. Caranya, apapun masalahnya serta siapapun yang memulai, masing-masing harus proaktif mengakhiri dengan cara saling berlomba menyapa lebih dulu. Jadi, tidak ada yang pernah kuat berlama-lama mendiamkan/bermusuhan apalagi dituntaskan sampai 3 hari sebagaimana yang dibolehkan.

Suami saya berprinsip bahwa menikah bukan untuk membuat istri sengsara, sedih, tertekan, dan sebagainya. Justru berniat ingin membahagiakan. Akhirnya, pola relasi yang dibangun adalah kemitraan atau ta’awun (prinsip saling tolong-menolong) sebagaimana yang disebut di dalam Al-Quran. Oleh karena itu, kelancaran komunikasi selalu dibangun. Tidak boleh ada hambatan berkomunikasi antara suami-istri. Ehem, makanya tidak pernah berlalu satu haripun, kecuali ungkapan “I love you” dari mulut masing-masing baik dari saya maupun suami.

Ada fleksibilitas dalam membagi peran di rumah. Tatkala tidak ada yang membantu saya mengerjakan pekerjaan RT, suami turun tangan. Setiap pulang beraktivitas/mengajar malam hari, suami mencucikan pakaian kami sekeluarga. Esok hari, saya tinggal menjemurnya. Ketika saya sakit atau sibuk menyiapkan keperluan anak-anak bersekolah, suami langsung mengantri bersama ibu-ibu di tukang sayur untuk berbelanja. Suami juga terbiasa memandikan dan menyuapi anak-anak di pagi hari. Anak-anak suka disuapi bapaknya karena potongan lauknya besar.

Setiap kali saya melahirkan, suami saya dengan setia mendampingi di sisi, baik mengusap saat kontraksi atau membesarkan hati. Suami berpendapat bahwa mendampingi istri saat mlahirkan akan menambah rasa cinta dan hormat kepada istri dan kaum perempuan lainnya. Termasuk dalam mengasuh dan membesarkan anak, saya dan suami biasa berbagi tugas. Jika saya sibuk, suami yang kontak dan memantau anak-anak.

Sebagai bapak, suami punya prinsip yang sangat melegakan bahwa anak terus tumbuh dan berkembang. Jangan pernah underestimate terhadap anak. Anak-anak tak pernah dibebani dengan prestasi akademis lewat urutan ranking. Jika ambil rapor yang ditanya bagaimana akhlak anak di sekolah. Prinsip kami dalam membesarkan dan mendidik anak dengan 3 pendekatan: otoritatif, demokratis, dan edukatif. Otoritatif: sesekali kami gunakan otoritas sebagai orang tua tapi tidak semua urusan harus diselesaikan dengan gaya atasan-bawahan. Demokratis: sesekali kami berikan kebebasan kepada anak untuk menentukan pilihan-pilihannya secara sadar dan bertanggungjawab. Tapi perlu juga pendekatan edukatif; kami harus memberikan penjelasan, pengertian, dan alasan mengapa ini boleh, itu tdk boleh, dan lain-lain. Jadi, tradisi berdiskusi, berdialog, sudah terbangun diantara anggota keluarga, suami, istri, orang tua dan anak sejak dini. Sebagai contoh, si sulung memutuskan masuk IPS (waktu SMA), bapaknya tidak setuju, ia menjelaskan dengan detil alasannya, akhirnya kami menerima.

Dengan nilai-nilai (agama) yang ditanamkan, anak-anak pun tumbuh menjadi anak-anak yang sederhana, mandiri, dan terlibat dalam kegiatan orang tuanya. Saya dan suami belajar dari karakter anak-anak yang satu sama lain berbeda, yang laki dan perempuan, yang sulung, tengah, dan bungsu. Anak-anak tidak pernah memaksa untuk dibelikan sesuatu karena tuntutan status atau lingkungan pergaulan. Mereka menerima uang saku sesuai kesepakatan. Jika diberikan lebih, mereka menolak. Setiap kali diberi tambahan oleh si bapak, anak-anak bertanya apakah asal uang tersebut halal?

Suami sangat mendukung aktualisasi diri untuk saya, istrinya sehingga sampai hari ini saya didorong untuk menyelesaikan studi S3. Saya dan suami saling belajar, suami tak sungkan bertanya dan meminta pendapat karena yang terpenting satu sama lain saling menghormati. Begitulah selama ini perjalanan keluarga kami, tak ada yang istimewa namun semua kami jalani dengan satu harapan terindah. Yaitu, berkumpulnya kembali saya, suami, dan anak-anak sebagai satu keluarga utuh di akhirat kelak. Masih banyak sebenarnya sisi-sisi lain dari bangunan keluarga kami, insya Allah akan saya sambung dengan topik yang berbeda. Sebagai introduksi saja, si sulung sekarang menimba ilmu di Fisip UI jurusan Ilmu Politik, yang kedua di ITB Jurusan SBM, adiknya di SMA 3. Yang lainnya, di SMP dan SD Mutiara Bunda. Hatur nuhun sudah menyimak. Mohon nasihat dan masukan untuk keharmonisan yang lebih indah. Masih banyak pasangan/ortu yang senior/sepuh, harmonis, dan berhasil mendidik anak, kami masih harus terus belajar. Terima kasih.

Melihat kehidupan keluarga Sang Gubernur yang harmonis, tentunya masyarakat Jawa Barat harus merasa iri. Harapannya keharmonisan tersebut tidak hanya dirasakan oleh Pak Aher, Ibu Netty, dan keenam putra-putrinya saja, tetapi menular dan menyebar secara luas kepada masyarakat Jawa Barat. Semoga saja pemimpin Jawa Barat ke depan merupakan pemimpin yang dapat mewujudkan kehidupan masyarakat yang silih asih, silih asah, dan silih asuh, seperti Ahmad Heryawan! (Aisyah Pertiwi - Kompasiana)


Dan ini kultwitnya dari Hermawan Sudibya, melalui akun twitternya @hsdby.
  1. Jarang ditemui seorang pemimpin atau politisi yg menampilkan kehidupan rumah tangganya ke depan rakyat yg memilihnya. #PolitikRomantis
  2. Mudah utk mengira-ngira hal ini; politik itu kotor, sementara institusi keluarga adalah hal yg mulia, sebuah ikatan suci. #PolitikRomantis
  3. Membawa keluarga dlm dunia politik menjadi sebuah hal yg dapat merusak institusi keluarga jika syarat tak terpenuhi. #PolitikRomantis
  4. Syarat yg pertama adalah, keluarga bersedia utk ikut ke dalam politik dgn segala konsekwensinya. #PolitikRomantis
  5. Syarat yg kedua, pemimpin/politisi harus menjamin dirinya bersih dan seterusnya akan bersih. #PolitikRomantis
  6. Jk syarat pertama tak terpenuhi, konflik internal keluarga akan pecah. Seorang pemimpin msti lahir dr keluarga yg harmonis. #PolitikRomantis
  7. Kalau mengurus keluarga sendiri tidak bisa, bagaimana mengurus rakyat? Waktu habis utk urus keluarga. #PolitikRomantis
  8. Jk syarat kedua tak terpenuhi, itu sama saja dengan membawa anak-istri masuk ke dalam jurang kehinaan. #PolitikRomantis
  9. Jika syarat terpenuhi, lalu membawa institusi keluarga ke dalam politik, apa yg akan terjadi? #PolitikRomantis
  10. Sy mmbayangkn politik yg memanusiakan manusia, politik humanis,membawa cerita cinta dan kasih sayang keluarga ke dalamnya. #PolitikRomantis
  11. Politik yg citranya kotor, penuh makar konspirasi, persaingan, kinimmau diwarnai dgn sentuhan cinta dan kasih sayang. #PolitikRomantis
  12. Bisakah itu terjadi? #PolitikRomantis
  13. Bisa, dan itu ada! Lihatlah sosok @aheryawan dan @netty_heryawan. Beliau berdua suami-istri yg menampilkan #PolitikRomantis
  14. Sosok istri yg membantu kerja politik suaminya. @netty_heryawan mendobrak citra istri pejabat. #PolitikRomantis
  15. Apa yg dibayangkan dgn sosok istri pejabat? Sosok ratu yg enggan berpanas-2 dgn rakyat, glamour, mentereng, berdiam di istana megah.
  16. Dalam berbagai kesempatan kampanye kemarin, Bu @netty_heryawan ikut berbicara di depan lautan massa dan forum-2. #PolitikRomantis
  17. Banyak juga foto-2 @aheryawan dan @netty_heryawan yg memperlihatkan hal-2 yg romantis. #PolitikRomantis
  18. Contohnya foto ini, politik tak lagi membuat penat saat sy lihat foto ini. #PolitikRomantis http://t.co/AxUmxRoWk7"
  19. Lbh lengkapnya diungkap oleh video ini, romantism @aheryawan dan @netty_heryawan #PolitikRomantis http://t.co/D1xFnCMpgi
  20. Sy pikir, politik perlu memasukkan nilai-2 cinta dan kasih sayang keluarga. Kita terlalu penat dgn hiruk pikuk politik. #PolitikRomantis
  21. @aheryawan dan @netty_heryawan perlu diteladani oleh banyak pemimpin negeri ini. Mari hadirkan politik yg manusiawi. #PolitikRomantis
  22. Oh, perlu diketahui, sy pikir Bu Netty ini tak akan dicalonkn atau mencalonkan diri utk menduduki jabatan publik. #PolitikRomantis
  23. PKS melarang pasangan hidup pejabat publiknya utk ikut dicalonkan menjadi pejabat publik di tempat lain. #PolitikRomantis
  24. Sy pikir, PKS ini ingin agar institusi keluarga tetap utuh terjaga. Menjaga romantisme para kadernya. #PolitikRomantis
  25. Anis Matta (PKS) seolah ingin menunjukkan kepada rakyat Indonesia, mari kita bawa romantisme kita dlm politik. #PolitikRomantis
  26. Lihatlah pernyataan emosional dr Anis Matta dlm pidato politik pertamanya: "Kepada Lutfi Hasan Ishak, saya mencintainya." #PolitikRomantis
  27. Semoga dunia politik kita tak lagi membuat kepala kita penat dan membuat dada kita sesak. #PolitikRomantis
  28. Ah, lihatlah aksi Depok Freeze Mob. Kita membawa pesan: politik dapat membuat kita tertawa! :D #PolitikRomantis
  29. Sekali lagi, semoga pasangan @aheryawan dan @netty_heryawan dpt membawa sebuah tren dan warna baru politik tanah air. #PolitikRomantis
  30. End.

Well..
setelah baca artikel dan kultwit diatas yang sangat panjang ~ terima kasih telah membaca nya hehe :D ~, akhirnya sampai pada hipotesa pada, apakah mungkin parameter seorang pengelola negara yang baik salah satunya dapat dilihat apakah ia baik mengelola keluarga nya atau tidak?

Terima kasih kepada Partai Keadilan Sejahtera atas pembuktiannya yang cukup berhasil menyederhanakan politik yang terlalu rumit dan menyejukkan politik yang terlalu menjemukkan. Saya penasaran dgn partai-partai yang lain apakah memiliki cerita yang sama? Dan, mungkin ini bisa menjadi usulan penelitian yang menarik untuk ranah ilmu politik, psikologi, sosiologi, hukum dan ilmu-ilmu lain yang berkait ^,^


"Politik Romantis untuk Indonesia yang lebih Romantis dan harmonis"
~Salam Cinta



Nice shoot in the year.....

kang aher dan bu netty saat kampanye pilgub jabar 2013 @netty_heryawan

sumber:
1. http://www.nettyheryawan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=444%3Abandung-love-story-habibi-ainun-dan-heryawan-netty&catid=9%3Aketahanan-keluarga&Itemid=14&lang=id
2. twitter.com

No comments:

Post a Comment