Wednesday 2 February 2011

Bahagia yang seimbang itu penting!


sepertinya merasakan kebahagiaan yang amat sangat gak baik juga. karena kan belum tentu itu membahagiakan akhirnya. whatever that, the happy ever after :) Kan selalu ada Allah SWT yang selalu siap membantu dimanapun dan kapanpun..Terima kasih ya Allah..
ya iya lah.. kata orang bijak nih, yang namanya hidup itu kan harus tawazun-seimbang-balance. boleh sih bahagia..tapi jangan terlalu euforia. karena gak selamanya kan bahagia terus. Kalo menurut saya itu bagian dari ujian Allah. ujian kan gak cuma yang sedih2 aja. dalam keadaan bahagia, itu juga bisa jadi ujian, apakah kita mempunyai sikap syukur kepada Allah atas kebahagiaan itu atau malah lupa sama Allah karena sangking bahagianya ?
*ps: kadang cuma inget Allah kalo lagi sedih aja kan..

bahagia sesungguhnya adalah saat kebahagiaan tersebut senantiasa diiringi kebarokahan karena dituju dengan niat dan cara yang baik dan benar :) efeknya, hal itu akan lebih menenangkan hati, jiwa, dan raga :D..forever, ever...

Nah ini dia mungkin yang disebut bagian dari ujian. saat kita lagi bahagia nih, kan harus bersyukur tuh.. bagian dari bersyukur itu nya lah yang kudu di intropeksi. Bahagia nya bernilai apa enggak? I mean, rasa bahagia yang kita rasakan tersebut apakah benar2 berhak kita rasakan atw tidak..?misalnya gini, bahagia karena dapet rezeki nomplok. di cek nih, halal apa enggak.. kan kalo halal enak dunia akhirat. kalo gak halal..waa bisa2 gak barokah.. atau misalnya yang lain, kita ngerasa bahagia karena sepertinya kita dicintai. dicek lagi tuh, beneran cinta apa enggak dan cinta nya pake cara yang bener apa enggak. Kalo enggak, itu mah namanya ke-ge-er-an. hahahha :D kalo ude kaya gitu mah bahagianya gak awet. cuma sebentar aja. itu mah namanya gak bahagia kan.. (lagi kalo cinta, pasti serius kok, karena cinta beneran itu penuh tanggung jawab).

kalo yang dimaksud temen2 kampus 'akan indah pada waktunya' adalah waktu dimana mereka akhirnya melangsungkan aqad nikah, maka tidak dengan saya. karena indah pada waktunya adalah saat waktu2 menjalani pasca akad nikah, selalu indah dengan segala suka duka dan kekurangan kelebihan dari pasangan sampai akhir hayat,selamanya, seperti Nabi Muhammad SAW kepada Istri dan ibunda anak2nya, Siti Khodijah R.A..

yang ini mah gak nyambung ama quotes2 diatas. tapi mau coment ah.. mengenai poligami nih, ternyata, rasullulah itu poligami setelah istri pertamanya, Ibunda Khodijah RA meninggal dunia.. terus, Rasullulah juga memiliki anak hanya dari Ibunda Khodijah RA.. Ini yang saya maksud dengan bahagia versi suami istri. banyak yang kecewa bahkan bercerai karena gak siap nerima kekurangan pasangannya. kan suami istri itu satu paket ya.. artinya apa yang ada di suami atau istri ya satu paket. gak mungkin kan ada suami atau istri sempurna? ya kekurangan dan kelebihannya harus diterima 1paket dengan ikhlas dan bahagia. Mencintai kelebihan seseorang itu biasa, tapi mencintai kekurangan seseorang itu baru cinta beneran.. karena dengan itulah dia akan berusaha melengkapi kekurangan pasangannya dengan cintanya.. Kalo udah kaya gini, gak bakal kecewa atau ilfil deh.. (bener gak ya* teori dulu ah, prakteknya nanti, semoga Allah memudahkan dalam menjalaninya..) Yuk, kurangi angka prosentase perceraian di Indonesia :D
Conclusion:
Bahagia dalam mencintai akan terjadi jika dalam mencintai dilakukan dengan niat yang lurus, cara yang baik dan landasan yang benar. Akan lebih bahagia lagi jika konsep mencintai itu adalah mencintai dengan apa yang ada, keseluruhan, menerima semua kelebihan dan kekurangan.
Ok, itu cuma konsep, masih mentah, dan penuh imajinasi tanpa data dan fakta yang akurat.

Pesen-pesen sponsor:

-finished-





No comments:

Post a Comment