Serial Ramadhan 4
Kali ini postingan blog saya agak OOT. hehehe baru tau belum lama, kalau kepanjangan OOT itu Out Of The Topic :D Baru kali ini kayanya saya menulis tentang ekonomi syariah, ga begitu paham sebenernya tapi ga tau kenapa setiap dijelasin tentang tema ini selalu menarik hati :,). dijelasin loh ya bukan membaca..hehehe. soalnya kalo membaca buku-buku atau artikel ilmiah itu sesuatu yang tidak begitu menyenangkan bagi saya, tapi kalo diceritain apa isi buku2 itu, itu adalah hal yang paling menyenangkan menurut saya..hehehe
Tadi pas sahur sambil liat TVOne dan yang jadi narasumber Pak M. Syafii Antonio, pakar islamic finance di Indonesia. Beliau cerita insyaallah akan menghadiri undangan dari Oxford University untuk menjelaskan mengapa ekonomi syariah tetap stabil waktu terjadi resesi ekonomi beberapa tahun yang lalu dan banyak negara-negara di eropa yang terpuruk karena terkena imbasnya. Mereka tertarik untuk meneliti itu lebih lanjut yang nantinya dimungkinkan untuk diterapkan dalam perekonomina di negara-negara eropa.
Secara sederhana, ekonomi syariah itu adalah profit sharing and risk sharing. Keutungan dan kerugian dibagi bersama sehingga jauh dari ketamakan. Misalnya, Banyak perusahaan besar dengan omset triliyunan, karena CEO nya yang tamak, hanya menguntungkan dirinya sendiri. Penjelasannya saya agak lupa~ Jadi kalau tetap menganut ekonomi kapitalis, seolah-olah semua orang terpacu karena uang dan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Gak akan adil dan pasti tidak membuat nyaman.
Kata pak syafii, yang tahu siapa kita itu kan yang menciptakan kita. maka apa yang sudah Allah berikan untuk panduan, laksanakanlah..karena tidak mungkin Allah membuat aturan yang akan mencelakakan ciptaannya. Jadi jangan ikuti aturan kapitalis nya manusia (yahudi) karena itu hanya menguntungkan mereka. Dan sudah banyak buktinya..
Tapi ya..kuliah islamic finance nya pak syafii tidak begitu saya tangkap secara syumul karena durasi saya nonton cuma 15 menit habis itu sudah siap2 subuh.. Yang sangat saya tangkap adalah, idealnya, semakin berilmu seseorang maka semakin berimanlah orang itu. Iman yang melahirkan kebijaksanaan.. dan Ilmu yang melahirkan kebermanfaatan untuk bantak orang.
Jadi mikir kenapa kuliah di Fakultas Hukum ~.~ dulu waktu S1 semester awal ada adik tingkat yang mau pindah jurusan ke Fak Kedokteran (ikut SPMB lagi) karena dia diberitahu guru ngajinya kalau kuliah di fakultas hukum itu Thoghut- Haram, hmm..mempelajari hukum2 yang dibuat manusia, bukan hukum yang dibuat Allah.. dan waktu itu saya berfikir..helloooo kita kan hidup di Indonesia bersama manusia jadi wajarlah kalo harus ada aturan antar sesama manusia..
Tapi lama kelamaan, semakin belajar, ya semakin mikir. iya juga ya, kalo kita terus berkutat dengan hukum-hukum manusia, semua saling merasa argumen nya adalah yang paling benar, ya gak akan klop. Susah untuk mencapai titik kesepakatan tentang keadilan. Lah, keadilan aja banyak pengertiannya menurut banyak pakar.
Pernah kepikiran kalo kuliah dijurusan-jurusan teknis dan skill akan lebih bermanfaat. misalnya mipa, teknik, atau bahkan tata boga. Karena disana belajar ilmu-ilmu Allah, bisa semakin takjub dengan penciptaan Allah gara2 memahami proses metamorfosis kupu2 dengan detail, bahkan kalau kuliah teknis bisa punya skill dan itu bisa bermanfaat langsung ke masyarakat, minimal bermanfaat untuk diri sendiri. Atau kalau pun kuliah sosial misalnya ekonomi bisa mendalami ekonomi islam secara langsung dan sudah banyak diterapkan pula dalam kehidupan masyarakat dunia..
Kalau kuliah di fakultas hukum, hukum pidana perdatanya pakai kitab buatan Belanda.. hukum tata negaranya banyak mengacu ke eropa juga :( ribeetttt. tapi ya, banyak juga teman saya yang sekarang jadi hakim atau jaksa, dan mereka orang baik. Acuan mereka ya UU atau KUHP/KUHPdt karena itu aturannya. Tapi ya juga ada pengadilan agama untuk mengadili kasus2 perdata Islam seperti cerai, waris, dll. Tapi saya berdoa, dan saya yakin teman2 saya orang baik yang berusaha menghadirkan keadilan seadil-adilnya.
Sebenernya ada sih mata kuliah hukum Islam.. ada perdata Islam untuk waris, cerai, pernah juga belajar tentang qishos untuk pidana Islam..atau belajar konstitusi Madinah zaman Rasulluloh. tapi percayalah, saya lupa. dan saat itu tidak begitu tertarik mendalami itu, dan sepertinya sampai sekarang.. Tapi enggak juga sih, dulu saya pernah tertarik belajar tata negara Islam di buku al hakam as-sutthoniyah. Tapi pas nyari buku nya ga ketemu2 terus jadi lupa mau ngelanjutin.. Dan Tapi lagi..sebenrnya di fakultas saya cukup terbuka dengan kajian-kajian hukum Islam tapi belum banyak pakarnya..jadi..ya gitu deh..hehe
Terus, gimana nih ya, konsentrasi hukum saya lebih ke tata negara, skripsi saya membahas legislasi, tesis saya (insyaallah harus segera selesai) juga membahas tentang legislasi. Atau kuliah lagi ambil MIPA aja? well, itu lebih ga mungkin, untuk berhitung cepat saja saya sulit. haha :D
ALhamdullilah, tiba2 ingat: wasaton, pertengahan ~> ; saya ingat dulu pas ikut pelatihan kepemimpinan, kata ustadz nya, Bagaimana meng-create hukum hukum Allah kedalam sebuah aturan-aturan praktis misalnya UU atau peraturan-peraturan yang lain. Dengan bahasa kaumnya, tapi substansi nya Al-Qur'an dan Hadist. Dan itu sepertinya yang diterapkan presiden Erdogan di turki. Islam itu kan Rahmatan lil Alamin.. :) Subhanallah ya.. Jadi gapapa kan ya kuliah di Fakultas hukum? and then, apa lebih baik S3 juga ya, konsentarsi ke tata negara islam?? Please, Tesis nya selesain dulu aja Ok (ngomong sendiri..*nyengir)
Memang Islam itu agama yang damai dan menenangkan.. saya sangat sepakat dengan apa yang dikatakan Pak syafii, "karena tidak mungkin Allah membuat aturan yang akan mencelakakan ciptaannya". termasuk qur'an surat Ar Rum ayat 21: “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21].
Kata ustadzah yang dulu pernah mengisi suatu kajian, sebut saja namanya bu Endang Widiastuti, "Allah akan memberikan kado pernikahan berupa sakinah (ketenangan) ma waddah (Cinta) wa rohmah (kasih sayang) kepada kedua mempelai yang sudah melakukan ijab qabul (Dia menciptakan untukmu istri-istri) <~ tuhkan jelas, setelah jadi istri. Berarti rasa cinta dan kasih sayang yang sesungguhnya baru akan ada setelah pernikahan itu terlaksana. Dan itu akan terjadi ketika proses sebelum menikah, saat menikah (walimat ursy), dan setelah menikah dilakukan dengan cara yang Allah ridhoi. Dan yang lebih harus dipastikan adalah bagaimana meluruskan niat bahwa pernikahan itu adalah ibadah, hanya kepada Allah SWT.
Jadi wajar kan, Kalo mencintai orang yang dinikahi itu kewajiban. Dan kalau menikahi orang yang dicintai, mending jangan aja.. bukan berarti ga boleh nikah sama orang yang 'dicintai' tadi loh ya..tapi lebih baik, jangan mencintai dulu sebelum nikah :D Kan emang ga ada pengertian yang 'sah' tentang cinta sebelum nikah kan.. Cinta sebelum nikah malah bikin ga tenang karena itu bukan aturan Allah. So, it just management of love :) Yakin aja sama janji-Nya Allah, kalo jodoh pasti ketemu, nanti Allah yang mempertemukan dengan cara terbaiknya. Jadi cinta nya sama Allah dulu aja, kan kalau Allah sayang sama hamba-Nya pastilah Ia akan memanage langsung semua urusan-urusan salah satunya urusan jodoh-perjodohan..hehe, Insyaallah.
Kalaupun sudah terlanjur 'cinta'? ya minta maaf sama Allah, bersihkan hati, perbaiki cara, dan tawakkal :) Alhamdullilah kan masih diberi kesempatan 'memperbaiki'. Yang pasti Allah itu sesuai prasangka hambanya, maka berprasangka baiklah dengan segala ketetapan-Nya.
*Paragraph2 terakhir ga jadi OOT karena seringnya blog ini isinya ya ga jauh2 dari tema seperti paragraph diatas. hehe.. Okee, Lets enjoy our ramadhan :) Time for Dhuha..
Ilmu itu menenangkan, ilmu yang memberikan panduan pada kita mana yang benar mana yang salah, mana yang harus kita lakukan mana yang tidak boleh dilakukan, Ilmu yang fitrah untuk semua makhluk, ilmu yang mendekatkan pada keadilan menempatkan semuanya sesuai pada tempatnya, Ilmu yang mendekatkan hamba dengan Tuhan-nya, Ilmu yang menambah keimanan, Ilmu yang memberikan kemanfaatan, Ilmu yang memberikan kekuatan untuk bersabar, Ilmu yang memudahkan menangkap sebuah hikmah dari setiap kejadian, Ilmu yang menambah kebijaksanaan sebuah kepribadian..
Ilmu itu menenangkan, ilmu yang memberikan panduan pada kita mana yang benar mana yang salah, mana yang harus kita lakukan mana yang tidak boleh dilakukan, Ilmu yang fitrah untuk semua makhluk, ilmu yang mendekatkan pada keadilan menempatkan semuanya sesuai pada tempatnya, Ilmu yang mendekatkan hamba dengan Tuhan-nya, Ilmu yang menambah keimanan, Ilmu yang memberikan kemanfaatan, Ilmu yang memberikan kekuatan untuk bersabar, Ilmu yang memudahkan menangkap sebuah hikmah dari setiap kejadian, Ilmu yang menambah kebijaksanaan sebuah kepribadian..
Solo, Ramadhan hari ke-4
semakin yakin akan janji-Nya.
huhu..jadi inget pas dulu gabung di kajian ekonomi islam. Skrng ilmunya bnyk yg menguap, ketutup teori barat :(
ReplyDeleteiya ndah..tapi sekarang uda mulai bangkit kok teori2 Islam, karena sudah banyak yng merasakan buktinya langsung kalau islam itu rahmatan lil alamin..insyaallah.. yuukkk selesaian tesis :D semangattt
ReplyDelete