Thursday, 11 July 2013

diluar kendali manusia

ini adalah tulisan serial Ramadhan 2 saya. Dan ternyata tidak selamanya rencana itu bisa dijalankan sesuai rencana, contohnya tulisan kali ini. Niatnya setiap abis tilawah setelah subuh menulis, tapi ternyata baru hari ke 2 rencana itu tidak terjadi. Jadi ingat dulu ada pelatihan kepemimpinan pas jadi mahasiswa Baru, ada sesi workshop biikin bangunan dari sedotan. Syaratnya sebelum negebangun itu sedotan, setiap tim harus menuliskan dan menggambarkan mau dibangun dengan bentuk seperi apa sedotan2 tadi. ternyata tidak ada satu pun tim yang berhasil membangun sedotan sesuai design awal. Gagal kah? kalo kata kakak pelatihnya, itu bukan gagal, tapi merubah strategi, yang peting jadi bangunannya bahkan bisa jadi lebih kokoh. Jadi ini cuma hal strategi. sejenis ihtiar.. Nah, gagal itu adalah saat itu sedotan gak jadi bangunan gara-gara cuma di design aja, gak dibangun2.

Jadi, apa hubungannya bada subuh sama sedotan? hahaha. ya saya sepakat dengan kakak pelatih tadi kalau rencana saya menulis bada subuh tidak terlaksana, bukan Gagal. yang penting kan tetap ada tulisan walaupun ditulis ba’da maghrib :D walaupun info ini gak penting tapi saya tetap menginfokan kalau bada subuh saya tidak menulis bukan karena tidur melainkan karena saya menggambar. (diulang ya) meng-gam-bar. lebih tepatnya menggambar keluarga lengkap ayah, ibu, dan 5 anak. *tepok jidat*. oya, bahkan semalam setelah tarawih saya menggambar pegunungan zaman SD, inget kan, ada 2 gunung, tengahnya matahari yang ada matanya sambil senyum, ada awan,  burung, terus dibwah gunung ada jalan yang membagi sawah dan pantai lengkap dengan perahunya. <~ ciri2 orang ga kreatif. hahaha.lagi juga uda lupa kapan terkahir kali gambar :D

Well, kali ini saya ‘terpkasa’ menggambar karena disodorin kertas sama maura (7th), Hania (5 th), dan farwah (3th). mereka adalah 3 dari 5 anak kakak tingkat saya, mba vida yang kebetulan selama ramadhan ini suaminya ada tugas di Jepang. Jadi kalo ada waktu saya menemaninya mengingat 2 anak yang lain masih 1 tahun dan 1 bulan. Anybody can imagine? hahaha

‘Tugas’ saya kalau nginep disana sederhana, menemani mereka menyalurkan ‘energi’ nya, sholat berjamaah, berbuka, sahur, dan tarawih karena Umminya masih masa nifas.

Ada yang pernah sholat terawih ngajak tiga anak yang ada usia 3 tahunnya? Alhamdullilah, farwah aktif ditempat, kalopun berpindah ga lebih dari radius 2 meter. Terus darimana saya tahu kalo radius nya ga lebih dari 2 meter sementara saya sholat? saya mengira-ngira, itu artinya ga khusyu’. hahaha. secara, anak orang kan.. yang paling ‘menarik’ adalah, di akhir2 rakaat tarawih, saya ga boleh sholat sama farwahkarena dia minta pulang . Dia nangis2 sambil narikin mukena dan beberapa kali teriak2..hadehh..untung ada anak depan yang nangisnya lebih kejer, jadi masih kategori aman. :D Tapi subhanallah, 2 kakak nya, sangat kondusif, walaupun mereka uda keliatan capek sholat (bacaan surat imam nya lumayan panjaannng), pas saya ga boleh sholat sama farwah, mereka berusaha memberikan beberapa solusi, dari ikut2an memberi pengertian ke farwah dengan pelan2, menawarkan untuk gantian sholat dengan saya "ammah, kita gantian sholat aja, kita dulu yg sholat, nnt pas ammah sholat, kita jagain farwah", sampai akhirnya melakukan islah ke adiknya “farwah, kan kalo kita sholat kan bisa berdoa minta rizki sama Allah kan, jadi kalo kita sholat besok kita bisa beli permen". dan seketika itu juga kita bisa sholat, bahkan farwah ikut sholat :) <~ Masyaallah…*kalah dewasa :,) Dan alhamdullilah..terawih 11 rakaat tertunaikan dengan lengkap walau ga sempurna.

Tantangan selanjutnya adalah bangunin sahur, tapi umminya uda prepare, jadi sambil menyetel sinetron PPT yang jadi iming2 biar cpt bangun adalah sahur pake nugget. jadi bangunnya ga susah2 banget :D

Terus, cerita panjang diatas hubungannya sama judul apa? hehe.. sebenernya masih nyambung dengan cerita saya kemarin bahwa bagi saya, bulan ramadhan kali  ini adalah bulan komunikasi efektif sama Allah. its mean bulan tawakkal :)

Saat farwah memutuskan untuk jalan2, dan saya sholat, sejujurnya saya khawatir, tapi saya ingat apa yang umminya pernah ceritakan ke saya bahwa semuanya punya Allah. jadi tawakkal-lah. Nah, selesai salam, saya bilang ke farwah bahwa ga boleh jalan didepan orang sholat nnt dosa.. dan dalam sholat saya waktu itu, saya bertawakkal pada Allah bahwa anak ini tidak akan jauh2 dan kembali ke shaf. setiap dia pergi saya khawatir, dan setiap kembali saya selalu tenang. (lagi juga saya yakin, memang tidak akan keluar area sholat karena hujan deras..hehehe)

Diluar kendali manusia, bukan berarti tak terkendali, tapi menyerahkan kendali ke yang Maha Mengendalikan. Allah Subbhana Wa Ta’alla. Kakak tingkat saya pernah bercerita pada saya tentang pesan seorang Ummahat, sebut saja namanya bu Una, yang selalu tepat dalam berkunjung dan tepat pula dalam memberikan ‘pesan’. Saya tulis biar tidak lupa. (yang saya tulis yang saya ingat aja. hehe)

Pertama, waktu Ibunda mba vida meninggal dunia. Bu Una datang takziyah dan berpesan untuk memelihara kesabaran. karena Setan itu biasanya mengganggu di 7 hari pertama untuk menghilangkan keikhlasan atas kepergian orang terdekat. Dan itu sangat sulit, maka memang kesabaran itu harus dipelihara.

Kedua, waktu Bu Una berkunjung pas mba vida lahiran anak ke-5. Bu Una berpesan bahwa harus bersyukur dikaruniai 5 anak, apalagi jika suaminya sering diluar rumah karena bekerja. Tidak banyak istri yang siap dengan kesibukan suaminya diluar rumah. Maka, dalam mendidik anak yang dibutuhkan tidak hanya teori parenting saja, tapi perlu pula ikhlas dan tawakkal. Bahwa semuanya milik Allah, termasuk suami dan anak-anak. Maka setelah orang tua berusaha mendidik anak-anak dengan ilmu, jangan lupa untuk bertawakkal, dan biarlah Allah juga mendidik anak-anak mereka secara langsung.

Ketiga, bu Una juga bilang kalau apapun yang dilakukan niatnya ibadah karena Allah,  maka bersiaplah dengan apapun yang terjadi. Karena kita tidak pernah tahu apakah kemudahan atau kesulitan yang akan dihadapi, maka mintalah kekuatan pada Allah semoga Allah menguatkan untuk melewati semua dengan keimanan yang penuh..

Sekian serial Ramdahan 2 ini, sudah mau adzan Isya.. yuuk..terawih, kali ini tanpa 3 anak :D

No comments:

Post a Comment