Tuesday, 25 April 2017

Kartini Muda Transmart Carrefour; Tak Hanya Pandai Melayani Tapi Juga Memberi


Para Kartini Muda Transmart Carrefour  Foto dari FB Carrefour Indonesia


Memasuki Bulan April ketika saya berbelanja kebutuhan di Carrefour. Seperti biasa di bulan April ini selalu diwarnai dengan gegap gempita perayaan Hari Kartini sebagai hari emansipasi wanita. Nah, saat jalan saya menemukan pengumuman Blog Writing Kartini Muda yang diadakan Carrefour. Oleh karenanya, saya tertarik untuk menuliskan bagaimana Kartini Muda Transmart Carrefour itu. Apalagi sebagian besar yang pramuniaga yang melayani pembeli di Carrefour sebagian besarnya  adalah kaum perempuan generasi Ibu Kita Kartini. Merekalah Kartini Kartini muda yang akan menjadi sasaran objek pengamatan dan tema penulisan saya kali ini.
Hasil refleksi saya tentang sosok  Kartini Muda Transmart Carrefour itu adalah sosok Kartini Muda yang ideal lantaran pastinya mereka mempunyai peran seorang wanita yang bekerja di ranah publik (dalam supermarket Carefour) sekaligus sebagian adalah seorang istri dan ibu yang harus memegang peran di ranah domestik (dalam rumah tangga). Tanpa harus meninggalkan keduanya atau mengesampingkan satu sama lain. Demikianlah ajaran Ibu Kita Kartini sebenarnya. Dimana perjuangannya untuk memajukan perempuan timur lantaran kekagumannya terhadap perempuan barat yang berpendidikan kemudian tidak melepaskan jati diri sebagai seorang perempuan Indonesia yang menjunjung tinggi  tradisi dan adat istiadatnya. Bisa dilihat, dalam sejarahnya Kartini menikah sebagai seorang istri yang melayani suami tetapi juga mempunyai peran di masyarakat secara nyata.  Begitu juga dengan para Kartini muda Transmart Carrefour yang saya kenal. Kedua peran untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pembeli itu ternyata dibarengi dengan semangat memberi kasih sayang yang sangat besar kepada keluarganya di rumah terutama untuk pendidikan anaknya.
Dalam sejarah hidup Ibu Kita Kartini memang tidak ditemukan bagaimana beliau memberikan kasih sayang dan mendidik anak dalam keluarga. Karena empat hari setelah melahirkan anak pertamanya, RM Soesalit beliau wafat di usia yang sangat muda 25 tahun pada tanggal 17 September 1904. Namun, apabila kita menelisik isi surat-surat Kartini bisa dilacak bagaimana perhatian Kartini terhadap keluarga. Dalam surat Kartini yang dikirimkan kepada Prof Anton dan istrinya pada 4 Oktober 1902, -atau sekitar dua tahun sebelum beliau wafat- Kartini menuliskan, “Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya;menjadi ibu, pendidik manusia pertama”
Dengan adanya fakta adanya surat ini menunjukan bagaimana Ibu Kita Kartini ingin para wanita yang akan menjadi seorang istri dari seorang suami dan ibu dari anak-anaknya menjadi berpengetahuan dan menjadi guru. Sebagaimana perjuangan Kartini menjadi guru dalam arti yang sebenarnya dengan mendirikan sekolah dan mengajarkan ilmu kepada anak-anak perempuan yang pertama di Nusantara. Kemudian mendidik para perempuan itu yang nantinya akan menjadi guru dalam arti sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya di dalam rumah. Kemudian juga menjadi perempuan pekerja yang cerdas sebagaimana saya menemukan para Kartini Muda di Transmart Carrefour Solo ini.
            Bagaimana Kartini Muda di Transmart Carrefour Solo ini cakap menjadi pramuniaga, menjadi guide bagi para customer adalah buah dari perjuangannya melalui pendidikan yang diraihnya untuk mendapatkan ilmu, pengetahuan, ketrampilan dan etika yang baik.  Hal ini sejalan dengan perannya sebagai seorang ibu yang mengajarkan pendidikan bagi anaknya yaitu pertama dan utama adalah peran dalam mengajarkan ilmu untuk anak-anaknya. Karena ibu sebagai “madrasah” (sekolah) pertama sebagaimana isi surat di atas,”... agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya;menjadi ibu, pendidik manusia pertama” dan pendidikan ketrampilan yang akan menjadi modal dan bekal menyongsong masa depan anak adalah dengan membaca dan menulis. Anak tidak hanya penting untuk diajarkan untuk membaca karena itu adalah sumber keilmuan yang utama. Namun, juga menuliskan gagasan-gagasannya mengenai berbagai hal. Baik itu catatan dalam urusan keluarga, juga catatan-catatan ide besar untuk memajukan masyarakat dan dunianya.
Dan keyakinan kuat saya itu pasti bisa dilakukan oleh para Kartini Muda Transmart Carrefour karena kecakapan yang mereka miliki dalam urusan catat dan mencatat berbagai kebutuhan para customernya. Bahkan tidak hanya mencatatnya tetai juga selalu hafal dimana letak barang kebutuhan para customer. Sehingga ketika ditanya dimana letak barang A misalnya. Maka merekapun diiringi dengan senyuman manis akan memberikan  jawaban yang cepat dan tepat. Juga ketika saya bertanya mengenai kualitas dan harga suatu barang yang akan dibeli, pasti dijawab dengan bernas dan cerdas. Sehingga para customer seperti mendapatkan “bimbingan” dari para guru Kartini Muda Transmart Carrefour untuk memilih barang kebutuhan yang tepat bagi keluarganya.  Sebagaimana pengalaman yang selalu saya temui ketika belanja di Carrefour. Mereka adalah para Kartini Muda yang tidak hanya bisa melayani tetapi juga bisa memberikan solusi terbaik bagi para customernya dan juga kepada keluarganya.
Sekali lagi, Ibu Kita Kartini telah menuliskan sejarahnya dan dapat diambil pelajaran untuk kita semuanya. Pelajaran yang dapat dipetik oleh para perempuan sebagai bekal menjadi wanita profesional sekaligus bekal membina anak-anak yang akan menjadi penerus cita-cita pejuang bangsa. Semoga, para Kartini Muda Transmart Carrefour mampu mengukir sejarahnya masing-masing dengan menjadi pramuniaga yang profesional sehingga menjadi “guru” bagi para customer juga sebagai guru bagi anak-anaknya sehingga pada akhirnya menjadi soko guru peradaban manusia. Amin

 Ditulis Oleh: Nunik Nurhayati  (Member Carrefour, Seorang istri dan  Ibu dari dua orang putri, relawan Komunitas Peduli Perempuan dan Anak (KPPA) Benih Surakarta)
Foto diambil dari  FB Carrefour Indonesia


No comments:

Post a Comment