Thursday, 14 July 2011

Jati Diri, kontemplasi.

apakah jati diri itu akan selalu berubah seiring status yang berubah?
SD, SMP, SMA, Mahasiswa, Pegawai, Ayah, Ibu, Kakek, Nenek..

apakah jati diri itu akan ditemukan saat seseorang sudah menemukan status nya yang pasti?
pelajar, mahasiwa, pegawai, atau orang tua..

apakah jika seseorang yang belum memiliki status yang jelas akan merasa belum menemukan jati diri, dan itu wajar?
lulus sekolah atau lulus kuliah belum bekerja, belum menikah.

suatu saat, teman saya yang seorang PNS di depatemen ternama pernah bercerita, ada seorang PNS yang akhirnya keluar dan dia menjadi pengusaha dan lebih sukses lahir dan batin.

soo??? hm hm hm (-.-)''

"seseorang yang sudah menemukan jati dirinya, maka dia akan menikmati semua perannya. baik itu sesuatu yang menyenangkan ataupun tidak, ia tetap menjalankan dengan bahagia."


kalimat itu merupakan hasil kontemplasi saya. pasca kampus saya cukup bingung. saat menjalankan suatu peran, diawal saya begitu enjoy, seolah-olah saya sudah yakin. ya, inilah jati diri saya. tapi seiring berjalannya waktu ternyata, gak juga. saya gak sanggup menjalaninya. ya, gak sanggup menjalani beratnya peran/tugas tersebut.

saya berfikir ulang, terus apa yang bisa membuat saya enjoy menjalani kehidupan ini? apakah memang harus enjoy dalam menjalani sesuatu? atau yang namanya hidup yang kaya gini, gak semuanya membahagiakan saat menjalankan. ya, saya tau, tapi saya yakin, kalo kita uda mantap dengan jati diri pekerjaan yang paling gak enak sekalipun akan tetap dijalankan dengan ikhlas dan bahagia. Itu artinya, wajar kan kalo sekarang belum manap akan jati diri, masih terus mencari. TAPI, SAMPAI KAPAN??

beberapa bulan yang lalu, saya silaturahim ke rumah ustadzah, saya bertanya, Ibu, umur berapa Ibu merasa mantap menemukan jati diri Ibu? Ibu itu bilang kurang lebih saat umur 27 tahun. setelah meikah,dan punya anak 2. api Ibu tersebut pesan, kalo bisa semakin cepat semakin baik memantapkan jati diri kita apa. Ok, saya masih 24 tahun..hehe

saya melihat peran seorang Ibu. menurut saya itu peran yang gak sepenuhnya menyenangkan. kelihatannya menyenangkan kalo lagi gendong anak nya sore2 pas anaknya uda mandi terus tetangga pada bilang: adu ibu,anaknya lucu banget..

ok, selebihnya, nyiapin kebutuhan anak, suami, urusan rumah, belum lagi kalo ibu ini bekerja, beuuhh..lebih sibuk dari presiden kali yaa.. Tapi yang namanya Ibu tetaplah Ibu. secapek dan seribet papuntetap dijalani, tetap enjoy, bahagia, dan pasti ikhlas...

saya gak tau apakah itu bisa disebut sebagai jati diri.

sampai saat ini pun saya baru bisa menemukan 1 kalimat diatas. saya belum menemukan konsep jati diri itu sendiri. Bagaimana menemukannya, bagaimana menentuknnya, bagaimana merasakannya. Saya baru pada tahap, saya krisis jati diri, kemudian saya baru menemukan pengertian ideal apa itu jati diri, selebihnya, saya belum menemukan, apa jati diri saya itu.

Pernah juga saya baca blog seorang traner. dia menulis bahwa temukan hal yang kita suka, dan dengan begitu kita akan menjalani dengan enjoy dan totalitas.
ok, itu betul. tapi kadang kita merasa kita suka melakukan hal ini, tapi seiring sejalan akhirnya kita ngerasa ini bukan yang kita suka.
pertanyaannya: apakah pencarian itu wajar? sampai kita betul2 pda titik menemukan hal yang selama ini dicari/diharapkan.

next, pernah juga saya mendengar seseorang berkata: pilihlan apa yang bisa kita pilih, cinatilah apa yang harus kita jalani.
it;s mean selama masih ada kesempatan memilih ya boleh memilih, tapi saat kita dihaapkan oleh pekerjaan yang hrus kita kerjakan ya harus dikerjakan dengan sepenuh cinta. suka atau tidak pekerjaan itu. wadu,berat juga yaa..

so, jalan tengah nya apa ya??
hm.. banyak2 berdoa,, semoga Allah sennatiasa menunjukan jalan yang lurus, yang baik utk kita. karena kata Allah kan dia membei apa yangkita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan..
banyak membaca, mencari tau, diskusi, mungkin seiring sejalan kita bisa menemukan jati diri kita dan kita bisa menjalankan kehidupan kita dengan ikhlas baik dalam suka ataupun duka.

Hidup ini proses, untuk selalu mencari kebaikan demi kehidupan sesungguhnya, di akhirat nanti..

Selamat mencari jati diri, selamat berkontemplasi.


2 comments:

  1. kalo aku dulu sempat merasa krisis jati diri waktu pasca kampus, sebelum nikah, Nun. Semuanya serba mengambang di otakku. Masa depan seperti apa, rasanya kabur.
    Mungkin karena kodrat wanita yg akan 'mengabdi' pada suaminya nanti. Lahir batin. Lah, padahal suami siapa belum jelas sama sekali.
    Hingga akhirnya, menikah, jelaslah semuanya. Akan hidup dimana, menjadi istri yg seperti apa, ibu yg bagaimana, dsb.. :-)
    hehe,, tapi sementara, tetaplah berpetualang, nun.. Nikmati saja yg sekarang, enjoy, dan tetap berkhusnudzon padaNya.. semangat!!!!

    ReplyDelete
  2. iya mba.. aku juga berfikir begitu..
    dan itu bagian dari kontemplasi..hehe :)

    ReplyDelete