Friday, 27 May 2011

tentang blue print

Sebelum lulus S1, gak ada kepikiran untuk lanjut S2. biasalah, cita-cita anak muda, lulus kuliah, bekerja, nikah sama pria idaman, punya anak yang lucu2, tinggal dirumah yang nyaman, jalan2 ke luar negeri bareng keluarga, de el el.. intinya yang happy aja. yaa..maklum lah namanya juga mimpi kan.. hehe
wisuda memang bahagia, tapi asli, itu cuma berlangsung 1 hari itu aja. Besoknya mikir, kemana lagi yaa?? huuhhh...kayanya saat transisi kaya gitu saat asam lambung nya pada meningkat karena jarang makan dan stress yang gak berkesudahan. (haha, ini pengalaman.)
Dan, waktu yang terus aja berlalu semakin membuat ketidakpastian semakin tidak pasti. tes PNS gak ada yang lolos, ngelamar kerja gak dipanggil2.., dan gak ada yang ngelamar juga....hahhaaha
Kalo dipikir2, kok bisa ya malah banyak yang nge-blank setelah jadi sarjana. pada bingung mau ngelanjutin hidup. ibarat kata, hidup segan mati juga gak mau. padahal uda sarjana S1.
Pas lagi baca biografi atau perjalanan hidup orang-orang sukses, kurang lebih ada 1 persamaan diantara mereka. Dibelakang mereka ada orang yang berjasa membuat blue-print untuk mereka tanpa mereka sadari. Dan biasanya bukan karena keluarga mereka berkecukupan yang membuat mereka bisa sekolah dengan tenang. Rata-rata malah perjuangan nya teramat berat, sampai titik darah penghabisan.
Nah blueprint itu tidak tertulis secara tampak dan jelas. Biasanya, bueprint itu adalah nasihat2 dan harapan dari seorang Ibu, guru, atau orang2 disekitar dari orang2 sukses itu.
Secara gak langsung, harapan dan nasihat yang diberikan adalah arahan, program kerja, dan tahapan yang harus dilalui seseorang untuk mencapai kesuskesan. Selanjutnya usaha dan kerja keras lah yang harus dilakukan utuk seseorang mencapai kesuksesan.
sayangnya, banyak sekarang Ibu-ibu yang bekerja dan sangat konsentrasi pada pekerjaannya karena tuntutan profesionalitas. Walupun Ibu-ibu itu bekerja akhirnya gajinya untuk memfasilitasi anaknya, tapi mereka lupa untuk merancang atau membuat blue print anaknya. kalo kata temen saya, ya mereka kerja untuk nyekolahin anaknya di sekolah yang bagus. kalo uda sekolah ya uda tercapailah tujuannya.

__padahal kan gak semudah itu mencapai tujuan__

PR: sebelum membuat blueprint buat anak2 kita kelak, mari kita buat blue print untuk diri kita sendiri dulu. Apalagi kalo gak ada yang buat blueprint untuk kita..hehe..

Thursday, 5 May 2011

cinta adalah cinta.

Sebagaimana di masyarakat, menikah adalah menyatukan 2 perasaan pasangan yang saling mencintai untuk terikat secara agama dan secara negara. Menikah juga dinilai sebagai aktualisasi dari cinta yang diiringi dengan tanggung jawab. Istilah “cinta adalah sebuah kata kerja” akhirnya diartikan sebagai “pekerjaan” memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang kita cintai.
Menikah dan mencintai memang 2 hal yang tidak bisa dilepaskan dan saling terikat. Bisa diartikan menikah karena saling mencintai, atau menikah dahulu baru saling mencintai, atau menikah karena saling mencintai dan mengelola sebuah pernikahan dengan cinta.
Cinta adalah cinta, sebuah perasaan atau sebuah kegitan yang memang harus ada dalam setiap diri manusia dalam mengisi kehidupannya. Untuk beraktualisasi sebagai pemenuhan kebutuhan baik kebutuhan psikis maupun biologis. Namun,yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana cinta yang ada tersebut harus dilandasi dengan ilmu agar tidak salah merealisasikannya dan bagaimana agar cinta itu justru akan mendatangkan kebarokahan yang tidak hanya untuk diri sendiri melainkan untuk orang disekitar.
Cinta menjadi sebuah kata yang tidak sederhana karena mencintai harus berani untuk bertanggung jawab. Satu-satunya pertanggungjawaban adalah dengan menikah karena disana akan ada perjanjian tidak hanya dengan pasangan atau keluarga melainkan akan ada perjanjian dengan Allah SWT. Atas dasar itu, maka pernikahan atau rumah tangga akan diisi dengan aturan-aturan yang berlaku dari ALLAH SWT dan dibangun bersama-sama antar suami dan Istri dengan kerjasama yang baik dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang karena kecintaan pada Allah SWT.
Banyak teori atau ilmu tentang rumah tangga atau mengasuh anak. Namun setiap rumah tangga atau anak pasti berbeda dan akan memiliki teori tersendiri dalam pelaksanaannya. Disinilah tugas suami dan istri untuk sama-sama memformulasikan pelaksanaan rumah tangga yang Islami, sehat, harmonis dan penuh dengan kebahagiaan, dimana selain dari itu tentu ada hak dan kewajiban yang lain yang juga sama-sama harus dipenuhi.
Pernikahan adalah sebuah mitsaqon ghalizan, sebuah perjanjian yang berat. Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah, termasuk didalamnya dalam pemilihan calon dan proses menuju jenjang pernikahan . Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.