Saturday, 26 February 2011

amalan unggulan dan sholat berjamaah ^,^v

tiba-tiba jadi ingin menulis tentang sholat berjamaah..
setiap pulang ke jakarta, hampir setiap maghrib dan isya di lewatkan di masjid.
selain karena masjid nya terletak percis di sebelah rumah, nuansa masjid itu juga sangat mendorong utk di datangi. entahlah, mungkin karena masjid itu menyimpan banyak memori tersendiri sepertinya ^^
pas kemarin di jakarta, ada kejadian yang lumayan lucu pas sholat maghrib.

hari I:
maghrib td, jamaah putri dimasjid cuma sy dn ica (kls 2SD).
rakaat ke2 ada tmnnya si ica dtg dan ngebujuk si ica utk udahan dan cpt pulang. tapi si ica ttp gak bergeming dan fokus pada sholatnya (hebat kamu nak
ˆ⌣ˆ).
rakaat ke 4,si ica tiba2 jwb prtanyaan tmnya.
(sy uda niat nnt slesai sholat sy mau ngasih tau ica,ga boleh ngomong kalo lg sholat).
eh
...,setelah sujud rakaat ke4 si ica uda kaburrr
*jd ikut2an gak khusyu, nahan senyum2 sendiri (semoga gak dihitung batal ya Allah..) hehehe.. ^,^v

hari II:
Saya agak datang telat di rakaat pertama. di shaff putri sudah ada ica dn temen nya yg sdh sholat duluan.
pas lihat itu saya niat nnt slesai sholat sy mw blg ke ica ga boleh ngmong kalo lg sholat, karena kemarin kan gak sempet ngomong yaa.
Di rakaat ke2 mreka ngikutin imam bc alfatihah dgn lantang (semakin yakin, nanti selesai sholat harus ngomong ke ica ga boleh bersuara kalo lagi sholat-makmum).
Tapi di rakaat ke3, mreka mundur scra teratur dan perlahan.
Pas salam,mgkn mreka ud drmh nya..
*ga jd ngmong lg deh..


Well,Ica itu tetangga saya, tapi karena saya 5 tahun gak di jakarta jadi saya kurang tau rumahnya dimana.. mungkin saat saya meninggalkan jakarta 5 tahun lalu, umurnya baru 2 tahun..
Ok, itu gak penting dan bukan itu yang ingin saya share kan..haha :D :D
*Tapi, saya jd terinspirasi membiasakan anak-anak saya kelak untuk menjadi makmum sholat yang baik dan tertib.. (insyaallah..)

Saya jadi inget tentang dosen saya yang pernah bercerita tentang suaminya. Jika sedang di rumah, suaminya akan sangat merasa bersalah jika tidak sholat berjamaah di masjid. 3 anak laki-lakinya pasti akan ikut ayah nya, bahkan anak ke4 yang perempuan juga ikut, walapun ibunya -dosen saya- gak ikut..hehe... gapapa ya, kan perempuan gak wajib sholat di masjid.

Yang saya fikirkan saat itu adalah, karakter si ibu ini yang sanguinis aktif, energik, dan sukses dalam karirnya (bukan dosen biasa ^^) versus karakter si ayah yang sabar, ke-bapak-an, dan perhatian (profesi sebagai guru dan tidak seaktif si ibu tapi menjabat sebagai Pak RW).

Saya melihat, kesuksesan beliau berdua dalam berumah tangga dan berkarier, ada sesuatu yang melatar belakangi. Selain sifat, karakter, dan aktivitas yang berbeda tapi bisa dipadukan, ada satu kekuatan lagi yang menjadi rahasiaya. Ketekunan ibadah si ayah + suami yang konsisten walaupun ibadah yang sederhana.

Yup. Ini dia. Amalan unggulan. Tidak perlu ibadah yang sulit, seperti puasa daud atau ibadah haji mungkin, yang penting konsisten dan ajeg dalam pelaksanaannya. Dalam kondisi apapun, untuk melakukan amal unggulan ini, akan diusahakan semaksimal mungkin. Efek langsung yang dirasakan kalo tidak melakukan sekali saja, maka akan ada rasa bersalah dalam diri.

"Apabila konsistensi itu terbiasa diusahakan untuk selalu direalisasikan, maka secara gak langsung hal tersebut membiasakan diri untuk membentuk kepribadian yang tekun dan gigih dalam mencapai sesuatu"

Kata orang tua, kesuksesan itu 90% adalah ketekunan dan kerja keras. sisanya kepintaran.
Betul juga sih, Allah kan akan merubah suatu kaum jika kaum itu mau berusaha kan..
Selain itu, saya fikir konsistensi juga akan melahirkan konsekuensi. Dengan tekad dan kefokusan sebagai efek dari konsistensi, maka saat ditengah proses menjalankan ada hambatan yang besar sekalipun akan diuasahakan untuk diatasi. Secara otomatis, pribadi yang konsekuen atau bertanggung jawab pun akan terbentuk. Dengan kata lain, Totalitas.
*semoga totalitasnya seiring dengan cara yang digunakan, yaitu benar dan baik.

Finally.. konsistensi dan ketekunan dalam berusaha harus dilatih sejak dini agar terbiasa sehingga kedepannya akan lebih luwes dan gak kaget jika ada tuntutan masa depan yang menuntut untuk menata dan mengusahakan banyak hal secara konsisten dan konsekuen.

conclusion:
Terbiasa melakukan amal unggulan secara konsisten akan menjadikan pribadi yang tekun, sungguh-sugguh, konsekuen, dan totalitas.

Tentang sholat berjamaah..

Amalan unggulan tidak harus sholat berjamaah. Apa saja, selama sanggup dan dilakukan dengan cara yang benar itu akan menjadi dopping untuk suplemen diri. Puasa sunnah, sholat rawatib, sholat dhuha, Tahajud, tilawah, apapun itu yang penting konsisten-lah.. karena masing2 mempunyai keistimewaan sendiri2. Diantara itu semua, yang paling saya suka adalah puasa sunnah (walaupun sekarang sudah sangat jarang sekali dibanding dulu masih aktif jadi mahasiswa ^^v). Karena shaum atau puasa hanya diri kita dan Allah yang tau. temen2 gak bakal tau kalo kita gak bilang kan.. hehe

Tapi tentang sholat berjamaah, ada keistimewaan tersendiri. ini tentang sosial kemasyarakatan. atau mungkin tentang hal membangun sebuah hubungan horizontal. Seperti yang kita tahu, ibadah itu kan hubungan vertikal antara hamba dengan Tuhan nya. Nah, kalo ada ibadah yang apabila dikerjakan akan melaksanakan dua hubungan sekaligus yaitu vertikal dan horizontal, itu seperti mendayung 2 tiga pulau terlampaui, efektif an efisien. hehe..

- Dengan Sholat berjamaah di masjid, ada pertemuan intens antara kita dengan tetangga atau masyarakat. Ada sapaan atau obrolan singkat setelah usai sholat berjamaah. Biasanya efektif untuk bapak-bapak yang sibuk di kantor sehingga jarang bersosialisasi dengan tetangga. Sholat berjamaah maghrib, isya, atau subuh di masjid dekat rumah, secara tidak langsung adalah sapaan ramah kepada tetangga. Jadi, masih tampak ada "orangnya" dan ini akan mempengaruhi keberadaan di lingkungan masyarakat. nb: rumah adalah tempat pertama dan utama untuk tinggal. tetangga adalah orang pertama yang akan menolong jika terjadi sesuatu di rumah kita..

- Dengan sholat berjamaah, ada hubungan kedekatan yang dibangun secara tidak sadar saat banyak insan bersama2 melakukan gerakan dan sujud ke satu arah. Tidak ada ibadah sekompak sholat berjamaah. Di semua negara di dunia, pastilah sujud itu menghadap ke kiblat, ada bacaan sekaligus doa yang dipanjatkan secara bersama. Awesome! walaupun agk mungkin semua negara melakukan sholat secara serentak karena perbedaan waktu yang ada, pastilah setiap detik di muka bumi ini ada yang sujud seilih berganti tak pernah henti ke satu arah. kiblat. Semoga disinilah ta'liful qulub atau ikatan hati antar saudara seiman itu tumbuh.. saudara seiman di seluruh dunia, walaupun berbeda mazhab, golongan, partai, atau apapun itu.

- Di proses sholat berjamaah, ada yang memimpin, ada yang dipimpin.. serentak. begitulah kehidupan, ada yang memimpin dan ada yang dipimpin. untuk membiasakan koordinasi yang baik, dan semua akan terorganisir dengan rapih. Semoga para pemimpin di negeri ini dan belahan dunia manapun, juga menjadi imam di jamaah-jamaah sholat. agar hubungan yang tercipta tidak sekedar hubungan formalitas, tetapi ada hubungan cinta yang muncul karena kecintaan yang sama kepada Tuhannya, Allah SWT.

- Sholat berjamaah dengan suami dan anak-anak di rumah juga akan semakin mempererat hubungan emosional keluarga. karena kegiatan yang dilakukan bersama ini, bukan sekedar kegiatan biasa, melainkan kegiatan yang dilakukan bersama dengan sang Kholik.

#jadi ingin lebih memaknai suami adalah imam untuk keluarga. Kira-kira parameternya sering sholat berjamaah di masjid atau sering jadi imam sholat di rumah ya?? kalo sholat berjamaah di masjid terus, kan gak jadi imam sholat dirumah..
haha, gak penting, gak nyambung. :D :D

No comments:

Post a Comment